Hari yang tidak diharapkan Gulf akhirnya datang. Di sinilah Gulf, berdiri di taman belakang restoran mewah, menggunakan setelan jas tak berdasi serta kedua kancing teratas sengaja tak dikancingkan menggambarkan CEO muda yang siap bermalam bersama wanita guna melepas penat. Namun sayang, hal itu hanya delusi. Nyatanya dirinya sekarang dikeliling oleh para kolega Ayahnya serta teman Ibunya yang sedang menghadiri acara pertunangannya.
Benar, acara pertunangan Gulf dengan Poom hari ini terlaksana.
"Wow! Lihatlah siapa yang mau bertunangan ini? Dadakan sekali seperti tahu bulat." Goda Off mencolek dagu Gulf dengan alis diturun naikan.
Teman-temannya tidak tahu bahwa Gulf memiliki tunangan balas budi ditambah ia bukan tipe orang yang suka berkeluh kesah masalah dengan orang lain kecuali orang itu benar-benar dekat dengannya. Karena prinsip yang ia bangun begitu kuat, mempercayai jika teman sendiri pun bisa menjadi musuh dimasa mendatang nanti.
"Aku kalah denganmu, Nong. Sepertinya dengan segera aku akan melamar Prem," ucapan Boun berhasil membuat kekasihnya tersipu malu.
"Diamlah jangan banyak bicara," sergah malu-malu Prem. Hatinya sudah seperti dikejar setan dag dig dug serrr.
"Ekhem, situ yang bersahabat lama kapan jadinya?" kelakar Siwat menekan kata sahabat pada kalimatnya.
"Siapa yang sedang kau bicarakan?" Boun ikut andil mengerjai seniornya yang hanya diam memperhatikan keduanya.
"Temanku seorang wanita dari fakultas hukum," kata Siwat kemudian menatap pemuda yang memiliki mata monolid, "Apa kau mengenalnya, P'Off?"
Off mengerutkan dahinya, kenapa ia tidak pernah mendengar kabar mengenai gadis satu fakultas dengannya yang pernah mengalami cinta satu sisi?
Jangan heran bila Off bertanya-tanya, sebab ia kenal semua gadis yang ada di fakultasnya. Dia seorang player ingat.
"Tidak, apa kau yakin dia anak hukum?" Siwat mengangguk mantap. "Siapa namanya? Mungkin dia butuh teman untuk bercerita."
Boun serta Siwat kompak meledakan tawanya melihat raut jengkel Gun. Aku beritahu sebuah fakta, Gun adalah sahabat bagi Off namun Off adalah crush bagi Gun.
"Ada yang retak tapi bukan kaca," gurau Siwat. Masih gencarnya menggoda pasangan OffGun. Melupakan eksistensi orang yang punya acara.
Gulf sudah pergi dari lingkaran setan itu, menuju meja yang tertata minuman serta makanan ringan saling berderet banyak jumlah dan macam. Saat hendak mengambil salah satu gelas berisi mocktail ada seorang pria menghampirinya dengan pandangan memuja. Bukan masalah umum baginya untuk dipandang seperti itu, sedari kecil pun ia sudah dipandang memuja membuatnya terbiasa hingga sekarang. Tapi pertanyaannya mengapa pria itu menatapnya seperti sedang tertarik dengannya secara seksual? apa dunia akan berakhir?
"Hei." pria asing itu menyapa Gulf. Namun, tidak ada respon oleh dia.
"Alone?" Logat khas Amerika sangat kental pada pria di sampingnya ini membuat Gulf menukikan alis secara reflek. Ia tak seberapa menguasai bahasa asing, namun bisa mengerti asalkan jangan terlalu cepat itu membuatnya tak kuasa untuk menjawab.
"Seperti yang kau lihat." Mau tak mau dia harus menanganggapi dengan sabar menggunakan bahasa Inggris.
Pria itu tersenyum penuh arti entah menandahkan apa, Gulf tak mau ambil pusing.
Mata Gulf berpendar melihat satu keluarga yang baru datang yang langsung disambut baik oleh Ibunya. Gulf baru mengetahui jika Ibunya berteman dengan Ibu paman gila itu. Dia mengetahui ketika tadi pagi saat dirinya berganti jas, ia tak sengaja mendengar nama paman itu masuk dalam list undangan. Dia menjadi penasaran bagaimana bisa Ibunya mengundang orang asing yang akhirnya mau tak mau Gulf bertanya dan Ibu Aim cerita semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] I Found You (MewGulf)
FanfictionPemuda yang memiliki pamor playboy dan berandal tak pernah membayangkan menjadi pihak bawah. Namun, seorang pria berbuntut satu membalikan dunianya begitu saja dengan lancang. Lantas, apa pemuda itu menerima kehadiran pria tersebut dihidupnya? "Papa...