Hawoo kita bertemu lagi ⸜(。˃ ᵕ ˂ )⸝
—Mild yang pertama kali masuk tidak menyangka rumah kakaknya akan menjadi kandang babi dadakan. Apa sekarang kakaknya menjadi miskin sampai-sampai tidak bisa membayar gaji para maid?
Lupakan, ia melihat sosok pemuda berada di tengah kericuhan itu—agaknya dia babinya.
Manyapa dahulu terdengar lebih baik, "Halo dik, apa kabar?" Mild memasang senyum manis. Gaya super modis—keliru, penampilan sudah persis tembok TK masih membuat Gulf tidak percaya bahwa wanita ini yang pernah ia selamatkan dari preman jalanan.
Anehnya rasa sanjung atas kecantikan itu sirna mengingat fakta bahwa orang ini adalah istri dari paman tua itu. Ya, Gulf punya dendam tersendiri.
Memicing tak suka Gulf melipat tangan di depan dada semakin menyandarkan diri pada punggung sofa, "Hey tante, aku sudah kuliah namaku Gulf bukan dik."
Mild tersenyum kikuk, "Tapi aku lebih tua darimu."
Mendesis kasar, "Iya aku tau tante memang lebih tua, ah sudahlah pokoknya aku bukan adikmu jadi jangan panggil aku dik." ketus Gulf dengan tampang yang dibuat segarang mungkin.
"Ba-baik, Gulf kan namanya." jawab Mild masih mempertahankan senyum manisnya, menahan hasrat untuk tidak melemparkan baguette bag sedang ia genggam ke pemuda sok ini.
Seandainya Mild mendengarkan kakaknya tuk tidak datang hari ini. Akan tetapi nasi sudah menjadi bubur. Tidak ia gubris perkataan sang kakak berakhir berhadapan dengan kucing sedang kesakitan alias galak. Berbeda jauh dengan perlakuan saat bocah itu menolongnya sungguh manis yang sebenarnya Mild lebih dulu mengamati bagaimana modelan Gulf pertema kali bertemu. Penampilan urakan menjadi salah satu dari poin yang ada. Namun, sesuatu membuat dirinya lebih bingung adalah selain fuckboy kalau kata anak sekarang, pemuda ini memiliki wajah bayi berkulit putih mulus, sempat membuat iri dirinya sebagai perempuan. Dia gagal teman-teman.
"He'em, ada perlu apa kemari?" berbicara dengan tidak menghilangkan nada ketusnya, sedangkan Mild menaruh bokongnya di armed chair walau sedikit jijik dia menyingkirkan bungkus jajanan dan serpihan keripik berceceran.
"Kemana semua maid di rumah ini?" dumelnya.
"Suamimu yang menyuruh mereka untuk tidak membersihkan semua ini."
Merasa cukup normal buat disebut tempat duduk Mild mulai melanjutkan menanggapi Gulf, "Aku belum menikah, nong."
"Iya tau, tante mana mau megakui, sudah pasti tante yang selingkuh disini." berdecak tak habis pikir, "Kasihan sekali Aron memiliki ibu tidak perhatian kepadanya."
"Hah?" kedua alis menukik heran, kakaknya bercerita pada bocah angkuh ini? Mustahil.
"Tidak usah seperti tukang keong, tente lebih baik pergi, Aron sudah menjadi tanggung jawabku bersama tunanganku."
Mild benar-benar seperti orang dijejali obat illegal yang mampu membuatnya linglung, pusing memikirkan apa maksud perkataan yang lebih muda.
"Tunangan? siapa yang bertunangan?"
"Tante pasti sudah bercerai dengan pak tua itu 'kan, jika belum mana mungkin kau baru manampakan diri sekarang."
Bilah diamati sepanjang kalimat yang bocah ini katakan, 100% ditujuhkan padanya. Berarti...
"Pfftt—"
Gulf menjujung keatas kedua alisnya. Tante didepannya ini selain antagonis juga gila sepertinya. Dia lagi serius malah dibercandain.
Tidak bisa sekedar ditahan lagi Mild meledakan tawa keluar begitu saja.
"Hahahaha apaan, Kau mengira aku istri kakakku? Bwahaha kocak dan apa? Kau tunangan kakakku? aduh aduh perutku astaga hahaha." tawa terpingkal-pingkal berhasil memuncahkan angkara yang berkubang dikepala Gulf.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] I Found You (MewGulf)
FanfictionPemuda yang memiliki pamor playboy dan berandal tak pernah membayangkan menjadi pihak bawah. Namun, seorang pria berbuntut satu membalikan dunianya begitu saja dengan lancang. Lantas, apa pemuda itu menerima kehadiran pria tersebut dihidupnya? "Papa...