Breakfast (M)

3.1K 235 8
                                    

cahapter ini mengandung adegan dewasa mohon bagi minor jangan ya dek atau perlu Grizz puterin lagu mundur alon-alon? nah ok lah selamat membaca semua-!
--

Tangannya menyibak selimut yang membentangi badannya, menemukan ia tengah shirtless sekarang. Manatap sekitar sudah ada baju tergeletak berserakan di lantai.

Netranya melotot horor menemukan sosok Mew mengenakan bathrobe keluar dari kamar mandi sambil mengusak rambutnya yang basah dan jangan lupakan benda persegi digenggaman menjadi fokusnya.

Gulf sengaja terbatuk agar menarik perhatian. Dan benar, cara itu berhasil.

"Sudah bangun?" memutuskan mengawasi si pemuda tidak peduli gawai yang ia lempar ke sofa terdekat.

Gulf memanggut sekali.

"Apa yang terjadi pada pakaian ku?" tanyanya.

Mew memasang aksi berpikir, bibir bawah dimajukan dengan satu tangan menempel didagu dan satu lagi berkacak pinggang menerawang jauh seakan berusaha mengingat sesuatu yang telah lama dilupakan.

"Hmmmm mari kita ingat, semalam..." mendesis kemudian mengerling nakal. Sudah mau terbahak melihat raut was-was terpasang diwajah bocah yang diakui oleh Aron sebagai papanya.

"Sepertinya aku memasuki mu lagi." lanjutnya main-main.

Gulf akan melemparkan vas berada di atas nakas sebelum kemudian Mew menjitak kepalanya. Harusnya tak sampai menyakiti tapi Gulf mangaduh kesakitan.

"Bercanda nak, bercanda."

"Bajingan, lalu kenapa aku tampak begini? bisa saja aku salah paham bahwa kau menyentuhku!"

"Aku memang menyentuhmu."

"Haha so funny huh." Gulf memutar bola mata malas tak lagi tertipu dengan perkataan paman lebih tua darinya.

"Aku bersumpah." Mew berkata dengan mimik serius.

Oke vas lagi-lagi barang yang dipilih Gulf hendak dilemparkan ke pria Suppasit.

"Twice." terkekeh, akhir-akhir ini menggoda Gulf adalah salah satu kesenangan tersendiri bagi Mew. Tungkai kaki bergerak mendekat, mempertemukan pantatnya pada pinggir ranjang, "Semalam kau sangat mabuk dan melepaskan pakaianmu sendiri karena kepanasan efek minuman, beruntung aku tepat waktu mencegahnya tidak terlepas semua."

Gulf membulatkan mulut paham dengan situasi semalam, selanjutnya dia memasang wajah datar, "Abaikan semua yang keluar dari mulutku kemarin malam kau tau jelas keadaan ku sedang mabuk ditambah butuh pelampiasan dan kau dengan bajingannya memanfaatkan momen itu."

"Kau saja yang mudah ku manfaatkan."

Berdecak tak suka lebih memilih berangsung dari atas kasur, memungut kemeja putih di lantai dan memakainya-milik paman itu sepertinya. Kancing sudah terpasang hingga atas sebelum tangan lain menariknya kini ia berada dipangkuan orang tersebut. Gulf hanya memperhatikan bagaimana tangan itu dengan pas memeluk pinggangnya.

"Terimakasih, kau semalam bercerita banyak tengtangmu padaku." mengangkat pandangan dengan tersenyum lembut. mengecup perpotongan leher.

"Kau semalam berbicara mengenai tidak percaya lagi tentang cinta bukan?" jedah sejenak, "Apa kau mau percaya cinta itu dengan menerima kehadiranku?"

Alis Gulf menyatu tidak mengerti pembahasan mereka mengarah kemana.

"Cobalah lihat aku sebagai manusia normal, kau menerimaku.. hanya aku, paham Gulf?" bukan sebatas gertakan, mata tajam kelam yang memandangnya penuh makna sebuah ketulusan mampuh menggerakan hati.

[End] I Found You (MewGulf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang