Hlo readers ksyangan Grizz😎🤙
btw apa kalian masih kenal dengan cerita ini jika covernya Grizz ganti?
kalau kalian gk kenal yaudah biasain soalnya cover yg lama sudah kehapus xixixi ngkak abiez🤭selamat membaca semua~
—
Tembok bercat pastel adalah pemandangan pertama yang Gulf lihat ketika membuka mata. Pemuda itu memandang nakas di samping kasur dalam diam, bernafas tanpa suara dengan kebingungan yang membuat kepalanya nyeri luar biasa. Tangan pemuda itu bergerak menemukan lengan melingkar pas diperutnya. Sejenak berpikir hingga menit bergulir satu angka barulah suara deep menginvasi.
"Selamat pagi." bersuara tepat ditengkuk berhasil membuat sekujur tubuh Gulf meremang.
"Kenapa paman bisa di sini?" pemuda itu tidak repot menahan aksen galak.
"Kau jahat sekali." Mew mencebik, "Aku yang merawatmu bocah."
Menerkah kembali apa yang ia alami kemarin malam. Dirinya teringat membeli takoyaki di restoran 24 jam melalui delivery order sebagai makan malamnya. Namun ia tidak tahu makanan khas Jepang yang terbuat dari adonan tepung terigu dengan potongan gurita itu di dalamnya ada campuran bubuk udang. Peka dengan rasa udang yang menyengat dia memutuskan membuang ke tempat sampah dan mengutuk diri sendiri. Sialnya lagi jam kerja para maid sudah habis. Sedangkan Aron telah tertidur karena jam sembilan memang jam tidur anak itu. Gulf yang tidak kuat berjalan sekedar menghampiri bodyguard untuk meminta tolong akhirnya lebih memilih berbaring pasrah menunggu orang menemukannya. Waktu itu dia sama sekali tidak punya pikiran untuk mengabari siapa pun terlampau kalut meredahkan rasa sakit yang menderah.
"Sebenarnya tidak butuh."
"Ulangi, siapa yang tidak butuh hm?" Mew membalik pelan tubuh Gulf untuk leluasa menilik wajah manis sehabis bangun tidur itu, "Seharusnya ku tinggalkan saja kau dan menuntaskan tugas kantorku."
Pemuda Kanawut memang tahan dengan segala jenis alkohol tidak dengan sakit, tingkat manjanya melebihi bayi haus perhatian orang tuanya.
"Ekhem, tenggorokanku kering, butuh air bening." Sial Gulf kenapa kau salah tingkah.
"Wajahmu memerah sayang." mengusap lembut pipi gembil menggunakan ibu jarinya bak porselan sedang dirawat sebaik mungkin.
Panggilan menggelikan masuk tepat berbicara disebelahnya. Menggigit kecil bibir bawah bagian dalam sebagai pengalihan afeksi yang dirasakan.
"Kau sedang malu?"
"T-tidak." Gagap Gulf. Sesungguhnya malu berbicara terbatah seperti itu, secara dirinya masih menyandang judul straight. Harga diri masih dipertarukan disini. Tapi entah mengapa semua tak sejelan dengan otaknnya.
Mew terkekeh mendengar jawaban terbatah dari Gulf, "Akan kubuat sakit terus jika kau begitu manjanya saat sakit." Mew mengecup bibir merah itu singkat terlampau gemas dengan tingkah bocah ini.
Gulf terhening mencerna apa yang barusan terjadi. Persekon selanjutnya segerah mendorong wajah rupawan itu secara kasar, "Mulut mu bauk paman, jangan dekat-dekat denganku." desis Gulf yang langsung mengelap bibirnya sendiri sehabis dicium secara kurang ajar tanpa izin.
Mew Speechless, seumur-umur belum pernah ada secara terang-terangan mengatainya bau mulut. Harga dirinya terluka sekali ya ampun.
"Enak saja aku sudah sikat gigi sebelum kau bangun, bocah." berucap sinis. Ayah dari satu anak itu akhirnya menyerah, kembali ke posisi dimana seharusnya terjadi dari tadi—posisi terlentang. Karena tak mau menganggu sang bocah sedang terdiam sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] I Found You (MewGulf)
FanfictionPemuda yang memiliki pamor playboy dan berandal tak pernah membayangkan menjadi pihak bawah. Namun, seorang pria berbuntut satu membalikan dunianya begitu saja dengan lancang. Lantas, apa pemuda itu menerima kehadiran pria tersebut dihidupnya? "Papa...