Sudah tiga minggu terhitung sejak kejadian buruk menimpa Gulf. Sekarang dia tinggal satu atap dengan tunangannya. Gulf memutuskan untuk menjauhi Mew, dia ingin mengembalikan kewarasannya dan kembali ke jalan yang lurus.
Seminggu yang lalu sesampainya di rumah, Gulf disidang mati-matian oleh kedua orang tuanya sedangkan dia tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya hanya dapat bungkam seribu bahasa. Menyebabkan Tuan Kanawut habis kesabaran dan hari itu juga mereka ke tempat tinggal keluarga Charu guna menyelenggarakan kembali acara pertunangan dengan dihadiri orang terdekat saja di kediaman Kanawut. Kedua pihak sudah malu mengadakan pesta besar-besaran lagi.
"Selamat pagi, Gulf," sapa gadis cantik tengah berkutat dengan bahan masakannya.
"Hm," jawab Gulf singkat. Ia mengambil apel sebagai menu sarapan paginya.
"Kau tak sarapan lagi, sayang?" Menatap Gulf dengan gurat kecewa yang kentara.
"Tidak akan dan jangan urusi kehidupanku, kita tinggal seatap sudah lebih dari cukup."
Setelah selesai mengikat sepatu sneakersnya, Gulf berlalu keluar dari unit apartemen menuju basement.
Poom heran, mereka telah resmi bertunangan bukan lagi dua orang tanpa hubungan, tapi Gulf tetap memperlakukannya bagai orang asing yang tinggal serumah.
• • •
Gulf memakirkan motor di lapangan luas kampus, terdapat papan kecil berdiri tegak bertulisan 'khusus vvip/tamu'
Ah masa bodoh, dilarang pun ia tetap akan memarkirkan motornya di situ. Berani memindahkan atau membuat motor miliknya tergores maka orang itu akan habis di tangannya.
"Para dosen akan menangis haru melihat kau datang jam segini," kata Off berlebihan. Kawannya itu hanya menganggap kuliah sebagai formalitas, datang pukul sembilan pagi sudah menjadi pecapaian terbesar bagi Gulf.
"Guulllfffff...."
Pemuda Kanawut menutup matanya sekejap saat mendengar suara wanita yang memanggilnya nyaring memekahkan telinga.
"Kau kenapa beberapa hari ini tidak ke kampus? aku sangatttt merindukanmu~" Wanita itu langsung bergelayut manja pada Gulf yang sedari tadi masih berdiri.
"Aku saja tak mengenalmu, lepaskan," jawab Gulf ketus.
"Tapi kita pernah sex dan aku tau kau mencintaku jadi aku juga mencintamu." Suara mendayu wanita itu menggelikan seraya mengguncang-guncang bisep Gulf.
Batas kesabaran Gulf telah habis, ia menaruh telunjuknya ke dahi gadis yang jauh lebih pendek darinya dan mendorongnya dengar kasar. "Berisik!" Maki Gulf kemudian Ikut mendudukan diri di bangku yang sengaja disediakan untuk para pelajar mengerjakan tugas atau sekedar bersosialisasi.
"Pergilah Irin, dia sudah bosan denganmu." Kalimat kalem dilontarkan Siwat berhasil mengusir gadis itu dengan kesal menghentakan kakinya pergi.
"Oh namanya Irin," beo Gulf.
"Kemana saja kau? dia di jurusan yang sama dengan kita dan paling cantik juga sefakultas," papar Siwat.
"Seperti baru mengenal Gulf kemarin sore saja kau," kata Off. Membuat Siwat menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Sepertinya mood mu sedang buruk ya?" Tanya Boun penasaran.
Gulf terdiam, menyandarkan tubuhnya pada punggung bangku. "Ya, aku sedang tidak dalam mood yang bagus."
"Kenapa?" tanya Boun lagi.
"Jika kau ditawari tinggal serumah dengan orang yang bahkan baru mengenalmu dua bulan, mau tidak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] I Found You (MewGulf)
Fiksi PenggemarPemuda yang memiliki pamor playboy dan berandal tak pernah membayangkan menjadi pihak bawah. Namun, seorang pria berbuntut satu membalikan dunianya begitu saja dengan lancang. Lantas, apa pemuda itu menerima kehadiran pria tersebut dihidupnya? "Papa...