Ordinary Day

1.5K 138 8
                                    

Hehehe Grizz back hehehe...
enjoy ye, jan lupa votmennya


Sungguh Gulf tak pernah berekspetasi berada dipelukan seorang laki-laki ketika membuka mata saat pagi hari. Belum lagi perilaku mesum yang tidak pernah tertinggal dari paman itu, sudah menjadi satu kesatuan mungkin. Di mana kecupan membubuhi Gulf, dari area wajah turun ke bagian ceruk leher sampai pinggang bahkan jika ada kesempatan bibir itu akan menyerang bongkahan kenyal yang tertutup celana sepaha.

Gulf pada dasarannya peka dengan gerakan bila terlelap, maka dengan cepat ia bisa menghentikan cumbuhan Mew sebelum benar-benar melakukan yang lebih.

"Emh kau breng—"

Belum lancar memberi sumpah serapah, lumatan kembali ia terima. Jelas Gulf tidak bisa melawan.

"Good morning, baby boy," ucap Mew dengan rupa watadosnya. "Hari ini kuliah tidak?"

Dia tetap melanjutkan aksi mengecupi seluruh wajah Gulf tanpa peduli rengutan dari si empu. Karena Mew suka Gulfnya terlihat lucu jika sedang marah.

"Nanti siang ish... sekarang biarkan aku tidur," rengeknya masih mengantuk agaknya.

Mew gemas demi apapun. Membimbing tangannya untuk mengelus pipi berisi itu.

"Sarapan dulu, Aron sudah menunggu kita di bawah."

"Kau saja, aku menyusul." Membalikan tubuhnya menjadi terlentang, tak lagi menghadap samping dengan mata yang setia tertutup karena terlalu berat sekedar terbuka sedetik.

Mew mengukung pemuda itu. Sengaja menggesekan hidung ke si manis dan berhasil membuat Gulf bergumam tak jelas sebab terganggu.

"Bangun." Suara rendah sebagai peringatan.

Gulf berdecak, "Ayolah aku hanya butuh tidurku."

"Aron juga butuh kita untuk makan bersama."

Mengarahkan lengan si manis untuk melingkari lehernya. Dan Gulf melenguh ketika bibirnya dijamah lebih dalam, selanjutnya dibuat merinding geli saat tubuhnya digerayangi di balik kaos oleh tangan bejat Mew.

"Paman aaahhh berhenti! Aduh jangan digigit nanti Aron akan bertanya yang macam-macam."

Mendongak sambil menjambak surai legam Mew. Tanda kemerahan jelas membekas dilehernya dan sudah pasti susah menghilangnya, bila dihitung paling cepat dalam kurun seminggu.

"Bilang saja kau digigit nyamuk," kekeh Mew melanjutkan dengan menyapa nipple Gulf dengan ujung lidahnya.

"Daddy nyamuknya." Suara cadel khas anak kecil menginterupsi dari sebelah kanan mereka.

Kedua orang dewasa itu lantas terperanjat membenarkan posisi mereka dengan benar, lebih tepatnya Mew yang grasak-grusuk sedangkan Gulf santai tetap goleran di atas kasur.

"Selamat pagi jagoan." Meski tidak terlalu kentara namun sebenarnya Mew tengah tersenyum masam. Lalu mendudukan anaknya ke pangkuan.

"Tidak pagi untuk Daddy," celetuk Aron dengan wajah marahnya. "Aku menunggu Daddy dan Papa di bawah tapi kalian malah bermain sendiri, tidak ajak-ajak Aron."

"Daddy tadi membangunkan Papa nak, bukan bermain." Mew dengan tipuan muslihatnya.

Tiba-tiba bocah 6 tahun itu menundukan kepalanya merasa sedih.

"Maafkan Daddy, Daddy janji tidak akan membuat Aron menunggu lama lagi." Memberikan jari kelingkingnya berharap dibalas namun putranya tetap saja menunduk. Aneh memang, padahal tidak ada yang lagi mengheningkan cipta.

"Aron tidak mau punya adek."

Gulf yang niat awalnya tidur tidak jadi setelah menangkap perkataan bocah 6 tahun itu. Mew juga ikut tercengang mendengarnya.

[End] I Found You (MewGulf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang