"Sir, maaf mengganggu anda menikmati kopi tapi tuan muda mengamuk ingin kehadiran anda menemuinya."
Mew yang hendak menegak kopinya urung mendengar laporan salah satu maid terlihat sudah menyerah menangani Gulf.
"Terimakasih, aku akan menemuinya." beranjak pergi meninggalkan pagi khidmat ditemani segelas kopi demi bocah yang—anggap saja rindu padanya.
Umpatan sebagai penyambut kedatangan sudah biasa baginya. Mew bersandar pada kusen pintu dengan lipatan tangan di dada. Di atas kasur sana Gulf sudah memandangnya macam orang kesetanan.
"Ada apa?" tanya Mew santai tak ada niatan mendekat.
"Bisanya kau bersikap biasa aja dasar pak tua brengsek! kau meninggalkanku setelah memakai tubuhku, kau kira aku jalang diluar sana hah!!"
Astaga anak ini sensi sekali.
Pada akhirnya Mew berjalan mendekat terus mengawasi Gulf yang memandangnya menghunus.
Seharusnya Mew tahu, duduk di samping Gulf adalah pilihan yang salah berakibat sebuah bantal empuk mendarat di wajahnya.
"Jangan dekat-dekat denganku."
"Takut setelah ku lihat semua bagian tubuhmu dua kali, kid?" mendengus kocak mengamati siasat si muda.
Gulf siap melakukan aksi bela diri disini namun emosinya seketika menguap, sadar sepasang sepatu sepak bola tergeletak di tengah kasur.
"Menyogokku huh?" tanya Gulf mengangkat satu alis.
"Suka?"
"Retorik." menatap Mew malas, lalu menenteng sepatu yang dulu dipakai oleh idolanya sebelum pensiun.
"Ini tidak ada kecuali kau mendapatkan pelelangan di Afrika, kapan kau ke sana? kenapa tak mengajak ku." bertanya dengan atensi penuh pada sepatu membuat Mew memutar mata.
"Mana mungkin orang sibuk seperti ku punya waktu terbang ke negara orang." Mew mencium harum stroberi di surai Gulf diam-diam tersenyum senang, ternyata maid sudah memandikan bocah ini. Teringat janji pada nyonya Kanawut Mew kembali menatap serius Gulf.
"Aku berjanji pada Ibumu, mengantar mu pulang untuk mengukur baju pernikahanmu."
Mata Gulf membola sempurna, menjatuhkan sepatu pemberian Mew dramatik. Terkejut paman sial ini berbicara pada Ibunya.
Gulf memicing curiga, "Kau mengatur ini untuk melakukan pelecehan terhadapku 'kan."
Pantas merasa aneh dirinya masih dibiarkan tinggal disini. Biasanya tak peduli ia lagi dimana pasti sudah diseret-seret dibawa pulang.
"Jangan berkata aku seolah penjahat, aku hanya menuruti mu supaya sadar sendiri apa perbuatanmu itu benar atau salah."
"Tapi lihat, kau memang tak sadar masih bersikap seperti bocah suka lari dari masalah, bukan salahku memanggil mu sesuai kelakuanmu."
"Aku tak mau pulang! tidak ada pernikahan titik." tatapan mereka baradu tajam, tidak sih hanya Gulf sedangkan Mew menaikan alisnya.
"Jangan katakan padaku, Ibumu yang bisa memutuskannya dan aku sudah berjanji, sekarang cepat sarapan."
"Ayolah paman bantu aku membatalkan pernikahan ini." Gulf memandang Mew seperti anak anjing minta di elus.
Mew membalas tanpa ekspresi tak lagi terbujuk, "Kau kira aku akan tertipu olehmu lagi, tidak."
"Pak tua sialan, awas saja kau tak boleh memelukku lagi."
"Oh... berharap ku peluk?" tatapan angkuh Mew terpancar.

KAMU SEDANG MEMBACA
[End] I Found You (MewGulf)
FanfictionPemuda yang memiliki pamor playboy dan berandal tak pernah membayangkan menjadi pihak bawah. Namun, seorang pria berbuntut satu membalikan dunianya begitu saja dengan lancang. Lantas, apa pemuda itu menerima kehadiran pria tersebut dihidupnya? "Papa...