"Kusarankan setelah ini segeralah kerumah sakit ok."
KRAKK
Suara masa depan hancur itu berasal dari selangkangan preman yang di tendang oleh Gulf.
"Aoh maafkan Nong Gulf, Phi." Dia membuat raut kaget yang sangat tak natural. Tapi selanjutnya Gulf tersenyum pongah melihat lawannya terjembab ke trotoar sambil memegangi selangkangan yang terasa ngiluh.
Setelah mengurus brengsek satu, terbitlah brengsek satunya yang hampir menonjok mata Gulf tapi dengan jurus seribu bayangan miliknya ia dapat menghindar. Disusul kaki jenjangnya menendang kepala pria itu dari samping hingga terguling tak sadarkan diri dengan darah keluar dari lubang hidung.
Gulf belum merasakan pegal disekujur tubuhnya, dia akan menghajar sampai titik penghabisan. Saat Gulf hendak menyerang pria gendut berkepala plontos. Lawannya itu dapat membaca gerakannya yang mengakibatkan dia terkena hantaman di aset paling berharga, tanpa asetnya itu ia tak dapat menjerat wanita berbody bohay lagi dan itu tak akan terjadi karena sudah tercetak jelas bahwa Gulf harus memenuhi gairah liarnya.
"Ah bedebah satu ini," umpat Gulf. Memegangi ujung bibirnya yang terdapat darah di sana, sepertinya bibirnya sobek.
Gulf yang geram pun menyeruduk pria gendut itu dengan kepalanya. Tak peduli dengan punggung yang disikuti berkali-kali, dengan cepat Gulf membanting pria tersebut ke trotoar hingga terdengar suara gedebum keras. Gulf menduduki tubuh pria gendut botak itu lalu menghajarnya bertubi-tubi di area wajah tanpa ampun ataupun jedah dan tentu saja hal itu membuat lawannya pingsan.
Beranjak berdiri, mengambil nafas dalam-dalam yang sempat hilang tadi. Tanpa perhitungan, ia lengah lantas mendapat pukulan pada punggung sampai-samapi tubuhnya terjatuh ke trotoar untuk beberapa detik lalu berdiri lagi dengan sisa tenaga yang dimilikinya.
Dia menggeram, "MAJU KALIAN, BRENGSEK!"
Tak disangka kubuh musuh melunjak membuat Gulf semakin membabi buta untuk menghajar mereka. Toh dirinya juga terlukah. Ditendang dibagian perut atau wajah bonyok membiru, bibir sobek, dan lengan tergores terkena belati pada lengan.
Terlalu lama menyalurkan hasrat untuk menghajar orang, akhirnya para preman gadungan itu menyerah dan pergi.
Membersihkan debu pada jaket denimnya dan maraup rakus oksigen seraya menatap pemandangan di depan mata di mana banyak tubuh manusia berserakan membuat kepuasan tersendiri bagi Gulf.
Dengan terseok Gulf berjalan mendekati wanita tersebut.
"Cuih, brengsek-brengsek ini menguras waktuku saja." Gulf meludah darah serta menyeka keringat pada pelipisnya. Dia butuh obat sebelum pulang ke mansion. Jika tidak, kemungkinan terburuknya adalah dicincang oleh Ibunya lalu diberikan ke kitty-harimau peliharaan Nyonya Kanawut. Gulf sekedar membayangkan saja membuat buluh kuduk berdisko lebih dulu.
"Kau perlu diobati," ujar wanita itu dengan nada khawatirnya.
"Setelah aku mengantarmu baru kau boleh mengobatiku, jadi beritahu saja di mana kau tinggal," kata Gulf modus.
"Memang bisa menyetir dengan keadaan seperti itu?"
Gulf menggangguk mantap. Memberi bukti dengan menaiki motornya yang tak disangka akan reflek meringis sakit bekas tendangan tadi. Sial dia telah mempermalukan diri sendiri.
Wanita itu tertawa, "Itulah sebabnya jangan mulut yang dibesarkan."
Gulf tak sempat memikirkan harga dirinya yang terluka karena terkagum duluan oleh senyum indah itu.
Wanita tersebut sigap mengeluarkan ponselnya, menelepon seseorang entah siapa. Setelah selesai dengan telponnya dia berbalik lagi ke Gulf.
"Kau menelpon siapa?"
"Orang yang akan menjemput kita." Gulf hanya ber oh riah.
Setelah menunggu lumayan lama, seorang pria akhirnya menghampiri mereka yang masih di dalam gang.
"Kau lama sekali." Rengut wanita itu pada seorang pria bersetelan jas formal.
"Aron merengek minta ikut."
Seperti kenal dengan nama Aron alhasil Gulf menoleh setelah dari tadi memandang lamat wanita cantik di depannya yang berhasil mengalihkan semua perhatiannya ke satu titik.
"Sekarang dimana dia P'Mew?"
Dan benar saja Gulf melihat wajah yang tidak pernah ingin ia jumpai. Berdecak tak suka berhasil merebut perhatian keduanya.
"Ah iya, dia yang menolongku, siapa nama mu, Nong?"
"Gulf." Singkatnya.
"Namanya Gulf ternyata." Batin Mew yang kemudian berdengus. Nama itu terdengar istimewa, tetapi tidak dengan pemiliknya
"Namaku Mild dan ini Mew."
Gulf hanya mengangguk. "Istrinya paman tua toh, sangat tidak beruntung wanita ini memiliki paman kolot itu." Batinnya.
"Sudah sesi berkenalannya? Mari kita pulang." Mew mengajak Mild untuk segera ke mobil dengan merangkul pinggang Mild.
"Tunggu, Kau harus mengangkutnya juga, dia sedang terluka." Mild menahan langkah Mew.
"Ajak dia, akan kutunggu dimobil." Mew berlalu keluar dari gang.
Gulf berdecih, merasa direndahkan oleh paman itu.
"N'Gulf ikutlah dengan kami."
Gulf mengangguk. Mild membantu menopang tubuh yang lebih muda dengan merangkul pundaknya. Sebenarnya tanpa ditopang pun Gulf sanggup berjalan sendiri, tapi tak apalah yang nopang wanita cantik mah hayuk hayuk aja. Mereka akhirnya sampai di luar gang yang terparkir mobil BMW berwarna hitam.
Mild serta Gulf memilih duduk di kursi belakang dengan Aron yang terlelap membuat Mild mengulum senyum. "Dia ikut tapi terdidur, lucu sekali anak ini."
Mild mengangkat tubuh Aron dan manaruhnya dipangkuan. Si kecil sedikit terusik namun tak sampai membangunkannya.
Roda mulai berputar. Hanya keheningan menyelimuti perjalan mereka, bahkan Mild sendiri ikut terlelap. Tinggal Gulf dengan Mew yang tetap terjaga.
__
Bye<3Character unlock
Mild jongcheveevat (25 y.o)
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] I Found You (MewGulf)
FanfictionPemuda yang memiliki pamor playboy dan berandal tak pernah membayangkan menjadi pihak bawah. Namun, seorang pria berbuntut satu membalikan dunianya begitu saja dengan lancang. Lantas, apa pemuda itu menerima kehadiran pria tersebut dihidupnya? "Papa...