37. SH | protector

124 15 4
                                    

Happy reading!!!

Seharian penuh beraktivitas disekolah, fikiran Yerin masih tertuju pada ucapan eunha yang tak bisa ia lupakan begitu saja. Semua itu terngiang-ngiang di kepala Yerin. Sepulang nya dari sekolah, Yerin masih terus melamun mencerna lebih jernih ucapan eunha yang membuat nya aneh.

"Yerin, lu balik sama siapa?" Tanya Eunha.

Wanita itu lantas tersenyum. "Busway."

"Bareng aja, yuk." Ajak eunha. "Gyu, ajak kekasih lu tuh." Sahut eunha pada Mingyu.

Yerin terdiam lantas melirik Mingyu dengan sendu. Pria berkulit hitam manis itu dengan mudah nya tersenyum dan mengangguk. "Ayo. Bertiga aja."

Yerin tersenyum tipis dalam diam, senyuman Mingyu bukan mengarah padanya melainkan pada sahabat nya yang berada di samping Yerin. Yerin belum mengakui kalo dia Tidak bisa menerimanya ini. Menurut nya, ini hanya perasaan semata saja. Untuk Mingyu, Pria itu tidak memanggil nya, tidak membalas pertanyaan nya, dia hanya menjawab Eunha saja.

"Ayo, Rin. Keburu malam." Sahut Eunha membuyarkan lamunan.

Tangan Yerin di gandeng oleh Eunha. Dari samping, Yerin tak henti-hentinya berhenti melirik Mingyu. Pandangan mata itu terus menatap pria yang kini berada di samping eunha. Tatapan Yerin tak beralih, Yerin menyalurkan kerinduan nya. Jujur, Yerin merindukan Mingyu yang selalu perhatian padanya. Rindu yang tak bisa ia salurkan langsung pada nya. Semua hanya terpendam. Yerin merasa jahat, dan dia tidak pantas untuk mendapatkan maaf dari Mingyu.

Merasa di lirik terus menerus, membuat Mingyu menatap Yerin yang menatap nya dengan sendu. Mingyu terpaku kembali melihat mata Yerin. Ia tak bisa berkutik, ataupun beralih. Ia rindu Yerin. Gadis yang ia cintai itu. Waktu sudah berjalan hingga saat ini. Dan perasaan Mingyu tetap sama. Hatinya berdebar kencang tak karuan. Rasa ingin memeluk Yerin memuncak, tapi itu tidak mungkin.

Yerin tersenyum manis ke arah Mingyu. Pria itu dibuat membeku. Rasa nya ingin menangis sejadi nya. Ia ingin menarik Yerin dan memeluknya dengan erat. Mingyu lemah. Senyuman yang membuat Mingyu jatuh cinta pada Yerin, itu semua kembali. Alangkah menderita nya Mingyu saat ini ketika ia berusaha menolak itu semua dengan susah payah. Mingyu segera membuang pandangan pada Yerin. Pria itu berusaha mengontrol diri. Membuang nafas secara perlahan-lahan.

"Eunha, Yerin, Mingyu," panggil seseorang.

Mereka bertiga terhenti, menoleh bersama. "Pak Ravi?" Pekik Eunha.

"Bapak?" Sahut Mingyu.

"Untung kalian belum keluar sekolah." Ucapnya.

"Kenapa, pak?" Tanya Yerin.

"Bantuin bapak bawa buku ke ruang guru. Bapak ga kuat sendirian."

"Badan besar, masa ga kuat si, pak." Celetuk Eunha.

Yerin memukul bahu eunha. "Sembarangan." Tegur nya.

"Kamu belum lihat aja."

"Dimana buku nya, pak?" Tanya Mingyu tanpa membuang waktu yang lama.

"Kelas 8-3."

"Ya udah, pak. Saya sama yang lain bakal bantuin bapak bawa buku."

someone's husband (Taerin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang