Happy reading!!!
"Siapa yang hamil, sayang?"
Taehyung berbalik badan Menatap Yerin yang datang dihadapan nya. Taehyung menyembunyikan handphone nya di belakang tubuh miliknya.
"Yerin.." cicit taehyung.
"Siapa yang hamil?" Tanya Yerin lagi.
"Kok kamu ada disini, ada sesuatu kah?" Tanya taehyung yang mengalihkan pertanyaan Yerin.
Yerin mendesis pelan, "ah, aku boleh beli es krim gak?"
"Boleh, kenapa ga mesen aja."
"Aku kan harus bilang dulu ke kamu."
"Ga apa-apa, mesen aja mesen gih yang banyak juga ga masalah."
"Oke, makasih sayang."
Tak terfikir kan lagi bagi Yerin, ia memilih pergi ke tempat nya kembali. Taehyung menghela nafasnya lega. Ia mengeluarkan handphone nya lagi, panggilan masih tersambung. Ia sedikit was-was takut akan Irene mendengar panggil Yerin tadi.
"Rene?"
"Mas, tadi siapa?"
Tuh kan.
"Kok aku denger dia manggil sayang?" Pekik irene tampak seperti Curiga.
"Biasa, orang lewat."
Dengan polos nya Irene mempercayai. "Mas, kapan pulang?"
"Belum tahu, Rene. Aku masih sibuk ngurus proyek."
"Ya, mas. Aku mengandung berarti seorang diri?" Ucap Irene dengan sedih.
"Aku bakal pulang, Rene, jika semua nya selesai."
"Kamu bilang proyek kamu bakal selesai dalam waktu 6 bulan, ini saja sudah hampir 6 bulan, mas."
"Tergantung proyek yang mas kerjakan selesai, mas kan cuman 3 orang, dan kata nya mau menambah orang tapi belum datang."
"Mas ga kangen sama aku?" Nada bicara Irene terlihat memelan.
"Mas kangen, tapi mas sibuk, Rene."
"Aku hamil, mas."
"Mas, tahu,"
"Kapan-kapan datanglah ke rumah."
"Pasti,"
"Mas jarang mengabari aku."
"Mas, sibuk."
"Mas ga biasa nya,"
"Apa yang ga biasa, rene?"
"Mas sedikit berubah." Ucap Irene dengan berani.
"Maksud kamu?"
"Mas tidak seperti biasa. Mas biasa nya lebih memprioritaskan aku walaupun sesibuk apapun kamu, tapi sekarang? Aku lihat dari semua nya selama ini, mas udah jarang memproritaskan aku. Aku boleh curiga ga sih, mas?"
"Rene...,"
"Aku selalu berfikir positif untuk kamu, tapi semenjak kesini fikirkan aku mulai menurun jadi minus ke kamu."
"Jangan berbicara seperti itu, Rene."
"Bagaimana aku ga bisa berbicara seperti ini, tiap saat aku ingin bilang ini, dari awal aku udah nahan. Aku lagi hamil, mas, jadi jangan heran kalo aku lebih cenderung posesif sekarang."
"Oke, mas minta maaf."
"Aku selalu memaafkan kamu, mas. Entah kenapa, sekarang aku jauh lebih kecewa. Dari cara berbicara kamu saja kamu tidak menolak, dan malah membiarkan aku. Kamu juga tidak merasa bersalah."
"Rene, jangan seperti ini."
"Jangan seperti apa toh, mas? Aku ga berhak ya mengeluarkan unek-unek aku selama ini? Aku istri kamu mas, kalo kamu ga mengabari aku juga aku ga apa-apa deh, tapi taehyun anak kamu sendiri yang selalu ingin berbicara dengan kamu. Aku telpon selalu berdering. Sebenarnya ada apa sih mas sampai kamu bisa lupa aku dengan anak kamu."
"Cukup, ren. Oke, mas ngalah. Mas salah. Mas minta maaf. Mas janji bakal ngabarin kamu."
"Aku g berharap lebih mas sekarang. Terserah mau gimana mau hubungi aku apa tidak nya. Aku selalu menunggu kabar kamu berjam-jam tapi ya tidak ada satupun kabar yang kamu kirim ke aku."
"Aku suami kamu, Rene. Kamu berani ngomong sama aku seperti itu?" Taehyung memelankan suara nya, ia tak berani berbicara tinggi terhadap Irene.
"Aku lelah, mas. Mual, aku matiin telpon nya aja."
"Aku belum selesai bicara, rene."
"Nanti saja. Aku mual."
Panggilan telpon terputus begitu saja. Taehyung melayangkan pukulan ke udara. "aish!"
***
Pukul 23:00 malam. Yerin dan taehyung baru saja tiba di rumah. Tidak ada yang menaruh curiga pada mereka berdua saat datang Bersamaan. Karena keadaan rumah sepi.
"Kalian dari mana?"
Yerin melirik ke arah lain, "Aku baru balik dari rumah eunha kak," jawab Yerin tanpa mengundang rasa curiga pada Jisoo.
"Kamu pulang sama siapa?"
"Tadi aku ketemu sama Oppa taehyung dijalan, makanya aku pulang bersama dengan nya."
"Hmm. Kamu sudah makan?"
"Sudah, tadi di rumah eunha."
"Baiklah. Istirahat gih, sudah malam."
Yerin tersenyum tipis, ia melirik taehyung dan tersenyum manis pada nya. "Aku ke atas dulu ya,"
"Iya, silahkan."
"Terimakasih."
Interaksi mereka mengundang kecurigaan bagi Jisoo sendiri. Jisoo bisa melihat betapa tulusnya senyuman Yerin yang diberikan. Jisoo mengerti bagaimana taehyung menyukai adik nya, namun hubungan kedua nya belum diketahui. Setiap hari, sesuatu hal membuat Jisoo merasa yakin dengan keduanya, hubungan mereka tidak biasa.
Keberadaan Yerin sudah menghilang, Jisoo menatap Taehyung dengan penuh pertanyaan.
"Ada sesuatu?" Pekik taehyung.
"Aniya. Aku permisi."
Taehyung menundukkan badan nya, "selamat malam."
Jisoo memberhentikan langkahnya, berbalik menatap pada pintu kamar taehyung. "Apa yang kalian jalan, kan?"
"Yerin, kenapa kamu berbohong."
...
Malam hari, Irene terdiam sambil meneteskan air mata nya. Ia menyesal bersikap kasar terhadap suaminya. Irene selama ini selalu ngalah tanpa ada kabar dari taehyung, irene berhak marah, udah waktunya Irene melampiaskan semuanya. Irene mengerti diri nya salah, tapi taehyung membuat Irene seperti ini.
Irene menangis tanpa suara, ia takut anak nya bakal terganggu tidur nya kalo ia mengeluarkan suara. Irene sedang mengandung, rentan lebih sensitif.
Irene sudah yakin, sesuatu yang tidak beres terjadi dengan taehyung. Selama ini ia selalu berfikir positif, namun, semakin hari fikiran itu terpeleset. Irene selalu menyangkal bahwasanya taehyung tidak akan pernah selingkuh. Kecurigaan nya kini sudah bulat. Irene ingin mengetahui semuanya.
Irene menatap sang anak yang tengah tertidur pulas. "Lusa kita pergi, nak."
"Tabungan mama cukup untuk pergi ke Seoul. Kita akan menemui papa."
Irene mencium putranya. "Mama ingin mencari tahu semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
someone's husband (Taerin)
Teen FictionBisa di bayangkan? Bagaimana jika seorang pria yang berumur kepala empat ini mencintai gadis cantik yang menduduki bangku sekolah pertama. Ya, itulah Kim Yerin. Gadis yang dicintai pria yang sudah menyandang gelar status kepala keluarga ini. Jung T...