Happy reading!!!
Ada yang aneh ...
Setelah kejadian dimana tangan Yerin teriris, Yerin jadi lebih suka tidak pernah keluar kamar lagi, bahkan pagi-pagi yang biasa nya ia sudah berkegiatan didapur, ia lebih cenderung untuk tidur dan bangun siang.
Tidak biasa, bukan?
Tapi, untuk saat ini Yerin tidak bisa untuk bermalas-malasan di kamar. Ia ada jadwal kelas pagi yang sudah di jadwalkan.
Pukul 08:00
Yerin sudah siap dengan pakaian seragam sekolah nya serta Jaket untuk menutupi diri nya dari cuaca dingin yang sudah muncul di seoul.
Ia belum turun kebawah setelah bangun tadi, bahkan ia juga belum terisi makanan di pagi hari.
Yerin lagi siap untuk menunggu mingyu yang berjanji untuk menjemput nya dan berangkat bareng. Semua awalan itu terjadi saat Yerin dan mingyu bertemu di Namsan tower sewaktu itu bersama Taehyung.
Bicara mengenai pria itu. Yerin mulai biasa aja menyikapi nya, Yerin tidak mau untuk terbawa hati jika berdekatan dengan pria itu.
Ia bahkan dari lusa waktu lalu belum mau berbicara banyak dengan Taehyung dengan alesan yang tidak bisa ditebak karena apa?.
Sekali nya ia bertatap mata, Yerin hanya melirik nya sekilas untuk menghargai dia yang selalu terlintas dihadapan nya, berbicara? Paling Yerin hanya bisa berkata singkat dan memutuskan perbincangan itu secara sepihak.
Yerin berniat untuk turun karena jam segini para pria itu sudah keluar dari rumah dan melanjutkan kerja mereka. Yerin sangat tahu hal itu, rumah sudah sepi karena seluruh penghuni sudah sibuk mengerjakan masing-masing tugas mereka.
Dapat di lihat dari atas ketika Yerin keluar dari kamar, lantai bawah tak ada penghuni, sepi, sunyi dan pintu tertutup sempurna.
Yerin berkesempatan untuk sarapan dibawah seorang diri sebelum mingyu menjemput ia dengan segera.
Ia sudah sangat yakin, semua pria itu sudah dalam pekerjaan mereka sekarang ini.
Yerin memasuki area dapur, mengambil piring, duduk dibangku dan menuangkan nasi ke piring.
Yerin asik melahap makanan dengan tenang seorang diri, tanpa ada siapapun yang menemani nya.
"Yerin."
Baru suapan ke tiga akan masuk kedalam mulut, Yerin memberhentikan kegiatan nya dan menaruh kembali sendok ke tempat.
"Apa kau banyak tugas?" Sahut seseorang yang pasti itu Taehyung.
"Bukan kah kau harus kerja?" Yerin mengalihkan pembicaraan tanpa menoleh pada sang empu.
"Iya. Aku break dulu karena istri ku menelpon"
Yerin mengambil gelas dan meneguk air dengan cepat. "Aku permisi, ada sekolah pagi hari ini" Yerin berdiri, tanpa melirik Taehyung. ia pergi begitu saja mengambil tas sekolah yang masih berada di kamar.
"Kau pergi sama siapa? Mau ku antar?" Teriak Taehyung.
Tak ada sahutan, Taehyung hanya tersenyum tipis. Yerin terlihat kembali saat ia menuruni anak tangga.
"Kau sama teman mu yang waktu beberapa hari kesini?"
Yerin melirik Taehyung sebentar, "iya" kata nya.
"Kalo begitu hati-hati, ya?" Yerin memberhentikan langkah nya tepat di anak tangga terakhir.
Tatapan Yerin terfokus pada pandangan lurus kedepan, namun akhirnya ia mengukir senyuman tipis dan membalas, "Ne!"
Taehyung menatap kepergian Yerin. Entah, apa yang mendorong nya untuk mengikuti Yerin untuk memastikan gadis itu benar-benar pergi dengan sang teman.
Taehyung melihat Yerin yang berdiri di depan pintu. Ia menghampiri Yerin, lalu berdiri tepat di samping. "Dia belum datang?"
Yerin tahu itu suara siapa, tapi ia memilih untuk tidak menatap sang empu. Untuk mengalihkan, Yerin beralih menatap benda pipih yang ia pegang. Jari nya mengetik beberapa huruf sebagai alesan ia tengah mengabari mingyu.
Taehyung yang di abaikan hanya bisa tersenyum tipis. Ia tidak berfikir jauh, dan tidak mau untuk berfikir jika gadis nya ini tengah menjauhi nya lebih tepatnya seperti itu.
"Yerin, apa ka ..."
Tring .. tring ..
Waktu sangat tidak tepat. Handphone Taehyung berbunyi kencang sehingga membuat dirinya mengehentikan ucapan yang seharusnya untuk memulai perbincangan sebelum Yerin pergi.
Taehyung menggeser tombol hijau. Dan tau, siapa Penelpon nya? Tentu saja, sang istri.
Yerin sempat melirik sebentar dengan dingin. Yerin tidak mengerti, kenapa dari waktu Taehyung menelpon istrinya di hadapan Yerin, Membuat dirinya kesal setengah mati, sangkain kesal nya sampai harus lukai jari lentik.
"Ah, yeobo. Waeyo?"
Sejujurnya. Yerin berusaha untuk tidak mengambil langkah lebih jauh sedangkan ia berfikir siapa diri nya yang berhak memutuskan telpon tersebut?
Dari hati yang terdalam, semua nya tak bisa dijelaskan lewat mulut, hanya hati yang mengerti semua nya.
Bertindak dan berfikir lebih jauh bukan kah suatu yang menyenangkan bagi yerin.
Yerin menggembung pipi nya berharap mingyu segera datang ke rumah dengan SEGERA!
hufttt...
Yerin ingin mengusir Taehyung, pengen banget kalo mau telponan mesra tuh pake manggil-manggil sayang jangan dihadapan diri nya, bisa gak?
Percuma juga, berbicara dalam hati, tidak terdengar sama si utama, kan?
"Kenapa sih, kenapa diri aku aneh banget, kenapa kesel coba?" Gerutu Yerin dalam hati.
Bunyi klakson terdengar, Yerin bersyukur akhirnya mingyu udah di gerbang pintu rumah.
Yerin melambaikan tangan nya kearah mingyu sambil tersenyum, dia bergerak melangkah untuk menghampiri mingyu.
Tunggu.
Yerin merasakan tangan nya di pegang, ia tahu siapa yang memegang tangan nya itu.
"Hati-hati, yerin~ah" ucap Taehyung dengan menjauhkan benda pipih itu. Taehyung tersenyum lalu melepaskan pergelangan tangan Yerin, setelah itu Taehyung pergi meninggalkan Yerin sendirian.
Yerin sempat terdiam. Tak menghiraukan bunyi klakson yang mingyu berikan.
"Aku kenapa, sih, kenapa begini?"
17-05-20 | 22:13
KAMU SEDANG MEMBACA
someone's husband (Taerin)
Ficção AdolescenteBisa di bayangkan? Bagaimana jika seorang pria yang berumur kepala empat ini mencintai gadis cantik yang menduduki bangku sekolah pertama. Ya, itulah Kim Yerin. Gadis yang dicintai pria yang sudah menyandang gelar status kepala keluarga ini. Jung T...