Chapter 2

16.3K 1.3K 83
                                    

◽️◽️◽️Happy Reading◽️◽️◽️

.

.

.

****

Kehadiran Hyeri di rumah megah itu menjadikan suasana dapur begitu meriah dan ceria setiap hari. Hyeri yang seketika dapat dengan mudah berbaur dengan para maid yang lebih senior menjadikannya begitu mudah dikenal dengan cepat.

Tingkahnya yang lucu, dan seolah tak memiliki beban itu, mampu menjadikannya sebagai asisten chef kesayangan para maid lainnya.

"Rumah ini begitu besar, berapa orang yang tinggal disini?" tanya Hyeri sambil menikmati buah apel kala menikmati waktu santainya.

"Kau tanya berapa orang yang bagian mana? Keluarga boss, karyawan, atau pelayan macam kita?" tanya salah seorang maid yang kini menjadi teman barunya bernama  Ana.

"Kalau semuanya berapa orang?"

"Ratusan!"

Hyeri yang mendengar fakta itu pun seketika tersedak karena kaget. "Kau serius disini ada ratusan yang tinggal? Berarti megah sekali rumah ini? Aku jadi ingin jalan-jalan untuk tahu seberapa luas rumah ini, antar aku ya supaya tidak tersesat," lanjut Hyeri dengan senyum semangatnya.

"Sebenarnya bukan ranah kita untuk jalan-jalan di luar dapur, kita ini adalah asisten chef, sudah pasti garis batas kita hanya disekitaran dapur," ungkapnya.

"Tapi masa, ketika jam istirahat tidak boleh?"

"Jangankan kau yang masih baru, aku yang sudah disini dua tahun juga belum pernah menjelajahi setiap sudut rumah ini, bahkan melihat wajah keluarga boss hanya sekali itu pun hanya sebentar," ungkap Ana.

"Apakah sesulit itu untuk keluar dari dapur, merepotkan sekali. Kenapa mereka membuat rumah semegah ini sih, pelayannya tampak seperti tinggal di penjara," gerutu Hyeri.

Disela-sela pembicaraan mereka, Hyeri dibuat terkejut bukan kepalang melihat seorang wanita juga berpakaian maid sama sepertinya masuk ke dapur untuk mengambil minuman dingin. "Nyonya! Apa yang anda lakukan disini!" sapa Hyeri yang segera membungkuk hormat padanya. Wanita yang sama dengan kemari yang merekrutnya sebagai maid.

"Nyonya siapa?" tanya Ana dengan wajah bingung.

"Nyonya besar, boss kita," lanjut Hyeri dengan nada polos, mendengar itu wanita itu hanya menunduk malu.

"Maksudmu Erika? Dia mah bukan boss kita, tapi asistennya nyonya besar yaitu boss kita," imbuh Ana menjelaskan.

"Yak! Kau bukan boss? Tapi kenapa gayamu petantang-petenteng seperti kemarin, hah?" kesal Hyeri.

"Hey ingat! Derajatku sebagai maid senior lebih tinggi darimu! Jaga kesopanan!" tegas Erika.

Suasana begitu canggung, ia pun segera memutuskan segera pergi meninggalkan dapur karena malu. Hyeri terlihat aneh dan bingung, mengira wanita kemarin adalah boss besar bagian dari pemilik rumah ini.

Kehidupan sebagai asisten chef memaksa Hyeri terkunci selalu di dapur, ia tidak bisa kelusa keluar dapur tanpa mendapat izin dari asisten chef senior, kehidupan bak di militer yang begitu ketat harus ia jalani mulai hari itu.

Ia pun tidur di ranjang susun bersama maid lain, terlihat ramai dan panas karena banyaknya orang.

Hari-hari berlalu, hingga dihari ketiga secara mengejutkan, Erika selaku asisten nyonya besar memberi perintah ke dapur. "Aku minta beberapa dari kalian mengantarkan makanan nyonya besar ke kamar," ungkapnya memberi perintah.

TUAN JEON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang