Chapter 24

6.8K 797 84
                                    

◽️◽️◽️Happy Reading◽️◽️◽️

.

.

.

****
Kabar tentang dirawatnya Jasmine di rumah sakit langsung terdengar oleh nyonya Jang.

Ia pun segera bergegas menyusul Jasmine yang rupanya telah ditangani dokter spesialist kanker paling terkenal yaitu Dokter Jung Hoseok.

"Anakku Jasmine di rawat di kamar nomer berapa?" tanya nyonya Jang. Ia terlihat panik, dan langsung pergi dengan tergesa-gesa mencari kamar putrinya.

"Tidak bolah! Jasmine tidak boleh tahu!" gumamnya dengan wajah sangat panik dan air mata terus mengalir.

Hingga akhirnya ia pun dapat bertemu Jasmine dalam keadaan lemah terbaring di atas ranjang sambil menangis. "Anakku!" panggil nyonya Jang.

Ia pun menyunggingkan senyum singkat dan langsung berjalan mendekati putrinya. "Kau membohongiku?" sentak Jasmine dengan tatapan begitu marah.

"Ibu bisa jelaskan,"

"Kau tahu ini sejak kapan?" cecar Jasmine dengan nada sangat marah. Ia pun mengepalkan kedua tangannya geram melihat sang ibu kesulitan menjawab.

"Semua pasti akan baik-baik saja, tenanglah,"

"Tenang katamu? Sejak kapan ibu membuat cerita palsu dan membohongiku begini?" cecar Jasmine yang terus menangis tersedu-sedu.

"Memang aku sudah menutupi ini semua darimu, dan juga dari Jungkook! Tapi aku punya alasan untuk itu, aku melakukan ini demi kebahagiaanmu, demi kau bisa hidup bahagia dan menjadi ratu dalam rumah tanggamu,"

"Kau tidak membuatku menjadi ratu, Bu, kau membuatku malah menjadi seorang pecundang!" Jasmine pun menunduk, memegangi kepalanya dan memukul-mukul sambil menangis tersedu-sedu.

Kebohongan nyonya Jang tidak sampai disana. Malam itu, saat melihat Jungkook yang barusaja pulang dari kantor, ia pun segera bergegas menghampiri. "Nak, Jasmine tadi minta izin padaku pergi ke pulau Jeju, dia akan lanjut pergi ke London setelahnya untuk berlibur," ungkap nyonya Jang sambil tersenyum simpul menatap Jungkook yang bahkan tak peduli soal itu. "Jasmine 'kan memang sedang hamil, jadi wajar kalau dia ingin baby moon menjelajahi tempat-tempat kesukaannya," imbuh nyonya Jang.

"Eeem terserah," jawab Jungkook dengan nada ketus.

Ia pun lanjut pergi memasuki kamarnya.

Malam demi malam berlalu, Jungkook tak pernah sekali pun tidur di kamarnya lagi semenjak kepergian Hyeri.

Sudah menjadi kebiasaannya mengunjungi kamar Hyeri dan tidur disana setiap malam.  Bahkan Jungkook sengaja membiarkan kamar itu tak berubah semenjak kepergian Hyeri. Ia terlihat begitu merindukan, dan mungkin di kamar itulah kenangan akan mengingatkannya kembali pada masa lalu indahnya.

.

.

.

****
Kehadiran Hyeri di apartemen Taehyung, tampaknya tidak diberitahu  keluarganya.

"Kapan? Kapan kalian menikah?"

Hyeri menunduk, diam tanpa suara.

"Bu, tolong jangan campuri urusan pribadiku,"

"Tidak! Taehyung kenapa kau ambil keputusan secara sepihak begini? Kau tidak memberitahu kami kalau kau menikah, kau tidak bisa begini," elak nyonya Kim.

"Taehyung, kau sudah yakin dengan keputusanmu?" tanya tuan Kim.

"Aku sudah membuatnya hamil, jadi aku harus bertanggung jawab atas anakku yang dia kandung,"

TUAN JEON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang