Chapter 25

7.1K 823 110
                                    

◽️◽️◽️Happy Reading◽️◽️◽️

.

.

.

Double up🤫
Aku ada waktu lebih buang ngetik selama di rumah sakit, jadi semoga masih ada yang nungguin hehe

****
Ulang tahun yang ke-9.

Tampak sangat berbeda untuk Hyun Ji. Hanya ada sang ayah yang menemaninya di depan kue ulang tahun besar dan beberapa anak-anak yatim yang juga ikut memeriahkan.

Hyun Ji duduk murung, wajahnya sudah sangat pucat, bahkan ia sudah tidak bisa lagi berjalan seperti semula.

"Hyun Ji sayang, ayo tiup lilinnya," ucap Jungkook sambil mendorong kursi roda putranya mendekati kue ulang tahun besar yang sudah disiapkan.

"Ayah, ibuku belum datang?"

"Dia tidak akan datang, jadi jangan ditunggu,"

Jungkook pun menggenggam tangan Hyun Ji untuk menenangkan, memberikannya kekuatan agar dapat lebih tenang menjalani kerinduannya yang teramat.

Sorak gembira pengiring lagu selamat ulang tahun mulai dikumandangkan semua orang disana, tapi tak membuat sedikitpun senyum terlukis di wajahnya. Meski begitu, Hyun Ji tetap melakukan itu semua, ia meniup lilin meski dengan wajah yang murung.

"Ayah apakah setelah ini kita akan ke pulau Jeju?" tanya Hyun Ji disela-sela pesta perayaan ulang tahunnya yang dilangsungkan cukup meriah.

"Kita tidak akan ke pulau Jeju, tahun ini kau tetap di rumah karena kondisimu yang tidak memungkinkan,"

Mendengar penolakan itu, terlihat Hyun Ji begitu kecewa. Ia tak menikmati pesta perayaan ulang tahunnya, ia terus murung sepanjang acara, bahkan ia harus dilarikan ke rumah sakit di tengah acara karena kondisinya yang semakin parah.

Di tengah kondisinya yang semakin memburuk, satu kata yang terus diulang Hyun Ji setiap kali pada Jungkook, "aku mau ke pulau Jeju bertemu ibu," ungkapnya.

Sangat tidak memungkinkan untuk itu, pihak dokter pun melarang keras kepergian Hyun Ji dari rumah sakit karena keadaanya yang semakin memburuk.

.

.

.

****
Sementara Hyeri sudah bersiap menulis sepucuk surat yang hendak ia hadiahkan bersama dengan sepasang sepatu bayi untuk memberi tahu Hyun Ji kabar gembira.

Hyeri begitu bersamangat, untuk pertama kali setelah menikah, baru kali ini Taehyung akhirnya bisa melihat sang istri begitu bahagia. Senyum sumringat terus terancar, sepanjang ia duduk di meja merangkai kata demi kata untuk mantan anak asuhnya.

Sesekali, Hyeri juga mengusap perutnya seakan juga bisa merasakan calon anaknya begitu bersemangat dan terus aktif sepanjang malam di dalam sana. Bahkan, Taehyung yang sudah pulang dari  kantor pun sampai tidak disadari Hyeri sedari tadi.

Malam itu juga untuk pertama kalinya Taehyung membawa sekantong belanjaan peralatan bayi yang baru ia beli. Kantong itu segera ia letakkan di atas meja, dan Taehyung pun mendahului tidur.

Seusai menulis surat dan membungkus kado dengan rapi, Hyeri akhirnya menyadari ada kantong di atas meja dan disaat itu ia sadar Taehyung telah kembali dari kantor.

Hyeri terdiam sesaat memandangi wajah lelah Taehyung yang sudah terlelap membelakangi bantal guling pembatas yang selalu ada di tengah-tengah mereka. Hyeri tak kuasa menahan rasa sedih, rasa bersalah, dan rasa tak berdaya akan banyak hal yang sulit ia ungkapkan.

TUAN JEON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang