◽️◽️◽️Happy Reading ◽️◽️◽️
.
.
.
****
Hyeri yang melihat Jungkook terhadang kedatangan bibi Jang itu seketika diam. Raut wajahnya terlihat kecewa, senyumnya pun tiba-tiba sirna. Namun, apa daya ia harus menerima kenyataan pahit karena menjalin hubungan gelap dengan tuannya sendiri."Jungkook, kamu mau kemana?" sapa nyonya Jang.
Jungkook pun terdiam sesaat melihat Hyeri yang segera pergi masuk ke kamarnya memperihatkan raut wajahnya yang sedih. "A-ku hanya ingin berjalan-jalan kecil saja," balas Jungkook sambil tersenyum.
"Kalau tidak keberatan, bisa kita bicara sebentar?"
Jungkook yang masih terlihat bengong itu pun langsung mengangguk. "Boleh," ucapnya dibarengi senyum tipis.
Mereka pun akhirnya pergi dari sana menuju ruangan terbuka di lantai dua. Disambut teh hangat yang menemani udara malam yang dingin. "Beberapa waktu lalu, aku membawa Jasmine ke rumah sakit, katanya ada kemungkinan kalian bisa memiliki keturunan," ungkapnya sambil menuang teh di gelas Jungkook.
"Ohya? Bukannya itu tidak mungkin?"
"Itu mungkin, karena dokter akan memberikan program hamil yang dijamin hasilnya," lanjut nyonya Jang sambil mempersilahkan Jungkook untuk meminum tehnya.
"Tapi, kau bilang waktu itu atas hasil pemeriksaan bahwa aku bermasalah, bagaimana Jasmine bisa hamil?"
"Bermasalah bukan berarti tidak bisa disembuhkan, bukan? Ibu sudah mempercayai ini semua pada dokter yang sangat ahli dalam bidangnya, kalian akan memiliki keturunan dalam waktu dekat," lanjut nyonya Jang sambil menyeruput teh di gelasnya.
Entahlah, Jungkook terlihat kurang fokus dengan pembicaraan itu. Pikirannya masih teralihkan dengan raut wajah sedih Hyeri tadi, meski sedang membicarakan hal yang begitu ia harapkan selama ini.
"Kau harus menjaga hubungan baik dengan Jasmine, jangan buat dia marah dan selalu manjakan dia. Untuk wanita yang sedang program hamil itu sangat penting," lanjut nyonya Jang sambil tersenyum simpul menatap Jungkook.
"Bukankah ini sedikit aneh? Sejak awal kau bilang kalau aku bermasalah dan tidak bisa membuat Jasmine hamil, tapi sekarang tiba-tiba kau minta kami melakukan program hamil? Kalau cara ini memang kau pikir berhasil, kenapa tidak dari dulu?" cecar Jungkook.
Nyonya Jang terlihat gelagapan menjawab itu, tetapi dengan segera ia pun membalas, "karena waktu itu Jasmine masih teralu muda dan pikirannya juga masih labil untuk menjadi seorang ibu, tapi kali ini aku akan terus menasehatinya dengan baik," ucapnya.
"Bukankah sekarang sama saja, Jasmine masih tetap kekanak-kanakan, bahkan dia tidak punya jiwa sebagai seorang ibu," timpal Jungkook.
Hal itu membuat nyonya Jang terdiam bingung membalas pertanyaan Jungkook. "Apakah kau masih marah pada Jasmine atas kesalahannya berselingkuh? Anda harus tetap bisa memaafkannya, ingatlah wasiat tuan Jeon dulu sebelum beliau meninggal," lanjut nyonya Jang yang membuat Jungkook seketika kesal dengan pembicaraan mereka.
Kartu mati yang tidak bisa ditepis Jungkook, perjodohan yang ia sepakati sebelum ayahnya meninggal. Kira-kira itulah alasan utama Jungkook bertahan menikahi Jasmine atas semua yang telah dilakukan selama 7 tahun.
.
.
.
****
Sementara di dalam kamar Hyeri masih terjaga terbaring menatap langit-langit kamarnya. Ia terus mengusap lembut perutnya sambil membayangkan waktu-waktu berharga yang terlewati selama ini bersama Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUAN JEON
FanfictionAdult Story __________________________ Maid cantik itu terjebak cinta terlarang dengan tuannya. "Mangapa cinta ini datang di waktu yang salah?" Written by: Kim ZikLa Tamat: 07, April 2021