Satu

1.4K 89 15
                                    

Happy reading ...

.

.

.

•••

*kriiiing ....*

Waktu menujukkan pukul 17:00. Disebuah rumah sewa yang sempit dan berantakan. Kulit kacang dan beberapa bungkus plastik makanan ringan juga berserakan. Baju, celana, serta beberapa piring dan juga botol beer juga menambah kacau ruangan berluaskan 4x6 meter tersebut. Terlihat seorang wanita baru saja membuka selimut yang menutupi wajahnya, rambut yang berantakan dan juga wajah yang lusu.

Hana namanya.

Wanita cantik itu segera meraba jam diatas meja lalu melepas baterai yang ada di dalamnya.

"Beringsik!" umpatnya.

Hana kemudian menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya lalu berjalan turun dari atas ranjangnya yang sempit. Langkahnya terhenti saat tak sengaja kakinya menginjak kantung karet yang berisi cairan putih kental.

"Kenapa pria itu membuang kond*m sembarangan, sialan!" umpatnya. Ia kemudian membuang alat kontra sepsi tersebut ke tong sampah dan perlahan memunguti barang-barang yang berserakan di lantai rumahnya.

Pukul 18:19 malam Hana sudah berada di balkon gedung di lantai 7. Wanita berparas cantik itu memakai dress berwarna merah yang senada dengan sepatu dan juga lipstiknya. Sambil menghisap sebatang rokok, ia tampak tenang menatap pemandangan kota yang sudah mulai gelap ditinggalkan senja.

Ditengah keheningan, terdengar isakan tangis lirih yang menyayat hati dari ruangan disebelahnya. Namun, saat Hana mulai mencari tahu sumber suara ia tiba-tiba didatangi 2 wanita yang berpakaian terbuka, "ayo turun!" ajak salah satunya. Hana pun tidak menghitaukan suara tangisan itu, saat ia berjalan melewati bilik kamar, ia tak sengaja bertatap mata dengan seorang gadis kecil yang tadi menangis, sedang duduk meringkuk di lantai menatapnya.

Hana tak sempat mengamati dengan teliti, lantaran terhalang langkah temannya, tapi ia sedikit dibuat bingung karnanya. "Kenapa club malam ini terus membawa gadis dibawah umur?" tanyanya kepada salah satu rekannya.

"Karena gadis belia yang bisa dijual dengan harga mahal, apalagi kalau masih per*wan," sahutnya.

Hana hanya terdiam sambil berusaha mengalihkan pikirannya tentang gadis kecil tadi.

Dunia malam yang sebenarnya. Suara musik, asap rokok, bau alkohol dan lampu-lampu menjadi tempat paling menyengankan menghabiskan malam.

Hana adalah gadis tercantik di club malam ternama di kota Seoul. Banyak pria yang tidak segan menghamburkan uang mereka hanya untuk berdansa dan bermesraan dengannya. Dia selalu pandai merayu, tatapan matanya yang menggoda mampu menyihir lelaki manapun yang ia inginkan. Hanya untuk ditemani minum Hana, beberapa pengunjung tidak sungkan membayarnya berapapun.

Dari kejauhan, Hana terpesona melihat seorang pria yang duduk sendirian dengan sebotol wine di depannya. Pria tampan berkemeja biru itu tampak lesu dalam keadaan setengah mabuk.

"Hai," sapa Hana.

Pria tampan itu melirik dan menatap Hana dalam beberapa detik, lalu mengabaikannya sambil mengangkat gelas dihadapannya.

"Berapa hargamu semalam?" tanya pria itu sambil melihat belahan pay*dara Hana yang bulat dan padat.

Hana tersenyum sambil berbisik, "Anda pelanggan baru di club ini? Maka saya akan memberi anda harga terjangkau untuk pelayanan pertama saya," jawab Hana sambil menggigit pelan telinga pria tampan itu untuk menggodanya.

Pria itu semakin menatap Hana dalam, sementara Hana langsung menarik dasi pria itu sambil memainkannya dijari telunjuknya yang indah. "Ayo," ajaknya.

.

.

.

****

Tibalah Hana dan pria itu disebuah ruangan kamar di club tersebut.

Pria yang setengah mabuk itu hasratnya sudah menggebu-gebu. Hana langsung menjatuhkan tubuh pria itu dan menungganginya. Satu-persatu kancing kemejanya dilepas, dengan sentuhan pelan yang membuat pria itu semakin tergoda. Hana yang berada diatas mulai membuka kancing celana dan seleting, kemudian mulai mengulum pen*s pria tersebut. Sedang menikmati sensasi lidah Hana yang bermain dibawah sana, dering ponsel pria itu tiba-tiba berbunyi.

Pria itu segera merogoh kantong celananya dan menatap layar sesaat, lalu tombol hijau pun disentuhnya.

"Halo,"

"Apa kau mendengarku?"

"Kau dimana?"

Suara lirih panggilan seorang wanita di dalam ponsel tersebut. Namun, pria itu tak menghiraukannya. Sengaja pria itu meletakkan ponselnya disebelahnya dan mulai mendes*ah keenakan.

Sepanjang aktifitas seksual Hana dan pria itu terdengar jelas dalam panggilan telpon yang masih belum diakhiri.

"Aaaaaah...."

Desah Hana yang begitu menikmati berhubungan dengan pria tampan tersebut tatkala miliknya dijil*t dengan begitu napsu. Hana meremas kuat rambut pria itu yang masih membuat miliknya bergetar hebat.

Seusai melakukan oral s*ks,  pria itu pun memasang pengaman sebagai syarat utama di club tersebut, dan mulai memasukkan miliknya.

"Masukkan yang dalam sayang," lirih Hana menggoda.

Tak tahan dengan suara desahan yang semakin panas panggilan telpon itu pun diakhiri.

Pria itu hanya melirik dengan senyum simpul, lalu melanjutkan penetr*si sambil meremas payud*ra bulat yang indah milik Hana.

Itu adalah awal pertemuan Hana dengan seseorang yang akan merubah hidupnya. Seseorang yang tidak pernah ia sangkakan, dan akan menjadi bagian kisahnya.

.

.

.

****
Esok paginya.

"Sebentar lagi presdir Jeon akan segera tiba," bisik salah seorang cleaning service dikantor besar mewah dan megah di pusat kota Seoul. Mereka pun segera memindahkam ember dari jalan utama, dan membiarkan beberapa karyawan kantor berbaris untuk mengambut bos besar perusahaan elektronik tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TUAN JEON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang