Chapter 16

8.6K 990 101
                                    

◽️◽️◽️Happy Reading◽️◽️◽️

.

.

.
Sebelum gulir kebawah jangan lupa tekan vote dan ditunggu komentarnya terima kasih😍
****
Beberapa hari setelah itu, Hyeri masih rutin menyambangi rumah sakit menemui Hyun Ji. Syukurlah setelah satu minggu di rawat Hyun Ji yang sudah merasa bosan itu diperbolehkan untuk pulang.

Hyeri pagi itu menjemput Hyun Ji sendirian ke rumah sakit, sebab Jungkook harus pergi ke kantor untuk mengurusi meeting yang begitu penting. Meski begitu hubungan mereka tetap baik-baik saja sejauh ini meski masih saling canggung dan Hyeri masih bersikap dingin.

Setelah melalui hampir setengah jam perjalanan, Hyeri akhirnya tiba dengan dua asistennya di rumah sakit. "Selamat pagi, Tuan Muda," sapa Hyeri.

"Ibu ...." Hyun Ji begitu bahagia sampai bertepuk tangan setelah tahu bahwa hari ini adalah kepulangannya.  Keadaan Hyun Ji sudah jauh berbeda dari sebelumnya, ia terlihat sangat kurus dengan rambut yang sudah dipangkas habis, lantaran ia mengalami ketontokan yang begitu drastis.

Hyeri tak kuasa melihat keadan Hyun Ji saat ini, matanya tak bisa berbohong bahwa ia begitu nelangsa. Namun, melihat senyum sumringah anak itu, seketika meruntuhkan pertahanannya.

"Bu, aku bisa menyelesaikan puzzle hanya dalam waktu 30 detik sekarang," ungkap Hyun Ji.

"Benar, kah? Anak pintar,"

Dalam percakapnnya terlihat salah seorang dokter yang merawat Hyun Ji datang dan memberi salam hormat.  "Selamat pagi, kami mau melakukan pemeriksaan rutin dulu sebelum melepas pasien kembali ke rumah," ungkapnya.

Hyeri pun mengangguk dan sedikit bergeser membairkan dokter tersebut melakukan pekerjaannya. Namun, saat ia sedang menunggu tiba-tiba Hyeri merasa begitu mual dan kepalanya sangat pusing saat mencium bau obat-obatan yang di bawa dokter itu.

Ia pun segera berlari keluar dan pergi mencari toilet terdekat. Di toilet, Hyeri segera mendekati westafel dan terlihat muntah-muntah hingga membuat salah seorang wanita yang juga di dalam sana merasa risih. Ia pun menepuk pundak Hyeri dan membantunya meminjat tengkuk belakangnya.

"Kau tidak apa-apa?" tanyanya sambil memberikan selembar tisue.

"Eeeem," Hyeri mengangguk sambil berkumur-kumur setelah merasa lemas karena muntah-muntah barusan. "Terima kasih," lanjut Hyeri sambil menerima tisue pemberian wanita dewasa tersebut.

Wanita itu tersenyum sambil melihat wajah lemas dan pucat Hyeri saat sedang membersihkan sekitar mulutnya. "Kau harus segera memberitahu suamimu karena sebentar lagi dia akan jadi ayah," ungkap wanita itu.

Hyeri pun menatap bingung karena ucapannya. "Maksudnya?"

"Ini anak pertama, kan? Kau terlihat masih muda," ungkapnya kembali.

"Aku tidak mengerti," lanjut Hyeri yang masih terlihat bingung dengan ucapan wanita tersebut.

"Aku dulu saat hamil anak pertama juga sepertimu, muntah-muntah dan terasa seperti tidak enak badan, biasanya itu memang terjadi pada usia kandungan yang baru beberapa minggu," ungkapnya sambil menyentuh perut Hyeri. Mendengar itu Hyeri tertegun diam, ia seperti tak bisa mengungkapkan sepatah kata pun lantaran bingung dengan ucapan wanita itu. "Selamat, kau harus segera memeriksakan kandunganmu, akan sangat menyenangkan ketika kau bisa mendengar detak jantungnya," ungkapnya sambil menepuk pundak Hyeri dan berlalu pergi meninggalkan toilet.

Hyeri masih bengong, ia tertegun diam sambil menatap pantulan wajahnya di cermin. Matanya berkaca-kaca, ada perasaan bahagia, bingung, haru, bercampur menjadi satu saat ini. Bulir bening mengalir di pipinya, ia tak bisa menahan itu tetapi Hyeri tak bisa memungkiri bahwa ia begitu bahagia terlihat dari wajahnya yang langsung sumringah dan tersenyum senang.

TUAN JEON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang