Chapter 3

14.1K 1.5K 103
                                    

◽️◽️◽️Happy Reading◽️◽️◽️

.

.

.

Sebelum baca, boleh kali minta votenya gak susah kan?

****

Hyeri terus saja dihantui dengan bayang-bayang tatapan pria itu.

Bahkan sepanjang malam, ia bahkan tak bisa tertidur pulas lantaran takut serta khawatir jika pertemuan hari ini bisa jadi boomerang baginya.

Esok paginya, Hyeri bekerja seperti biasanya. Di dapur ia terlihat begitu lesu karena kurang tidur, ia jadi tak seceria biasanya, bahkan sering salah melakukan tugasnya.

"Hyeri ambilkan bawang bombay!"

"Ini chef,"

Chef itu terdiam sambil menatap mata Hyeri. "Yang kamu berikan ini pisau," ungkapnya dengan nada kesal.

"Aaah benarkah? Memang tadi chef minta diambilkan apa?" tanya Hyeri kembali. Beberapa asisten chef lainnya menatap Hyeri bingung, salah seorangnya pun segera mengambil bawang bombay agar tidak menghambat pekerjaan chef pagi itu.

Menyadari bahwa ia telah melakukan banyak kesalahan, Hyeri pun memutuskan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ia menatap wajahnya sesaat ke cermin, dan ia pun teringat kembali dengan sorot mata tajam pria tadi malam.

"Aku bisa gila rasanya, aaaaghhh!"

Beberapa saat setelah ia kembali dari kamar mandi, terlihat Erika yang merupakan asisten nyonya besar pun masuk ke dapur sambil menatap semua maid kesana-kemari.

"Tuan Jeon meminta seluruh maid berkumpul di aula depan!" ujarnya.

Semua maid terdiam dan saling menatap satu-sama lain. Hyeri yang baru bergabung pun dibuat bingung dengan aktifitas tak biasa yang baru ia ketahui sejak seminggu lamanya bekerja di rumah itu.

Dengan perintah itu, seluruh maid pun akhirnya mulai berhamburan keluar menuju aula. Rasa penarasan Hyeri mendorongnya untuk terus bertanya. "Ana, kenapa kita diminta ke aula, ada apa?" tanyanya.

"Entahlah, biasanya jika para maid diminta berkumpul itu tandanya ada kesalahan yang dilakukan dari para maid, atau bisa juga intrograsi apabila ada yang ketahuan mencuri, aku juga tidak paham kali ini apa," jawabnya.

Hyeri pun menghela napas panjang. Sepertinya ia langsung paham dengan arahan yang Ana bilang barusan, terebih selama ia telah tidak sengaja melihat apa yang tidak boleh dilihatnya, tentu Hyeri paham jika ini adalah waktunya ia mendapat hukuman.

Ratusan maid berkumpul, aula serasa ramai dengan para wanita dan pria yang bekerja di rumah itu.

Tak lama, terlihat pria gagah dan tampan semalam datang dibarengi Erika di belakangnya. Setelah itu tuan Jeon pun memberi bisikan pada Erika.

"Para karyawan pria dimohon untuk meninggalkan aula, dan juga para maid senior!" ujar Erika, atas perintah dari tuan Jeon pagi itu.

Karyawan pria dan maid senior yang berjumlah puluhan itu pun mulai meninggalkan aula satu demi satu.

"Ada yang aneh, kenapa malah tuan Jeon yang minta kita berkumpul? Biasanya jika ada sesuatu di aula nyonya Jasmine lah yang bertanggung jawab," gumam Ana.

Hyeri yang mendengar itu seketika kicep dan semakin menunduk, ia seperti memiliki firasat buruk akan kesalahan besar yang ia lakukan semalam.

Tak lama setelah para karyawan pria dan maid senior pergi, maid junior yang berjumlah sekitar 50 orang itu berbaris rapi dan tetap diam di posisi mereka.

TUAN JEON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang