35. Sang Perawan

52.9K 347 16
                                    

Vero POV
Apartement Vero, Minggu, 01.00
 
Kami pun masuk ke lift, Rania masih gemetaran. Matanya masih basah. Berulang kali ia usap dengan tangannya.

Begitu lift tertutup, kedua tangannya memegang kedua pipiku…
Sambil memejamkan matanya, ia mendekatkan wajahnya ke wajahku… lalu mencium bibirku.
 
A kiss.
 
Ciuman pertamaku dengan Rania memberikanku perasaan yang campur aduk.

Bibir Rania sangat lembut, hangat dan basah. Caranya menciumku sangat indah, di situasi seperti ini aku merasakan betapa ia sangat membutuhkanku dan untungnya aku datang di waktu yang tepat.

Setelah keluar dari lift, aku mencari access card ku, tidak ada? Apa mungkin terjatuh di basement saat insiden tadi?

“Aku ada kartunya cadangannya kak, ini.”
Lalu kami masuk lagi dan aku segera mengunci pintu.
 
Rania duduk pelan di sofa dan terlihat menghela nafas lega.

Lalu ia menoleh dan melihatku yang sedang melepas sepatu.
Ia berikan lagi senyumnya itu,

“Terima kasih yah kak…”
Matanya terlihat berkaca-kaca lagi. Terlihat betapa tulusnya ia berterima kasih kepadaku.
 
“Iya Rania.”

Aku pun menghampirinya duduk di sofa. Ia telah melalui hari yang buruk lagi hari ini. Dan aku menyelamatkannya lagi.
Banyak hal yang harusnya kutanyakan kepadanya, namun melihatnya seperti ini mood bertanyaku hilang. Aku ingin menenangkannya dahulu.

Rania mengambil bantal dan menutupi mukanya sambil duduk menekuk, kakinya ke atas sofa.

Ia memindahkan duduknya di sampingku, lalu menyandarkan kepalanya di pundakku.
Ia memegang tangan kiri ku, lalu ia melihat wajahku.

Lalu ia memelukku dan menciumku lagi. Aku lihat ia memejamkan matanya, bekas air matanya masih belum kering, lalu kedua tangannya memeluk ku erat, tangannya mengelus bagian belakang kepalaku.

Oh God…. Lembut sekali… so passionate. Lidahnya menari di dalam mulutku. Aku bisa rasakan hangatnya tubuhnya yang menempel di dadaku.

Jantungku berdegup lebih cepat, dan somehow aku juga merasakan juga degupan jantungnya.

A pretty girl kiss me. She hug me too.

So comfort.
 
Tak terasa kami sudah pindah ke kamar. Ia mendorongku ke ranjang dan aku pun hanya diam, duduk tanpa melawannya.

“Aku tidak punya apa-apa untuk membalasmu, semoga ini cukup ya kak…”Ucapnya seraya melepaskan semua apa yang ia pakai dan ia berusaha melepas semua bajuku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku tidak punya apa-apa untuk membalasmu, semoga ini cukup ya kak…”
Ucapnya seraya melepaskan semua apa yang ia pakai dan ia berusaha melepas semua bajuku.

Matanya sayu, nafasnya memburu…
Tubuh itu sangat indah, bersih and soo sexy...

Payudaranya besar dan terlihat kencang, tapi tidak sebesar Julia atau Nadine, tapi badannya lebih mungil dan lebih kecil, putingnya masih merah muda, dan vaginanya masih terlihat rapat.

SEX and The City (Season 1 - 200 Parts)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang