38. Walls

30.2K 273 21
                                    

JULIA POV
Hadami Onsen & Spa Highland. Minggu 01.00
 
Vero baru saja pergi.

Aku sendiri di kamar yang dingin ini.

Aku pegangi futon nya yang masih hangat.

Tak terasa mataku basah.

Oh God… what should I do? Aku hela nafas panjang.
 
Kenapa ini terjadi padaku?

Apakah ini pembalasan Tuhan padaku karena sebelumnya aku hanya mempermainkan laki-laki?

Lalu di saat aku mulai membutuhkan laki-laki, Tuhan menjauhkannya dariku?

Apakah Tuhan mencegahku berbuat jahat kepada Vero? Karena dia orang yang baik?

Benar juga.

Mungkin aku terlalu kotor untuknya. Aku masih suka bermain-main.

Vero terlalu bersih dan murni untukku.
 
Aku ambil Handphoneku, lalu blok nomornya.

Sepertinya aku menyerah, Vero terlalu pure, too kind.

God not allow me.

Dan airmataku pun menetes di pipiku.
What do I expect?

Dia masih muda, pastilah dengan muka seperti itu dan badan sebagus itu… dia memiliki pasangan.  

Dan tentu saja dia akan mementingkan kekasihnya terutama di saat urgent. Apalah aku ini wanita yang 5 atau 6 tahun lebih tua darinya, yang sudah berumur 28 tahun, sibuk dengan pekerjaan dan mengejar karir.

Dan mungkin perbedaan usia kami terlalu besar, atau… dia memang tidak menyukaiku…

Yang terlalu agresif…?

Terlalu terus terang?
 
"Hufff...." aku hela nafas panjang sambil menarik selimutku.

Good bye Vero.

Thanks for a very short time visit.

Maybe I won’t be able to forget you.

OST : ONE LAST CRY - SABRINA (ACCOUSTIC VER)

----

[07.00]
 
Aku terbangun, sinar matahari pagi menyentuh mataku.

Air mataku sudah kering.

Kulihat handphone ku, sudah jam 7 rupanya.

Aku bangun, melepas yukataku dan berganti baju.

Saat aku merapikan tasku, di sampingnya aku melihat kartu elektronik.

Rupanya kartu apartemen punya Vero tertinggal.

Apa aku kirimkan saja ke apartemennya pakai jasa delivery instant?

Tapi aku tidak tahu alamat detilnya, I guess I will send this directly to him. Mungkin ini akan menjadi terakhir aku berjumpa dengannya.

----

Setelah satu jam menyetir, aku sampai di rumah. Berjalan pelan sambil membuka gerbang depan.
 
“Kakak pulang.” Ujarku sambil membuka pintu depan. Lalu aku parkirkan mobilku ke dalam.

Rupanya adikku sudah pergi, oh iya ini hari minggu, pastilah dia bersama teman atau pacarnya. Atau dia sedang di apartementku di area barat. Setiap hari kerja aku memang pulang ke apartment, sedangkan weekend seperti ini aku pasti ke rumah.
 
Di rumah ini aku hanya tinggal bertiga dengan Mama dan adikku. Ayahku sudah pergi dengan wanita lain sejak aku kecil.
Kami menganggap saja dia sudah mati.

SEX and The City (Season 1 - 200 Parts)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang