45. Perpisahan

21.7K 230 12
                                    

VERO POV
 
Aku melihat saat Julia membalikkan badannya, air matanya sudah menetes. Percikan air matanya seperti titik air gerimis yang jatuh dalam gerak lambat.

Dan dia pergi.

I see her fading in a slow motion. Walk away from me.
 
Aku turun pelan dan terduduk di lantai lorong apartementku…dan bersandar di pintu. Kubenamkan kepalaku di kedua lututku, aku menjambak rambutku sendiri.
Menyadari kebodohanku sendiri.

Dadaku serasa sesak dan rahangku tiba-tiba kelu. Hatiku terasa berat.

Aku membuat kebodohan lagi, aku membuat wanita menangis.

Aku membuat pilihan tapi dengan menyakiti pilihan lainnya.

Haruskah seperti ini?

Tidak adakah pilihan yang terbaik?
 
Kakakku jelas tidak akan senang dengan ini semua.

Oh Tuhan… maafkan aku.
 
OST : SLOWLY DANCING IN THE DARK - JOJI

-----------------
RANIA POV
 
Aku mendengar semuanya di balik pintu ini.

Aku lemas dan terduduk di lantai… bersandar di pintu ini.

Seperti apa hubungan mereka hingga kak Vero seperti berat untuk melepas wanita itu?

Aku ingin menangis, karena menyadari hubunganku dengan kak Vero membuat hati yang lain terluka karena ini.

Aku tidak merasa ini adil buatnya, karena sebagai wanita, aku juga bisa merasakan itu suatu saat.

Aku tidak mau ini menjadi karma buatku suatu saat.

Mencintai di atas luka orang lain.
 
----------------
VERO POV
 
Aku masuk lagi ke apartmentku.

“Kak Vero.” Rania memanggilku, lalu aku duduk di sampingnya, di sofa.

Rania melipat tangannya dan berulang kali menjepit bibirnya sendiri, dan matanya tidak mau melihatku.

Sepertinya ia kesal denganku.

“Aku sedih melihat situasi ini… aku bingung harus bagaimana, antara sedih, takut, kecewa, senang, semua jadi satu dalam waktu yang bersamaan.”

Aku terdiam sejenak.

“Apa yang kamu cemaskan?”
Rania terdiam lagi dan matanya terlihat berkaca-kaca.

“Aku cemburu kak, sepertinya wanita itu bisa mengancam posisiku. Tadi juga kamu hampir melakukannya dengannya kan? Padahal kamu tahu aku ada disini.”

Lalu aku memegang tangannya.
Ia melihatku dengan muka cemas dan sedih.

“Aku kesal denganmu tapi aku sadar posisiku, aku membutuhkanmu kak. Walau mungkin aku sudah menjadi kekasihmu, tapi hanya itu saja… aku bukan siapa-siapamu, aku tidak berhak mengaturmu atau cemburu terhadap hubunganmu di masa lalu.” Ucapnya lagi.

“Maafkan aku ya.”
 
Ia terdiam lalu mengangguk.

“Please don’t leave me…” Ucapnya dengan muka memelas.

“No I won’t, it’s a promise.”
 
-----------------
RANIA POV
 
[17.00]

Aku di living room, kak Vero sedang membaca buku di kamarnya.

SEX and The City (Season 1 - 200 Parts)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang