Vero POV.
Apartment Vero, Minggu, 14.30
Pintu pun tertutup. Aku melihat mereka berdua yang masih berdiri di belakangku.“So, what’s the explanation of this now?” Tanya Julia.
Aku menggelengkan kepalaku.
“Oh oke, guys… ayo duduk dulu di living room.”
Rania hanya melirik Julia. Dia tampaknya masih belum memahami situasi ini sepenuhnya.
Mereka berdua pun duduk, namun berjarak satu sofa.Rania duduk dengan menekuk kedua kaki di atas sofa dan mengambil bantal seperti biasanya.
Julia duduk bersila di sudut sambil menyilangkan kaki dan melipat kedua tangannya.
“Terkait tadi, aku akui, kamu hebat… dan terima kasih sudah mengendalikan situasi tadi.” Ucap Rania dengan muka datar.
Julia tersenyum tipis.
“Dear Rania, aku tidak melakukan ini untukmu sayang. Aku melakukannya untuk Vero.”
Rania terdiam sejenak.
“Don’t get it wrong ya, this time I lose the battle, but certainly I will win the war.” Ucap Julia dengan mata yakin nya itu.
“Girls… please.” Ucapku.
“Kak Vero, diam dulu ya…” ucap Rania kepadaku.
“Arite, aku akan mandi dulu, so ini adalah girls talk ya.”
“No, you sit here, you responsible for this. I want to have some discussion.” Ucap Julia.
Lalu aku berdiri bersandar di tembok dekat kamar. Di belakang Rania.“Jadi… kalian a couple?” Tanya Julia.
“Ya.” Balas Rania segera.
Julia melihat ke arahku.
Aku diam saja… dan sedikit memalingkan mukaku, aku tidak ingin melihat muka Julia.
Julia menghela nafas.
“Ya, tadinya aku kesini hanya untuk menyembalikan kartu access Vero yang tertinggal. Kemarin Vero dating denganku, tapi saat aktivitas kami belum selesai, dia buru-buru kembali untuk sesuatu yang urgent. I guess that was related with you, right?” Ucap Julia melihat ke Rania.
“Baik, aku akan bantu menjelaskan, Rania kamu boleh tambahkan nanti.” Ucapku.
-----
Lalu aku jelaskan semua masalah yang ada sejak pulang dari café Junction beberapa hari yang lalu.Dari peristiwa penabrakan itu, alasan kenapa Rania ada di apartementku, lalu kembalinya laki-laki yang hendak membawa Rania, hingga kenapa Rania masuk ke dalam wardrobe.
Quite funny and ridiculous situation.
Dan Julia tertawa.“Hahaha… sorry… ehm… this is quite funny actually.”
“Dan setelah semua cerita seru itu, I ended up hiding in the same wardrobe with your girlfriend for some reason.” Tambah Julia.
“Yah… begitulah.” Ucapku.
“End we both were half naked? …Hahaha…” Ucapnya sambil tertawa lagi…
Julia seperti tidak habis pikir, ia memegang dahinya dengan tangan kanannya dan menghela nafas, ia lalu bersandar di sofa.
“…Baiklah, penjelasannya cukup masuk akal bagiku.”
“Dan kamu kenapa setengah telanjang saat di dalam wardrobe?” Tanya Rania.“Hmm… Vero tadi mengajakku melakukannya?” ucap Julia dengan muka bertanya, sambil melihatku.
“No… not right!” Ucap ku segera dengan nada datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEX and The City (Season 1 - 200 Parts)
RomanceSeason 1. "Aku menyukaimu, Vero, maukah tidur denganku?" Tanya Julia, wanita pekerja sukses yang hanya menjadikan laki-laki sebagai mainan seksnya, tiba-tiba bertemu dengan Vero, lelaki muda yang baru lulus kuliah, yang mampu menghentikan petualang...