183. The Darkest Night

14.1K 123 24
                                    

Louise Office
Senin, 09.20
 

“Welcome back! Kak Louise!” Teriak Amanda dan beberapa karyawan departemen finance, secara mendadak masuk ke ruangan kerja Louise, mereka membawa kue kecil dan kertas bertuliskan ‘Welcome Back’, yang dibentangkan beberapa karyawan wanita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Welcome back! Kak Louise!” Teriak Amanda dan beberapa karyawan departemen finance, secara mendadak masuk ke ruangan kerja Louise, mereka membawa kue kecil dan kertas bertuliskan ‘Welcome Back’, yang dibentangkan beberapa karyawan wanita.
 
“Wow… thanks…! hahaha… kok tiba-tiba ada begini…? Kalian sengaja siapkan?” Ucap Louise sambil berdiri dari kursinya dan menyambut mereka.
 
“Tentu saja, kami kangen dengan ibu peri kami, lama sekali tidak masuk, semoga ini membawa berkah buatmu, selalu sehat dan semangat bekerja kembali…” Ucap Amanda, yang diaminkan rekan yang lain.
 
“Ooohh… ya ampuun… amiinn… thanks yaa… aduh… aku harus mentraktir kalian nih…” Ucap Louise sambil berdiri dan menerima kue itu.
 
“Memang itu tujuan kami, Kak…hehe..” Ucap Amanda.
 
“Hahaha…! Oke deh, mau nanti malam? Nanti aku share di grup ya.”
 
“Asyikk..!” Ucap mereka bersamaan dan setelah meletakkan kue itu, mereka pun kembali ke cubicle masing-masing.
 
Louise pun kembali bekerja dan mulai membalas emailnya yang sudah menumpuk.
 
“Feeling better?” Tanya seseorang yang tiba-tiba muncul dan bersandar di pintu.
 

“Oh Lucas… yeah… thanks… apa kabar?” Ucap Louise sambil tersenyum lebar khasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Oh Lucas… yeah… thanks… apa kabar?” Ucap Louise sambil tersenyum lebar khasnya.
 
“All good, kantor ini sepi tanpamu.” Ucap Lucas sambil masuk dan duduk di kursi di depan meja kerja Louise.
 
“Hei, aku dengar ada outing ya?” Ucap Louise sambil membetulkan kacamatanya.
 
“Iya, kamu diajak kok, namamu sudah aku masukkan list, begitu tahu kamu sudah masuk hari ini. Tapi nanti ada aktivitas fisik, kalau kamu tidak kuat jangan dipaksa.”

“Dimana tempatnya?”
 
“Yellowstone glamping, area utara.”
 
“Oh, nice place, dingin banget disana. So acaranya ada pembagian grup atau semacamnya?”
 
“Ada, 8 sampai 9 orang per grup, kamu grup 3.”
 
“Siapa saja di grup 3? Boleh kulihat?”
 
“Boleh, sebentar, aku memfotonya tadi… nih.” Ucap Lucas sambil menunjukkan gallery handphonenya.
 
Louise melihat list itu.
 
Grup 1
1.     Bobby – Operation
2.     Amanda – Finance
3.     Theo - President Director
4.     Nadine – Product (internship)
5.     Tim – IT
6, 7, 8. XXXXX
 
Grup 2
1.     Alexa – Finance Director
2.     Sasha - HR
3.     Rafael - Logistics
4.     Cindy - Secretary
5.     Vero – Finance (Internship)
6, 7, 8. XXXXX
 
Grup 3
1.     Louise – Finance
2.     Alan – Marketing Director
3.     Julia - Product
4.     Ferdinand - Operation
5.     Lucas - HR
6, 7, 8. XXXXX
 
Sedangkan grup 4 dan grup 5 tidak ada nama yang menarik perhatiannya.
 
“Aku satu grup denganmu dan Julia ya? Ini siapa yang buat listnya? Random?”
 
“Awalnya aku pilih bersama Julia, guna meratakan level, at least setiap grup tidak berkumpul terlalu banyak posisi yang sama dan department yang sama, misal GM atau manager semua, harus rata dari level staff hingga director, dan tadi pagi baru saja direvisi Alexa.”
 
“Hmm… apakah Alexa bersama Vero dalam satu grup ini awalnya dari kamu dan Julia?”
 
“No, itu yang dicoret Alexa, awalnya Vero dan Julia satu grup juga denganmu, namun ditukar.”
 
Louise tersenyum sambil memikirkan sesuatu dan mengembalikan handphone Lucas.
 
“Kenapa? Kamu ingin menukar tempat?”
 
“No, pasti tidak bisa kan? Lalu acara disana apa saja?” Tanya Louise.
 
“Mostly teamwork games, outing dan hiking, setiap malam ada BBQ grill party dan campfire, semua tidur di tenda glamping yang big size, isi 4-5 orang, tentu saja dipisah laki-laki dan perempuan, satu grup mendapat tenda berdekatan. Tapi ada sih yang bercampur, karena jumlahnya tidak genap dan tendanya juga terbatas. Dan sudah aku confirm ke Alexa, asalkan employee tersebut tidak keberatan, tidak apa-apa.”
 
“Sure, kamu tidak ingin acara nanti jadi pesta seks kan? Hahaha… apalagi kondisi dingin sekali disana.”
 
Lucas terdiam sejenak dan tersenyum. Menengok kanan kiri sejenak memastikan tidak ada yang mendengar, lalu memajukan wajahnya dan berbisik ke Louise.
 
“Hei… Aku punya rencana untuk itu. Kamu mau ikut?” Ucap Lucas berbisik.
 
“Hah?”
 
Lucas memundurkan duduknya dan bersandar kembali.
 
“Maksudmu apa?” Tanya Louise sambil mengernyitkan dahinya.
 
“Sex… Par…ty…” Bisik Lucas dengan mengisyaratkan mulutnya seperti mengeja.
 
“Ohh.. God… you’ve gotta be kidding me…” Ucap Louise sambil menggelengkan kepalanya.
 
“Acara kan selesai jam 10 an, sisanya bebas, selama 3 hari itu, ya you know, there’s a lot of opportunity… if you want to sneak out to other tent, and find your mate and mating there. Aku menyiapkan tenda khusus yang terpisah dari serombongan tenda yang kita sewa.”
 
“Oh really…? Hahaha… wow… naughty boy.”
 
“But that doesn’t come cheap, dan ini tidak memakai budget kantor, tapi patungan saja siapa yang mau join.”
 
Louise terdiam dan memperhatikan Lucas, dengan muka sedikit mempertimbangkan.
 
“You wanna have sex with him right?” Ucap Lucas.
 
“Who?”
 
“The new guy.”
 
“Hahaha… kenapa harus dia? Dia kan pacar Julia.”
 
Lucas pun memajukan badannya lagi dan menyandarkan lengannya di meja Louise.
 
“Hei Louise, aku mendukungmu untuk berpisah dengan Nathan, seperti yang pernah aku lakukan dulu denganmu, you must move on, find your happiness, find your lust again. Fucking your employee... ah that is super sexy thing. Lagipula kalian sudah tinggal bersama kan?” Bisik Lucas.
 
“Itu menumpang, bukan tinggal bersama, ada Julia juga disitu, anyway thanks for your offer, aku tidak mau melakukan itu, party sex atau semacamnya, that’s gross… and too risky, kalau ketahuan Alexa bagaimana? Atau director yang lain?”
 
“Kalau Alexa ikutan bagaimana? Hey this is a rare moment, aku juga membawa wine untuk acara malamnya, semua akan mabuk, melupakan logika dan benar salah. Aku rasa semua akan melupakan malam itu, di besok paginya. Tidak ada rasa bersalah, dan minggu depannya bekerja seperti biasa, seolah tidak ada apa-apa.”
 
Louise terdiam dan tersenyum tipis sambil menjepit bibirnya.
 
“I don’t consider this conversation is exist, forget it. Thanks for offering anyway. Let’s get back to work.” Ucap Louise sambil kembali melihat arah laptopnya.
 
“Umm… before I go, I want to ask you something.” Ucap Lucas, sambil membuka handphonenya lagi.
 
Ia menunjukkan satu aplikasi, yang pernah Vero download, aplikasi sex vibrator dengan akun Louise terlihat disitu.
 
“Heeii!!! How do you get that?” Teriak Louise refleks dengan muka terkejutnya.
 
“So, this is you correct… ha?” Ucap Lucas sambil tersenyum lebar.
 
“Delete akun itu, dan uninstall…!” Bisik Louise sambil sedikit berteriak.
 
“Hahaha.. some IT guy randomly check the connection dan melaporkan ini padaku, karena aku HR juga mengurusi budget IT, kamu menggunakan jaringan kantor untuk menggunakan aplikasi seks, yang illegal, di jam kerja dan terlebih lagi, kamu menggunakan vibrator atau dildo itu disini, lokasi GPS nya terlihat, Louise, how can you be so reckless?”
 
“Aaahh..! fuuckk..! Huuhh! Kemarikan handphonemu.” Louise kesal dan menggertakkan giginya, ia mengusap rambutnya, lalu melepaskan kacamatanya, dan mengulurkan tangannya, meminta handphone Lucas.
 
“So, kamu mengakui ini akun kamu kan? Lagipula IMEI hanpdhone-mu jelas sekali ada disini, nama profilenya pun kamu, you can’t deny that, ibu peri.”
 
“Oke…oke, aku mengakuinya… hapus please, delete akunnya.”
 
“Hmm… aku cukup baik hati tidak consider ini sebagai pelanggaran, karena hukumannya sudah jelas dari Alexa, pemecatan. Dan aku masih menganggap kamu teman baikku… so…”
 
“Jadi… kamu mengharapkan sesuatu dariku? Agar kamu menutupi ini?” Ucap Louise segera.
 
“Hmm… kamu memang perempuan pintar, but let’s not jump to conclusion… but yeah, more less…”
 
“Just tell me Lucas, you want a sex with me?”
 

SEX and The City (Season 1 - 200 Parts)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang