Julia mengusap wajahnya dan menunduk, menghela nafasnya. Ia pejamkan matanya sejenak, sebelum memulai berbicara lagi.
“Vero… mungkin kamu dengar dari Nadine, terkait bagaimana seharusnya hubungan kita bertiga berjalan, mungkin ia mengatakan sesuatu yang membuatmu tidak bisa menolaknya? Atau memang kamu yang meminta melakukannya?” Ucap Julia.
Vero masih terdiam, ia ragu untuk menjawabnya.
“Ia hanya berterima kasih karena aku hadir dalam hidup kalian, karena kehadiranku membuat perubahan pada kalian, padamu, pada Nadine, dan mamamu. Aku tidak akan menyangkal kesalahanku hari ini padamu, aku akui itu, dan aku meminta maaf untuk itu.” Ucap Vero.
Julia tersenyum dan melihat Vero.
Lalu ia mengangguk pelan, ia sadari betul perubahan yang disampaikan Vero tadi.
“Ya itu betul… aku juga merasakannya… menurut Nadine aku ada perubahan, dan itu juga pertama kali mama terlihat happy dengan kehadiran orang asing di rumah… aku juga berterima kasih padamu untuk itu… namun… entah kenapa jadi posesif dan stalker sekarang… maafkan aku Vero… apa itu membuatmu tidak nyaman?”
“No. Kamu berhak untuk itu. Kamu bisa posesif padaku. Kamu marah padaku?”
Julia tersenyum tipis dan mengambil rokoknya.
“Tidak, aku tidak marah padamu, kecuali kamu memutuskanku. Silahkan saja kamu bermain-main dengan Nadine. Nanti kamu juga akan kembali padaku.” Ucap Julia sambil menyulut rokoknya.
“You’re so mature, as I expected.”
“Hahaha… apa kamu menyukai yang lebih muda seperti Nadine?” Tanya Julia lagi sambil menghisap rokoknya.
“No.”
“Well then, all settled, silahkan saja kamu bertualang, tapi hatimu milikku. Eh tapi hanya dengan Nadine, tidak dengan yang lain.”
Vero tersenyum ringan dan menggelengkan kepalanya.
“That’s why I like you.” Ucap Vero.
“Oh iya, nanti malam aku ada meeting dengan Lucas terkait outing minggu depan, dan kami harus meeting dengan owner di luar office, apakah kamu mengijinkanku?”
“Oh...Silahkan saja.” Jawab Vero.
Julia terdiam sejenak.
“Really? Kamu tidak melarangku?”
Vero menggelengkan kepalanya.
“Kamu mau bekerja kan? Kecuali kamu mau berkencan dengan Lucas.”
Julia mengangguk sambil menghembuskan rokoknya, asapnya mengenai muka Vero. Vero segera memalingkan wajahnya.
“Kamu engga merokok ya?” Tanya Julia.
“Aku social smoker saja.”
“Apa itu?”
“Menemani yang sedang merokok.”
“Oh… all right, kamu tidak melarang aku merokok?” Tanya Julia.
“Kenapa dilarang? Asalkan kamu nyaman dengan itu. Tapi ya, mungkin untuk kesehatanmu, perlu kamu pertimbangkan lagi. Ini untuk kamu sendiri.”
Julia terdiam sejenak, lalu mematikan rokoknya, dan membuangnya ke bin di sampingnya.
“Tidak jadi?” Tanya Vero.
“Aku mau kamu melarangku Vero.”
“Oh? Kenapa?”
“Karena aku merasa kamu terlalu membebaskanku, kamu tidak pernah mengekang atau memberikanku aturan apa pun dalam hubungan kita.”
Vero terdiam sejenak.
“Well, kamu sudah dewasa, dan kamu pasti sudah mempertimbangkan dengan baik apa pun hal dan keputusan yang kamu jalankan, aku percaya padamu.” Ucap Vero.
Julia tersenyum, dan mengangguk pelan.
“Atau… kamu mau aku lebih posesif dan mengaturmu?” Tanya Vero.
Julia mengangguk cepat, seperti anak kecil yang akan diajak orang tuanya ke taman hiburan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEX and The City (Season 1 - 200 Parts)
RomansaSeason 1. "Aku menyukaimu, Vero, maukah tidur denganku?" Tanya Julia, wanita pekerja sukses yang hanya menjadikan laki-laki sebagai mainan seksnya, tiba-tiba bertemu dengan Vero, lelaki muda yang baru lulus kuliah, yang mampu menghentikan petualang...