chapter 7

8.9K 1.2K 69
                                    

  "Wanita bukanlah pakaian yang bisa kamu pakai dan kamu lepas semaumu, mereka terhormat."





"kakak mau jual saya berapa?" tanya Adinta, saat ini mereka sedang masuk kedalam area taman Kamboja dengan bergandeng tangan

"dua puluh ribu" jawab Ketos itu dengan malas

mereka berjalan menuju salah satu tenda yang tadi ditunjukkan salah satu pelayan Taman dan duduk. Tempat ini tak begitu ramai karena bukan akhir pekan, ketika kita ingin ke Taman Kamboja ini diwajibkan untuk membooking terlebih dahulu jika tidak kalian akan sulit untuk masuk Tempat itu

"gak mau dilepas kak tangan saya?" Tanya Adinta saat mereka baru saja mendudukkan diri

"nanti kamu diculik om om" 

"kapan si ada yang mau beli saya, bosan tau duduk gini doang" kesal Adinta sembari memakan cemilan yang disediakan tiap tenda dengan sebelah tangan

Ketos itu terkekeh tangannya melepaskan tautan tangan mereka, kakinya diselonjorkan. Lalu dengan santainya Ketos itu mengangkat tubuh Adinta yang sedang sibuk dengan kue kering ditangannya

Matanya melebar dengan mulut yang dipenuhi kue kering rasa Tiramisu kesukaannya, dengan wajah menggemaskannya itu sukses membuat Ketosnya terbahak. sebelah tangan Ketos ditaruhnya kearah belakang untuk menjadi penyanggah tubuhnya, sedangkan sebelah tangannya mengelus kepala Adinta

Adinta dengan cepat mengunyah kue itu lalu menelannya

"kaget ih untuk jantung saya gak jungkir balik" ucapnya dengan menabok dengan keras bahu Ketosnya

Ketos itu menghentikan tawanya dan tatapan mereka bertemu.

"saya gak tau kenapa saya bisa sesayang ini sama kamu" ucapnya sambil terus mengelus rambut hitam berkilau Adinta

"mata kamu spesial Adinta, mata kamu itu candu"

Adinta terdiam mencerna kata demi kata yang dikeluarkan oleh Ketosnya ini

"Adinta" panggil Ketos itu denga lembut

"hm?"

"jadi pacar saya ya?" meskipun sedikit ragu tapi akhirnya kalimat itu keluar juga

"gak mau!" tolak Adinta dengan tegas

"kenapa?"

"kalo saya jadi pacar kakak, nanti gak ada yang mau beli saya"

"yaudah saya aja yang beli kamu" Sontak Adinta tertawa ketika melihat perubahan wajah sang Ketos dihadapannya

"serius Adintaaa" pinta Ketos dengan wajah masam

"HAHAHAHAA bentar, oke oke serius" masih dengan menahan tawanya

"kak, kita satu organisasi kalo orang lain tau kita punya hubungan kakak yang kena imbasnya nanti" lanjut Adinta dengan wajah serius

"yaudah kita backstreet aja"

"sampai kapan?"

"sampai saya lulus karna ketika saya lulus saya bakal lepas tanggung jawab sebagai ketua"

"sekarang saya tanya lagi, mau gak jadi pacar saya?" lanjutnya, kini tangan Ketos itu berhenti mengelus rambut Adinta. dirinya kini hanya fokus pada tatapan mereka

"emang saya boleh nolak?" tanya balik Adinta dengan tersenyum

"gaklah! gak boleh! saya malu nanti" ucap ketos sambil menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Adinta menghirup aroma vanila yang sejak tadi sangat menggoda dirinya

"gantian, kamu yang elusin" ditariknya tangan Adinta kearah kepalanya meminta untuk dielus, yang dipatuhi oleh Adinta

Ketos itu menutup matanya menikmati elusan lembut pada kepalanya, sedangkan Adinta masih terdiam

 badan gue bau gak ya? gue kan belum mandi anjir ni orang hobi banget nemplok di gue -batin Adinta



Lima bela menit mereka dalam posisi tersebut

"kak" panggil Adinta tangannya masih mengelus rambut Ketosnya itu

"hmm?" Ketos itu bergumam 

"saya laper"

"emang tadi belum makan?" tanya Ketosnya sambil mengangkat kepalanya, yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Adinta

belumlah bodoh mungkin kalo lu gak nelpon gue tadi, gue masih tidur anj -lagi dan lagi Adinta membatin

"ya udah ayo, nanti kemaleman" ajak sang Ketos sembari berdiri yang diikuti Adinta

mereka berjalan dengan bergandeng tangan, tempat yang mereka datangi tadi berjarak sedikit jauh dari kota yang mereka tinggali jadi tak perlu khawatir kalau akan tercyduk oleh teman teman sekolah

"mau makan apa?" tanya Ketos itu saat mereka diperjalanan

"terserah"

"gak ada makanan yang namanya terserah" 

"huft Saya tuh pengen biar kayak cewek lain gituloh kalo ditanya mau makan apa sama pacarnya mereka kan pasti jawabnya terserah" 

"jadi diri kamu sendiri Adinta"

kalo memperlihatkan diri gue yang sebenarnya lu gak akan nembak gue tadi, gue yakin seratus persen hahaha

"yaudah saya mau kentang goreng sama burger mekdi" balas Adinta

"nah gitu" sahut Ketosnya sambil tersenyum puas sebelah tangan Adinta diambilnya lalu digenggamnya










"mau minum apa?" tanya Ketos itu sambil menyetir mereka baru saja mengambil makanan yang tadi dipesan, sebenarnya tadi dirinya sudah ingin memesan minuma cola dingin untuk Adinta tapi Adinta menolak karena ternyata dia tak menyukai minuman bersoda

"susu!" jawab Adinta dengan semangat sembari memakan burger pedasnya

"ha? susu apa?" sedikit ambigu sebenarnya

"susu gambar sapi tapi rasa full cream"

"namanya sayaaang"

" gak boleh sebut merk ih saya kan gak diendors, warna biru pokoknya kotaknya" ngawur memang Adinta, Sang Ketosnya itu hanya menghela nafas panjang mencoba bersabar

dirinya memarkirkan mobil diparkiran minimarket lalu melangkah masuk untuk membelikan minuman bergambar sapi seperti yang dibilang Adinta

Ketos itu berkeliling rak bagian susu kotakan namun tak menemukan benda yang diinginkan Adinta, mau tak mau ia bertanya kepada penjaga minimarket tersebut

"permisi mba saya cari susu gambar sapi tapi raasa fullcream kotaknya warna biru mba" tanyanya sedikit malu, eh enggak malu bangeet

"oh susu milk ultra mas? mari saya antarkan" jawab penjaga tersebut sambil menahan tawa

sampai pada rak yang dituju, ternyata benar kata Adinta susunya bergambar sapi tetapi rasa fullcream tulisannya. ia langsung mengambil susu kotak ukuran tanggung itu sepuluh kotak dan segera berjalan kearah kasir

sang kasir senyum senyum sendiri, ah sudahlah dirinya kini benar benar malu

belum juga dua puluh empat jam gue pacaran udah mau kena mental ae Ketos itu tersenyum miris











(n) pahami dan resapi kata miring tiap part

.............................................................................

saya tidak pernah mengemis untuk divote tapi saya yakin orang yang vote cerita ini adalah orang yang pandai menghargai suatu karya dan patut diacungi jempol atas attitudenya

makasih yang sudah support saya untuk membuat cerita ini!

kira kira ada yang tau gak nama asli ketos?

ADINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang