chapter 15

8K 1K 169
                                    

 "kadang orang-orang merasa paling pintar hingga tak sadar bahwa  lawan bicaranya pura-pura bodoh"

Senin hari yang mungki paling banyak dibenci oleh siswa-siswi Indonesia. namun, tidak untuk Adinta yang justru dihari senin ia akan bersemangat karena dihari itu ia akan bebas menegur siswa yang tak menaati peraturan. berdebat argumen dengan siswa adalah hal yang paling menyenangkan bagi Adinta

contohnya saat ini disaat yang lain sedang menjaga barisan upacara, Adinta berjalan kearah belakang sekolah dekat taman tepat didekat pagar saat ini Gadis itu sedang adu argumen dengan seorang kakak kelas lelaki yang bernama Haris- sahabat dekat Raga

"oke mari kita liat, sepatu warna marun kaos kaki warna item untung betis kakak putih ya jadi gak nambah malu-maluin" ucap Adinta sembari mencatat kelakuan nyeleneh Haris

"datang telat, gak ikut upacara, pakaian kayak abis ngegembel muka muka gak mandi, keringetan bau kambing tapi bo-"

"lo mau nyatat apa mau ngejulidin gue sih?" potong Haris dengan muka songong

"ong hehe" Adinta menampilkan cengirannya

"kak Haris kak Haris, nih ya kata orang kalo sifat kita itu tergantung pergaulannya kan? tapi kok kakak sahabatan sama kak Raga gak nular goodboynya?"

"kayak kakak tu ya bagaikan langit sama awan gitu, udah beda tapi selalu satu frame" omel Adinta sambil menyeret Haris ketengah lapangan untuk ikut berbaris dengan siswa yang tak mengikuti aturan sekolah dengan benar

"lonya aja yang gak tau sifat asli Raga" ucap Haris menjitak kepala Adinta dengan kuat

"AW astaghfirullahhaladzim berdosa kak jangan sampai kita baku hantam disini bah" Sahut Adinta dengan melototkan matanya kepada Haris yang dibalas uluran lidah oleh lelaki badboy itu

kelakuan mereka berdua tak luput dari penglihatan seluruh siswa yang sedang mengikuti upacara, Adinta yang masih tidak sadar dan masih melototkan matanya kepada Haris itu kaget karna tiba-tiba dirinya ditarik seorang lelaki kearah belakang barisan siswa 

"jaga disini jangan lupain  tugasmu!" sentak lelaki itu 

"ay ay sayang!" jawab Adinta berbisik membuat kedua ujung bibir Raga melengkungkan senyuman,  niatnya ingin menjadi galak hilang entah kemana melihat tingkah lucu kekasihnya itu. tak dapat lagi menyembunyikan senyumnya Raga segera berbalik meninggalkan Adinta yang tengah cekikikan melihat tingkah salting Raga

Adinta berdiri menjaga barisan hingga upacara ucai, saat ini para Anggota OSIS sedang berbaris dilapangan untuk dimintai laporan masing-masing. selesai memberikan laporan tiba-tiba Adinta dipanggil oleh Raga selaku ketua OSIS untuk kedepan

"Adinta push up lima puluh kali" perinta Raga yang mebuat Adinta mengangakan mulutnya, bagaimana tidak kaget Raga tahu kalau Adinta paling benci dengan push up makanya biasanya ia jika dihukum maka akan memilih Squat Jump

"push up kak" tanya Adinta meyakinkan

"iya Adinta push up sekarang lima puluh kali" jawab Raga dengan suara rendah

"gak squatJump aja kak?" oh ayolah Adinta sangat tidak siap untuk push up sekarang 

"TULI KAH DEK ITU TELINGAMU? ORANG DISURUH PUSH UP MALAH MAU SQUATJUMP" Sentak Fina dengan nyaring hingga beberapa siswa yang sedang berjalan disekeliling mereka menoleh

ADINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang