"semua perempuan harus memiliki kecerdasan, karna dunia terlalu keras jika hanya mengandalkan kecantikan"
Adinta berjalan cepat keluar kelas meninggalkan Feli, sekolah sudah tampak sepi gadis celingak-celinguk berharap ada yang bisa mengantarkannya pulang ia menyesal kenapa tidak membawa mobilnya sendiri saja tadi pagi.
"sayang!" tiba-tiba saja Raga datang dan merangkul pundak Adinta
"astaga! nanti kalau ada yang denger gimana?" Kaget Adinta lalu menepuk dada Raga pelan
"udah sepi"
"jalan-jalan yuk," ajak Raga sembari melihat jam tangannya
"yuk udah lama juga gak jalan bareng kamu" jawab Adinta tersenyum manis, mungkin Refreshing sebentar tidak masalah urusan Abangnya masih ada hari esok untuk mengurusnya
Raga memandang Adinta tidak enak "kan kamu tau aku akhir-akhir ini sibuk" ucap Raga cemberut
"haha iya aku paham kok lagian gak mungkin juga kan kamu selingkuhin cewek seperfect aku" sahut gadis itu santai
"haha pede kamu emm tapi emang iya sih siapa coba yang bisa selingkuhin kamu orang cantik banget kayak gini" tangan Raga terulur mencubit pipi wanita yang sedang berada didalam rangkulannya
Kedua sejoli itu berjalan menuju parkiran motor sekolah, dibalik punggu Raga maupun Adinta yang sedang saling rangkul dan berjalan santai terdapat Feli yang berdiri dilorong luar kelas sembari menyilangkan kedua tangannya ke depan dada, dengan wajah yang nampak tak bersahabat mata Feli menyorot tajam pemandangan dihadapannya dalam diam
~~~~~~~~~~
Raga memakaikan helm pada kepala Adinta dan merapikan poni gadis itu yang sedikit menghalangi wajahnya. Ketua osis yang sebentar lagi masa jabatannya akan habis itu menarik kedua lengan Adinta yang sudah duduk diatas jok motornya untuk memeluk pinggang ramping miliknya
"kita mau kemana?" Adinta sedikit memiringkan kepalanya agar bisa menghadap wajah sang Ketos
"emm ke pantai? kamu maunya kemana?" jawab Raga sedikit keras agar gadisnya bisa mendengar dengan jelas
"ke Dufan aja gimana? mumpung bukan hari weekend jadi agak sepi gitu" mereka saat ini sedang berhenti karna lampu merah
"anything for you sayang" tangan Adinta yang semula melingkar dengan indah diperut miliknya ia bawa dan digigitinya jari-jari cantik cewek itu,jari-jemari Adinta tidak seperti kebanyakan cewek lain yang selalu berhiaskan kuku warna-warni. Melainkan berkuku pendek dan tak ada warnanya, Adinta pernah bilang bahwa jika dirinya ingin memanjangan kuku lalu diberi warna agar terlihat indah namun takut saat cebok setelah pup jadi tidak bersih.
Raga kembali menaruh tangan Adinta ke perutnya lalu mulai melajukan kendaraannya menuju Dufan saat lampu sudah berganti menjadi berwarna hijau. Langit disore hari ini tampak cerah seakan mendukung kedua manusia yang sedang saling melampirkan kebohongan itu menikmati waktu akhir bersama dengan bahagia
Sesampainya di Dufan Adinta langsung melepaskan helm yang dibelikan oleh Ray kemarin, ngomong-ngomong tentang Ray kemana perginya manusia setengah meleleh itu? kenapa cowok itu tak menunggunya untuk pulang bersama? ah sudahlah nanti saat sampai rumah saja Adinta chat untuk menanyainya
KAMU SEDANG MEMBACA
ADINTA
Teen Fiction"itu cowok lo selingkuh, sekarang lo mau kita bantu apa? mau bantu labrak ceweknya? atau apa? kita siap bantu lo" "alay gak sih kalo mainnya begitu. Kalau dia selingkuh ya udah tinggal putusin lah! Kan berarti dia bukan yang terbaik buat gue. udah c...