chapter 3

17.9K 1.9K 127
                                    

pada kenyataannya dicintai lebih baik daripada mencintai
-ADINTA

di prolog gue ada nyebut kata sahabat sedangkan dalam dua chapter gue ga ada kenalin sahabat gue bukan?

karna sahabat gue nyata tapi tak tergapai. gue punya satu sahabat cowo, Alan namanya dia satu satunya teman online yang bertahan dan satu satunya orang yang tau wajah asli tak bertopeng gue.

cuman dia yang jadi tempat pelampiasan gue, aneh bukan? gak pernah bertemu secara langsung tapi gue segitunya ngasih kepercayaan gue kedia. jangan tanya alasannya, karna gue pun gak tau.

pasti pada nanya gimana cara gue bisa punya sahabat online kayak Alan.

agak lawak si ini gue pikir, pas ngejalanin homeschooling selain glow up kan diri gue juga main rp. hahaha ada yang tau roleplayer?

gue main rp, tapi gak berlangsung lama gue mutusin buat leave dari game tersebut, dan lu tau gimana gue bisa sampe ke rl sama Alan? bentar gue scrool dulu

Alanyet🐒

woy lu mau lrp ta?

iya Lan gue mau fokus ke rl

kok gitu sih anjeng gue ditinggal gitu?

wkwkwk sori ye
ini nomor bakal jadi no rl gue Lan
hapus ya ntar dikira sebar rl lagi gue

gak! gue bakal nyimpen no rl lu
gue udah terlanjur nyaman sama lu Ta, gue bakal nerima rl lu

alay banget kata kata lu
Alan alay jangan ditemenin bye!

simonyet 

-----------------------------------------------------------

oke dari situlah kenapa gue bisa punya sahabat kayak Alan. bajingan tapi sayang:(

yang mikir kami ada rasa cinta, salah. kami sahabat. gue yang gak baperan ketemu orang asik yang gak baperan juga, dan itu Alan.

oke skip Alan mulu disebut ntar kalau kupingnya panas kepedean tu manusia.

-----------------------

Bel istirahat pertama sudah berkumandang, gue dengan semangat keluar kelas menuju toilet ingin buang air kecil yang sudah gue tahan dari tiga puluh menit yang lalu.

Adinta berjalan tergesa-gesa karna benar benar terasa sudah diujung, tak berhenti dia berteriak permisi dan maaf karna telah menabrak ataupun menyenggol seseorang yang ia lewati.

sesampainya di toilet perempuan yang berjarak sedikit jauh dari kelas nya itu Adinta segera melaksanakan ritual tertahannya, legaaa......

setelah buang air kecil Adinta bergegas ingin keluar bilik toilet itu, namun ia tahan karna tak sengaja mendengar suara yang ia kenali.

"gue beneran ga suka sama si Dinta Dinta itu" oke namanya disebut sudah pasti orang yang ia kenali ini sedang membicarakan Adinta dari belakang

"lah kenapa?" suaranya lembut anjir beda banget sama si firaun, tunggu gue tau nih orangnya.

"sok asik anjir dia, senyum mulu kalo ga senyum ya ketawa, nih ya kayak jatuhnya tuh kek caper tau gak" nahkan serba salah Adinta ternyata memang benar, sebaik apapun kamu kalau orang itu tidak menyukaimu maka akan terlihat buruk perilakumu dimatanya kini Adinta membenarkan kalimat itu.

ADINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang