Chapter 29

7.8K 1.1K 1.4K
                                    

dia yang menaruh kepercayaannya pada dunia, maka dunia akan menghianatinya





     Hari telah berganti suasana malam telah menghilang diganti dengan sinar mentari yang begitu cerah. Adinta baru saja turun dari mobil yang ia parkir pada halaman parkir SMA Raflesia, mengingat bagaimana ia bahagia kemarin saat para sahabtnya berkumpul menghabiskan waktu bersama dengan canda dan tawa membuat moodnya menjadi sangat bagus.

Dengan senyum yang ia ciptakan ditambah dengan plaster yang menghias diwajah membuat para siswa yang berselisihan dengannya terherah-heran.

Bahkan saat Adinta melewati Feli yang sedang duduk dikursinya cewek itu malah tersenyum lalu menepuk pundak gadis itu dengan pelan.

Baru saja Adinta menaruh tasnya diatas meja dan bersiap untuk duduk, sebuah panggilan dari pengeras suara sekolah yang menyuruh untuk para anggota osis berkumpul membuat gadis itu mengurungkan nianya.

Adinta segera mengambil topi dan blezzer osisnya lalu berlari menuju ruangan osis, sesampainya disana telah ramai para anggota osis berbaris didepan ruangan tersebut, terlihat Raga yang berdiri di hadapan barisan.

"selamat pagi semua, akhirnya kita sampai pada hari ini dimana masa pelepasan dan pergantian jabatan akan segera kita laksanakan" ucap Raga

"saya harap upacara hari ini tidak ada kesalahan sedikit pun. terima kasih atas waktunya silahkan bubar dan bersiap untuk upacara" 

     Sesuai arahan dari ketua, para anggota pun membubarkan barisan lalu sibuk pada kegiatan masing-masing. Adinta yang sedang asik berbicara dengan kedua sahabatnya tiba-tiba tangannya ditarik oleh Raga

Adinta menoleh kaget saat merasakan tangannya ditarik oleh seseorang, namun sebelum Adinta berhasil dibawa pergi Azura lebih dulu mencekal tangan Adinta yang satunya.

"ada yang mau saya omongin " ucap Raga kepada Azura

"kalau begitu silahkan bicara disini saja kak"  sahut Tamara dengan sopan walaupun dalam hatiny ada rasa ingin menebas kepala Raga

"ini privasi" Raga langsung melepaskan cekalan tangan Adinta dari Azura lalu segera menarik Adinta menuju halaman belakang sekolah

     Sesampainya dihalaman sekolah Raga melepaskan genggaman tangan mereka, Adinta hanya diam menatap dingin ketua osis yang hari ini akan habis masa jabatannya.

Kedua tangan Adinta disatukan lalu digenggam erat oleh Raga, tetap saja Adinta hanya diam bahkan mencoba melepaskan genggaman itu saja tidak

"maaf" ucap Raga sembari menatap mata Adinta

"buat?"

"yang kemarin"

"Raga xavier Aregaston kamu kan  yang kemarin ngelakuin tindak kriminal kemarin ke aku sampe bisa dibilang tindak cabul alias pemerkosaan?" Raga mengernyit

"i..iya"

"maaffin aku....aku kemarin khilaf itu aku di jebak sama Feli sayang aku gak tau apa-apa"

Adinta terkekeh sebentar lalu tersenyum, gadis itu melepaskan genggaman Raga lalu memutarnya jadi ia yang menggenggam tangan berurat itu

"iya aku maaffin aku juga gak percaya kamu bisa ngelakuin hal kayak gitu kemarin" ucap Adinta sembari mengelus punggung tangan Raga

"kamu tau kan aku sayang banget sama kamu? bahkan untuk marahpun aku gak bisa" lanjut Adinta menatap sedih mata Raga

Raga tersenyum lebar tangannya yang semula digenggam oleh Adinta ia lepaskan lalu memegang kedua pundak Adinta

"hari ini hari aku lepas jabatan yang tandanya ini hari kita bisa publish hubungan kita" Adinta mengangguk semangat lalu memeluk Raga 

ADINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang