chapter 19

8.4K 1.1K 115
                                    

   "jika pembunuh berkata 'darah dibalas darah'. maka saya berkata 'mental dibalas kehancuran'."









didalam ruang latihan boxing terdapat seorang gadis dengan lengan yang berisi otot tidak begitu besar namun juga tak bisa disebut kecil untuk ukuran remaja. setelah usai sekolah gadis itu langsung menuju ke tempat latihan boxing dekat taman kompleknya. 

gadis dengan rambut disanggul ke atas  itu terus menerus meninju samsak dihadapannya dengan kuat seakan-akan menyalurkan seluruh emosi yang dirasakannya. peluh keringatnya mengalir deras pada dahi dan leher gadis itu, entah kebetulan atau tidak ruang latihan itu kini telah kosong dan hanya dihuni oleh dirinya 

gadis itu ialah Adinta. sadar akan ujung jari jemari yang kini telah memerah dan terasa pegal pada pargelangan tangan Adinta menghentikan aksinya. gadis itu terbaring lelah menatap langit-langit ruangan tersebut dengan nafas yang masih terengah

mata indah itu perlahan menutup mencoba mengerti apa yang sebenarnya dirinya alami, rasa risau tanpa alasan itu mendadak datang, tubuhnya sedikit bergetar seperti ketakukan namun ia sendiri tak ingin melakukannya. seakan-akan itu adalah reaksi alami dari tubuhnya

menarik nafas panjang lalu menghembuskan perlahan Adinta lakukan untuk mengusir rasa aneh yang lagi dan lagi datang menghampirinya, semenjak datangnya Fely sang pembuli satu minggu lalu perasaan ini sering datang tanpa sebab bisa dimanapun dan kapanpun


"AAAAAAAAAA GUE KENAPASIH" Adinta terduduk memegang kepala dan dadanya yang sakit secara bersama

"PERGI ANJING" teriak Adinta kembali sembari memukul berkali-kali dadanya yang semakin lama semakin sakit

puas berteriak mencoba melepaskan perasaan aneh itu Adinta berdiri lalu memakai jaket boomber putih untuk menutupi tank top hitam yang sedang ia pakai, gadis itu menyambar tas sekolahnya lalu berjalan keluar walaupun perasaan itu masih saja mengganggu hatinya

Baru saja ia menutup pintu ruangan itu dari luar dan saat berbalik tiba-tiba saja sebelah tangannya ditarik kuat oleh seorang pria asing sehingga tubuhnya menubruk dada bidang pria tersebut lalu lelaki asing itu memeluk erat tubuhnya

Adinta yang kaget langsung mencoba melepaskan pelukan tersebut, semakin Adinta bergerak semakin erat pria itu memeluk tubuhnya. apakah lelaki ini sedang mabuk? tapi tidak ada aroma alkohol sama sekali pada tubuh lelaki ini

"kayak gini sebentar aja" ucap cowok itu saat Adinta mengambil ancang-ancang untuk memukulnya

"ini yang saat ini lo butuhin Ta" ucapan kedua lelaki itu sukses membuat Adinta terdiam

"ini yang hati lo inginin saat ini Ta" lanjutnya lalu kembali memeluk erat Adinta

"nangis Ta keluarin aja" mendengar itu Adinta melepaskan kembali pelukan mereka dengan sekuat tenaga dan berhasil akhirnya pelukan mereka terlepas

dengan nafas yang tercekat dan mata yang memerah karna menahan sesuatu cairan yang begitu memaksa untuk turun Adinta menatap pria tersebut yang sedang memakai masker dan topi hitam, jika dilihat dari mata sepertinya mereka seumuran namun tingginya melebih tubuh Adinta

"lo siapa? kenapa lo kenal sama gue? d dan kenapa lo sok tau tentang gue?!" cowok itu hanya diam tangannya menarik kembali tangan Adinta lalu membawa masuk gadis itu kedalam ruangan boxing tadi

ADINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang