chapter 24

9.2K 1.2K 1K
                                    

"jangan bermain-main, aku adalah protagonis dan antagonis disaat yang bersamaan"

Tadi Raga mengirimi Adinta pesan untuk datang keruangannya saat jam istirahat. begitu bunyi bel isitirahat berkumandang Adinta segera pergi menuju ruangan Raga, tanpa mengucap sepatah katapun saat Adinta memasuki ruangan khusus ketua osis itu Raga langsung memeluknya erat.

"kangen" ucap Raga lalu membawa Adinta ke sofa merah yang berada diruangannya

"kemarin kemana? kok gak ada ngasih kabar?" tanya Adinta sembari mengelus rambut Raga yang sedang menyembunyikan wajahnya diceruk leher gadis itu

"ah itu aku sibuk ngurus beberapa urusan osis tau aja kan bentar lagi proker besar kita bakal dilaksanain" 

"termasuk proker terakhir kamu setelah itu kita bisa publik hubungan kita deh ya kan?" 

"iya sayang" Adinta tersenyum lebar 

Raga mengendus-endus leher Adinta yang beraroma vanilla, aroma yang selalu menjadi candu untuknya. anehnya padahal Feli juga memiliki aroma yang menenangkan ditubuhnya namun tetap saja ada yang berbeda jika disandingkan dengan Adinta. 

"eh!" Raga mengangkat tubuh Adinta untuk duduk diatas pangkuan menghadap dirinya lalu dipeluknya kembali Adinta kali ini lebih erat dari sebelumnya

"kenapa?" 

"tadi aku liat kamu berangkat bareng Ray" ucap Raga mengangkat kepalanya untuk menatap Adinta namun tak melepaskan rangkulannya pada gadis itu

"aku juga kemarin liat kamu pulang sama Feli" jawab Adinta santai berbeda dengan Raga yang sedang menegang 

"itu kemarin dia yang minta aku untuk antar pulang aku juga gak enak nolak soalnya dia kayak mohon gitu" 

"nah sama bedanya aku ditawarin sama Ray bukan memohon ke Ray" sahut Adinta kembali tersenyum

"ya kenapa kamu nerima?"

"ya terus aku harus berdiri dikoridor gak jelas nungguin pacar yang lagi nganter cewek lain gitu?"

jleb

Adinta ini menjawabnya santai namun seperti ditampar rasanya saat mendengar jawaban gadis itu. Adinta membawa Raga kepelukannya kembali lalu mengelus punggung kokoh itu

"gapapa. aku percaya kok sama kamu, kamu gak mungkin khianatin aku" ah pedih sekali rasanya mendengar ucapan Adinta, Raga merasa telah menjadi orang jahat. kenapa Adinta baik sekali kepada dirinya padahal ia sedang dalam proses menghancurkan gadis itu

lo terlalu baik Ta, gue takut sayang beneran sama lo -batin Raga

sekali bodoh tetap bodoh   Adinta tersenyum sinis diballik punggung Raga.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Di lain tempat, Azura dan Tamara sedang makan bersama dikantin. kantin saat ini sangat ramai mungkin karena ini baru istirahat pertama dan semuanya berebut untuk mendapatkan makanan lebih dulu sebelum kehabisan

"eh?" Tamara tiba-tiba tersentak kala sebuah minuman kaleng dingin menempel dipipinya 

"nih minum kebetulan tadi lebih satu" Regan menyodorkan minuman kaleng yang berisi minuman soda berwarna merah kepada Tamara

ADINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang