chapter 30

3K 574 155
                                    

"apapun yang menjadi takdirmu, maka akan selalu mendapatkan jalan untuk menemukanmu"



     Selesai beurusan di kantor polisi untuk mengurus kasus pelecehan yang dilakukan oleh Raga dan Feli, Adinta tak langsung pulang ke rumahnya melainkan menuju suatu tempat yang memang harus ia kunjungi.

Jam menunjukkan pukul 6 sore dengan bermodalkan mobil milik Arsalan yang tadi ia pinjam, Adinta nekat mengendarai mobil itu sendirian menuju panti asuhan yang ternyata pernah menjadi tempat tinggal Althair.

PANTI ASUHAN CINTA KASIH

Adinta turun dari mobil lalu berjalan pelan, saat sampai dihadapan pintu utama gadis itu mengetuk pintu. Langit yang awal berwarna biru terang kini telah berganti warna menjadi biru yang lebih gelap.

pintu terbuka menampakkan sosok perempuan paruh baya yang wajahnya tampak segar walaupun kerutan diwajahnya tidak lagi sedikit.

"iya mba, ada apa ya?" tanya seoarang ibu paruh baya itu dengan raut wajah sedikit heran

"boleh saya bicara dengan pengurus panti ini bu?" ucap Adinta dengan hati-hati.

"oh boleh boleh silahkan masuk nak" wanita paruh baya tersebut menggeser sedikit tubuhnya agar Adinta dapat memasuki ruang khusus tamu.


~~~~~

     Saat ini Adinta tengah duduk didalam ruangan yang tak jauh dari pintu masuk tadi, ia duduk disalah satu sofa berwarna hijau dengan bahan kulit. Ruangan ini bisa dibilang sederhana, tidak banyak lukisan atau figura hanya ada satu lemari berkaca bening dengan piala dan piagam didalamnya.

Puas Adinta mengedarkan pandangan keseluruh penjuru ruangan menikmati ruangan yang beraroma menenangkan itu, sang wanita yang tadi mempersilahkannya masuk datang dengan secangkir teh hangat.

Teh hangat itu disodorkan ke hadapan Adinta, yang di sodorkan pun tersenyum sembari berucap terimakasih.

"terimakasih bu. Sebelumnya saya minta maaf karna sudah mengganggu waktu ibu, perkenalkan nama saya Adinta bu" ucap Adinta memperkenalkan diri

Setelah menyodorkan teh sang ibu itu duduk di sofa single yang berada tepat disebelah Adinta,

"iya nak gapapa. saya Ibu Rohima, kalau boleh tau ada keperluan apa nak Adinta datang malam-malam kesini nak?" tanya Ibu Rohima dengan wajah sedikit bingung karna melihat Adinta yang datang tidak dengan pakaian rapi bahkan masih menggunakan seragam sma dibalik sweaternya.

"ada yang beberapa ingin saya tanyakan bu" Adinta sedikit membalikkan tubuhnya untuk menggapai tas dan mengambil beberapa berkas dari dalamnya.


     ~~~~~

     Pertama Adinta mengeluarkan selembar foto seorang anak kecil yang tersenyum cerah kearah kamera, lalu menyodorkan kepada ibu Rohima

"apa betul anak ini pernah tinggal disini bu?" Ibu rohima mengangkat foto tersebut lalu diamatinya. Alis ibu Rohima mengerut mencoba mengingat siapa anak yang difoto ini, karna ia sudah lama tinggal disini dan sudah ada ratusan bahkan lebih anak-anak yang diurusnya.

"duh karna saya banyak mengurus anak-anak panti saya agak kesulitan ngingatnya, namanya siapa nak?" mendengar pertanyaan dari ibu Rohima, Adinta memberikan sebuah berkas yang sudah ia siapkan didalam map.

"ini bu, ibu bisa baca dengan lengkap data dirinya disini" Ibu Rohima mengambil lagi berkas yang diberikan Adinta lalu membacanya satu persatu dengan seksama

ADINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang