"tersenyum dibalik luka, tertawa dibalik duka"
"AH SIAL! kenapa gue jadi ngerasa bersalah begini sih bangsat" kesal Raga memijat kepalanya
saat ini ia masih berdiam diri didalam ruangan khusus ketua osis setelah kepergian Adinta tadi dirinya kalut antara bingung dan sedikit merasa bersalah.
drrrt drrrrrt
handphone yang sedari tadi diam disampingnya itu berdering menandakan ada sebuah telepon masuk yang langsung Raga angkat karna tertera emot love pada username tersebut
"aku harus apa sekarang?" tanya Raga tanpa basa-basi
"bujuk dia"
"tap-"
"ini bukan saatnya Raga, tunggu aku"
"tunggu sebentar lagi"
pip!
panggilan dimatikan secara sepihak oleh lawan bicara Raga. Ketos itu melirik jam tangannya lima menit lagi sekolah akan dibubarkan, Raga berdiri dan berjalan cepat menuju kelas Adinta menjemput gadisnya
dengan tas yang tersampir pada sebelah bahu dan tangan yang disilangkan didepan dada Raga berdiri dengan coolnya menyender disamping pintu kelas Adinta yang saat ini sedang berdo'a untuk pulang
"saya akhiri assalamualaikum" Raga sedikit menundukkan kepala saat guru itu melewatinya
"ada apa ya kak?" ucap Rosalinda teman sekelas Adinta
"ada Adinta?" jawab Raga membuat Rosalinda yang sedari tadi sibuk tersenyum-senyum sendiri menjadi kecewa
"Adinta! dicari kak Raga nih" Gadis yang dipanggilpun segera menghampiri Raga dengan raut wajah sedikit kaget, biasanya jika mereka ingin pulang bersama maka harus menunggu kelas sepi dulu
"Adinta pulang sama saya kalian duluan aja" ucap Raga kepada Tamara dan Azura, satu kelas Adinta menatap curiga kepada Raga yang menarik lengan Adinta menjauh
"paling urusan osis lagi" Tamara berucap dengan nada yang sengaja ia tinggikan agar teman sekelasnya itu berhenti mencurigai sahabtnya
~~~~~~~~~~~~~~~~
Raga menarik Adinta kearah parkiran dimana ia parkirkan mobilny dan mendudukkan Adinta pada kursi samping pemudi lalu mengelilingi mobil dan masuk duduk disamping Adinta
"kita kemana?" tanya Adinta mencoba untuk menaikkan moodnya yang memburuk saat melihat wajah Raga kembali
"pulang" Ketos yang akan berakhir masa jabatannya itu menyalakan mesin mobil dan mulai menjalankannya kearah rumah Adinta
selama diperjalanan mereka hanya diam Adinta yang sibuk dengan handphonenya dan Raga yang fokus membelah jalanan. cukup laju Raga memacu kendaraan roda empat itu hingga mereka sampai pada menit ke empat belas
saat tiba di halaman rumah Adinta bergegas ingin keluar mobil namun tangan Raga dengan cepat menahannya. Raga menarik tubuh Adinta hingga jatuh pada pelukannya, Raga menyembunyikan wajahnya diceruk leher Adinta. Adinta yang kaget hanya berdiam diri tak membalas membiarkan Raga yang masih sibuk mendusel-duselkan hidungnya pada Leher Adinta yang beraroma Vanila
merasa Adinta tak membalas pelukannya Raga menghela nafas lalu menegakkan kembali tubuhnya seperti semua. tanga Raga dengan pelan menggenggam lembut sebelah kanan tangan adinta, ia mengelus tangan Adinta seraya menatap manik mata coklat milik Adint
"sayang" panggil Raga masih terus menatap mata indah Adinta, gadis yang merasa dipanggil itu menaikkan sebelah alisnya
"maaf" Raga menghela nafasnya lagi lalu melanjutkan kalimatnya "maaf tadi aku kebawa emosi, maafin aku ya?" Ketos itu menatap Adinta penuh harap
KAMU SEDANG MEMBACA
ADINTA
Teen Fiction"itu cowok lo selingkuh, sekarang lo mau kita bantu apa? mau bantu labrak ceweknya? atau apa? kita siap bantu lo" "alay gak sih kalo mainnya begitu. Kalau dia selingkuh ya udah tinggal putusin lah! Kan berarti dia bukan yang terbaik buat gue. udah c...