24 - Afternoon Shower & Lunch

122K 2.9K 36
                                    

Playlist : Shania Twain - You're Still The One

Meeting you was fate, becoming your friend was choice, but falling in love with you was completely out of my control. (Anonymous) 

Sadistic Manager 24 ~ Afternoon Shower & Lunch

David menarik Alana ke pelukannya sesaat setelah mereka masuk ke kamar mandi. Ia melepas resleting dress musim semi yang dikenakan Alana perlahan sambil menghirup kuat-kuat aroma yang menguar dari rambut brunette dan tubuh istrinya. Wangi berry yang terdapat disana. David tersenyum lalu mencium puncak kepala Alana. Saat dirinya meloloskan dress itu dari bahu Alana, Alana mendongak menatap David dan tersenyum. Tak tahan lagi David segera mencium bibir Alana.

 "Kau alergi strawberry tapi masih memekai lipstik beraroma itu?" tanya David.

"Aku memakainya karenamu, apa kau tidak suka? Lagipula aku sudah bisa mengatasi alergiku," jawab Alana.

"Aku suka. Terima kasih, schatz," jawab David.

Dengan sigap tangannya melepas dress Alana hingga meluncur, tergeletak dilantai. David terkesima dengan pemandangan yang ada di depannya itu. Dilihatnya istrinya itu hanya memakai bra dan tidak mengenakan celana setelannya. Alana sendiri sudah melepas bra miliknya lalu mendorong David agar masuk ke shower, menyebabkan tubuh David dan dirinya tersiram rain shower dari atas.

"Cepat berbalik," Alana meminta David dan segera menuruti.

"Kau tak ingin membuka celanaku?" tanyanya.

Alana menggeleng cepat dan sadar David tidak bisa melihatnya, Alana menampar pantat David, "Kau yang harus membukanya sendiri."

Alana mundur agar David tidak bisa meraih dirinya. Ia mengambil sabun di kanan tubuhnya. Menggosokkan sabun itu ke tangannya sedang David ternyata sudah melepas celana ketatnya.

David menyungging senyum tipis dan Alana tertawa melihatnya. Ia mengamati punggung David terlebih dahulu. Begitu kencang, berotot dan bidang, begitu lebar. Ia mencium sebentar punggung David sambil mengusapkan tangannya. Pelan, bermain-main lama bahkan hingga ke daerah bokongnya.

"Kau, istri nakal," ucap David dan ia segera berbalik. "Kau terlalu berlama-lama di punggungku." David menarik tangan Alana dan menuntun tangan itu pada tonjalannya yang sudah mengeras dan besar.

Semburat merah di pipi Alana begitu kentara. Tangan David yang berada diatas tangan Alana bergerak maju mundur, menikmati ritme mereka.

"Sepertinya aku harus dibilas lagi, bukan begitu, schatz?" tanya David. Ia menghidupkan rain showernya lagi.

"Aku sudah bersih dan kupikir sekarang giliranmu," sela David.

"Tapi aku bahkan belum menyabuni kaki, lengan bahkan dadamu," jawab Alana.

 David menggeleng, "Sekarang giliranmu dan jangan membantah, oke," Dirinya mengelus perut Alana lalu mengambil sabun dan meratakan benda cair itu di tangannya.

Membimbing Alana di pinggiran jacuzzy agar duduk, David berjongkok di depan Alana. Meratakan sabun itu di kaki Alana hingga ke atas pahanya.

David membuka suara, "Open your legs, schatz," mintanya.

Alana hampir membuka suara sehingga David mendahuluinya, "Ingat, tidak ada bantahan."

Alana hanya mengangguk lalu membuka kakinya menuruti perkataan David. David menyungging senyum karena Alana masih tetap sama, masih polos dan begitu menuruti permintaannya. David memposisikan tangannya pada pubis Alana lalu menatapnya. Tuhan, istrinya itu terlihat sangat cantik, terlihat belia dan lebih muda daripada umur sebenarnya di mata David. Ia menurunkan tangannya sedikit.

Sadistic ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang