Sadistic Manager 2 - Incident
Gadis raven bermata amber itu sudah sedikit demi sedikit memberesi mejanya, mulai dari menyimpan pekerjaannya dan mencopy soft filenya, dia juga sudah memasukkan beberapa lembar kertas ke dalam tas kulit merahnya. Bukan kertas penting tentu saja, tapi ia tak bisa membuangnya, bukan pula kertas milik perusahaan, lagipula ia hanya pegawai biasa, mana mungkin diizinkan membawa berkas dari kantor. Apalagi dia bagian pajak, bisa-bisa dia dituduh memanipulasi data. Hanya kertas sobekan corat-coretnya yang tak jauh dari penghitungan pajak dan beberapa kata-kata pribadi – yang ia yakin dia akan malu jika sampai dibaca orang. Berikutnya ia memasukkan hp flip hijaunya kedalam tas. Beberapa dari rekan sekantornya sudah pulang duluan. Jam di dinding sudah menunjukkan angka 6.
Gadis raven itu menunduk, memberesi high heels bertalinya dan memakainya degan hati-hati dan sebuah suara yang datang dari gadis sexy disampingnya itu sedikit mengganggunya.
“Sudah selesai Lana?” tanya Emily.
Dengan gerak cepat gadis itu mengangkat kepalanya dan menyebabkan kepala mungilnya membentur, mengenai lacitempat keyboarnya.
“Awwwhhh,” pekiknya.
“Itu pasti sakit sekali, kau tidak apa-apa?” tanya Emily. Tanganya sudah terulur untuk membantu Alana.
Sedang gadis raven itu hanya bisa mengelus kepalanya sayang. Di sisi lain, manajer toscanya -hanya dengan aura- malah seperti mengejeknya.
“Berhati-hatilah Miss. Hoffman, sepertinya nasibmu hari ini begitu buruk, bukan?,” ucapnya santai.
Gadis itu menuju arah si manajer, sedikit melirikkan matanya, ‘Dia menyebalkan,’ pikirnya.
“Terima kasih atas peringatanmu manajer, aku akan berusaha mengingatnya,” jawabnya kaku.
“Dan aku berpikir kau bukan pengingat yang baik, sayang,” ucapnya cepat, dia sudah berjalan keluar ruangan sebelum Alana dan Emily terkesiap dari kekagetan mereka.
“Emi, kau tadi mendengar dia bilang apa? Sweetheart?” tanya Alana, ia hampir memekik.
“Entahlah, jangan tanya aku Lana. Aku sendiri tidak bisa mempercayai pendengaranku,” jawab gadis itu cepat.
Kedua gadis itu berpandangan, lalu menggeleng dan melupakan apa yang terjadi. Mereka berdua lalu mulai bangkit berdiri dan berjalan keluar ruangan, pulang. Harus melewati lift menuju lantai pertama dan menuju lobby perusahaan.
# # #
Hanya menunggu beberapa menit, gadis berambut pirang berdada penuh itu sudah dijemput oleh pacarnya. Gadis raven itu melepas tanda pengenal yang dia kenakan sedari tadi, lalu mencoba memasukkannya kedalam tas. Oh, gadis itu ingat ia belum memeriksa train card miliknya, siapa tahu ia tak sengaja meninggalkannya atau bagaimana. Sudah beberapa kali dia mengalami hal yang menyebalkan seperti itu. Kartunya tertinggal di kantornya, padahal ia sudah berada di stasiun.
Gadis itu duduk lagi di kursi lobby lalu mengobok-obok isi tasnya. Tidak ketemu, tapi ia mencari lagi, siapa tahu terselip didalam novel roman yang dibawanya tadi. Tapi hasilnya tetap saja nihil. Apakah tertinggal di meja kerjanya? Gadis ikal itu segera berdiri dan berjalan lagi ke arah lift. Sebuah keharusan untuknya mencari di meja kerjanya.
Gadis raven yang sudah keluar dari lift itu segera mengambil hp flip nya dan mencoba menghubungi kakak perempuannya.
“Ana, sudah sampai dimana?” tanya Alana segera.
“Benarkah, kau sudah sampai di perpustakaan? Tunggu sebentar Ana, sepertinya train pass ku tertinggal, aku harus mengambilnya sebentar,” jawab gadis itu terburu-buru. Ia bahkan sudah berlari di koridor kantornya. Terlebih ia tidak sadar jika berpapasan dengan manajernya. Ah, bahkan ia melupakan fakta bahwa high heelsnya bisa patah untuk kedua kalinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sadistic Manager
RomanceSadistic Manager (His First Love-The Planned Child) Part 32 is up: Warning: 18+ SINOPSIS HALAMAN 1 Cerita tentang gadis polos bernama Alana Itzel Hofman dan lelaki alpha David Jadyn Reagan yang merupakan manajernya. Sisi manis, tampan dan possesive...