22 - Ms. Reagan

111K 3.1K 102
                                    

Sadistic Manager 22 ~ Ms. Reagan

Playlist : Unbreakable ~ Westlife

Disamping ada gaunnya Alana dan tarian tango Argentian-nya

Pengganti 2 chap nya yang ini sama selanjutnya aja ya. Soalnya pas 29 kemaren muntaber dan baru beberapa hari ini keadaan membaik. Thanks buat sista yg udah ngingetin buat ngupload 2 part.Tapi harap maklum ya aku ngetiknya dari hp, ya itu mungkin emang biasa tapi kalo aku sebelum ngetik hp harus nulis dulu di buku. Makasih untuk pengertiannya.

Since I found you, I never stopped thinking about you ~ David Reagan

NB : Kalo part selanjutnya ga bisa dibuka mungkin ke save buat pribadi bukan publik

Alana tidak bisa menyembunyikan lagi senyuman manisnya. Satu jam yang lalu resmi sudah ia bernama Nyonya Reagan.

David segera meletakkan tangan Alana di lengannya. Memintanya secara tersirat agar memegang padanya.

Sertifikat pernikahan sudah ada di tangannya, dengan begitu ucapannya dua hari yang lalu direalisasikannya. Alana sudah legal menjadi istrinya dan menyandang nama Reagan.

David tersenyum getir. Mengingat dirinya yang beberapa waktu yang lalu begitu muak pada nama keluarga ayahnya itu. Dia belum bisa memaafkan ayahnya atas ibunya. David menyingkirkan pikiran itu jauh-jauh darinya sekarang. Bukan waktunya memikirkan hal pahit seperti itu.

Alana berjalan mengimbangi langkah David, untung saja suaminya itu berjalan pelan. Wajahnya memerah ketika dirinya menyebutkan kata suami-David-nya. Ketika David berhenti di lobby kantor catatan sipil, Alana mendongak dan memandang David.

"Ada apa?" tanya Alana.

"Setidaknya kita bisa memberi pertunjukan pada para stalker kita," jawab David.

"Stalker?"

"Paparazzi, wife," jawab David.

"Tapi aku tidak melihat mereka," jawab Alana.

David hanya tersenyum lalu mengecup bibir Alana. Lalu menginvasi sebentar, memberikan lumatan panas di dekat pintu masuk.

Saat David melepas ciumannya dengan segera ia memposisikan tangannya di pinggang Alana, menuntunnya kearah mobil yang sudah menunggu mereka. Sopir mereka sudah membukakan pintu.

"Ini semua karena ponsel Andre," ujar David ketika ia sudah duduk di mobil. Perlu menjelaskan pada Alana karena istri imutnya itu masih terlihat binggung.

"Sebelum berita tentang kita termuat di koran, ponsel Andrea terjatuh dan kau tahu sendiri jika ponsel itu jatuh ke tangan paparazzi. Andre memfoto kita waktu di rumah sakit dan beberapa foto kita yang lain. Tunggu, apa ini terdengar seperti aku menganggap Andre seorang stalker?" tanya David.

Alana hanya tertawa kecil, "Yah, aku tidak keberatan sama sekali jika mereka memberitakan sesuatu yang benar tentang kita bukan tentang gosip-gosip murahan tak penting."

"Lagipula, wife, para ibu-ibu diluar sana harus gigit jari karena taipan muda dari kerajaan Reagan sudah tidak available lagi. Aku sudah menjadi milikmu."

"Kurasa banyak wanita yang cemburu padaku," jawab Alana. Dia buru-buru mencium pipi David. David malah membalasnya dengan ciuman menuntut di bibir Alana.

"Murphy!" ucap David disela-sela ciumannya. Dia memandang ke kaca depan.

Murphy yang sedang menatap jalan diluar berkata, "I've hear and seen nothing, sir."

###

Alana menatap cermin dengan ragu. Alisnya bahkan hampir bertautan satu dengan yang lainnya. Ia mengelus bandul kalung yang sudah menempel di lehernya. Memang cantik, sangat cantik tapi itu terlihat berlebihan untuk seorang Alana. Apa yang dipikirkan David saat memberikan satu set berlian itu pada Alana?

"Cantik," ujar David yang sudah ada di belakang Alana. Ia memeluk wanitanya dari belakang dan mengecup pelan leher Alana dan sedikit menjilatnya.

"Ya, mereka cantik," ujar Alana. dirinya mematap David dari cermin.

David tersenyum, "Bukan mereka tapi kau, sayang. Tapi kenapa kau terlihat tidak senang?" tanya David.

"Karena kurasa ini berlebihan."

David tersenyum, "Tidak ada yang berlebihan jika itu untukmu. Aku akan membantumu memasang hiasan rambut."

Hiasan itu berupa manic-manik kecil berwarna putih yang membentuk bunga. David memasangnya disamping messy bun milik Alana. Wanitanya itu sudah seperti pengantin sungguhan dengan gaun panjang off shoulder berwarna putih. Bibir merah mudanya menyunggingkan senyum ketika David mencium lehernya lagi.

Sadistic ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang