5 - In His Flat, On His Bed!

200K 5.1K 128
                                    

Sadistic Manager 5 - In His Flat, On His Bed!

Pria berambut coklat legam masih berlari menyusuri trotoar. Mencoba menemukan gadis bermata amber. Jalanan memang masih sangat ramai dan gadis itu menghilang begitu saja dari pandangan matanya.

 “Brengsek! Seharusnya tadi aku mengajaknya ke mobil,” umpat David marah.

 David tadi hanya pergi ke supermarket sebentar, membeli beberapa botol air mineral. Dia akan menawari tumpangan pada gadis itu setelahnya, tetapi saat dirinya kembali ke restoran, gadis itu sudah tidak ada di sana, jadi David mengejar Alana dengan Range Rover miliknya.

 Ketika ia melihat Alana, ia segera menghentikan mobilnya, diparkir secara sembarangan dipinggir jalan dan mulai mengejarnya. Apa gadis itu terlalu mabuk hingga salah jalan? Jalan itu bukan menuju stasiun kereta.

 David masih berlari kebingungan mencari gadis amber. Meruntuki diri sendiri karena kebodohannya. Sedang ditempat lain Alana masih menangis tergugu ketika dua pria asing itu mengelus-elus tubuhnya, terasa jijik walau mereka belum membuka satu helaipun baju yang dikenakannya.

 Pria berambut jabrik itu tersenyum senang lalu menjilati leher Alana. Ia menjambak rambut Alana sedang tangan yang lainnya mulai membuka kancing-kancing besar coat hijau toscanya. Pria yang satunya – berambut klimis – mulai mengelus paha Alana dan menaikkan rok pas body selutut Alana, tangan satunya lagi masih memegangi kedua tangan Alana. Keadaan gadis itu begitu mengenaskan dengan kain yang menyumpal mulutnya.

 David berlari melewati kafe Rowena itu – dengan tulisan dijual di pintunya. Berhenti sebentar lalu mengedarkan pandangannya, mencari, berhenti sebentar di lorong yang tidak terlalu banyak penerangan. Ia melihat dua orang pria disana sedang menyalurkan hasrat jasmani mereka.

 “Bajingan! Setidaknya mereka harus pergi ke hotel,” umpat David. Ia berjalan pergi begitu saja dari sana.

 Alana begidik ngeri ketika tangan pria itu mengelus paha dalamya, hampir menyentuh pangkalnya ditambah pria jabrik satunya sudah berhasil membuka kancing kemeja putihnya.

 Alana hanya bisa menutup mata. Sekarang ia hanya bisa pasrah. Berdoa kepada Tuhan agar menolongnya. Mengirimkan seseorang untuk menyelamatkannya.

 Hanya selang beberapa saat setelah permohonannya, dengan cepat seseorang menarik dan membanting si rambut jabrik, tak lain dengan si rambut klimis. Gadis itu terkaget lega hingga tergugu tanpa suara. pria berambut cokelat legam itu melayangkan pukulan beberapa kali secara bergantian. Walau dua pria bejat itu melawan tapi bisa dikalahkan oleh David hingga mereka mundur teratur dan yang mereka sempat ucapkan hanya umpatan ‘sialan’.

 Tubuh gadis itu melorot dari dinding, masih menangis David mendekat dan seketika wajahnya memucat. David segera melepaskan sumpalan pada mulut Alana. Saat David memegang bahunya-ingin melepaskan ikatan di tangan Alana, gadis itu bergetar hebat dan pandangan gadis itu mungkin mengabur karena ia tak mengenali David dan hanya berkata, “Terima kasih tuan,” dan mencoba berdiri.

 “Alana,” ucap David, tetapi gadis itu menjauhkan tubuhnya dan berlari menuju selokan terdekat. Gadis itu memuntahkan isi perutnya. Tapi dengan cepat David sudah berada di belakang Alana dan memegangi rambut panjangnya lalu mengikatnya dengan dasi biru bergaris miliknya.

 # # #

 “Manajer, ...ermm.. itu, aku baik-baik saja, jadi anda bisa menurunkanku sekarang,” ucap Alana, ia melepas tangan kanannya dari dada David.

 David hanya menatapnya datar. Lelaki itu tanpa persetujuan Alana sudah membawanya setelah kejadian – hampir – pemerkosaan kedalam mobil range rover milik David dan meminta gadis itu meminum air mineral dan membawanya pergi begitu saja. Saat ini mereka berdua sedang berada di lift bangunan flat yang David tinggali dan membopong Alana.

Sadistic ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang