Sadistic Manager 32 ~ Forgiveness for the Father
"There is no love without forgiveness, and there is no forgiveness without love." - Bryant H. McGill
David memandang kearah ayahnya. Ia baru menyadari bahwa rambut blonde ayahnya juga sudah menunjukkan tanda menua. Ada banyak uban yang muncul disela-sela rambutnya. David berjalan mendekat pada ayah lalu memeluknya dan menepuk punggung Maximus.
Ayahnya terlihat kaget sebentar tetapi kemudian membalas pelukan David.
"Maafkan aku, dad," ucap David setelah melepas pelukannya.
Mata Maximus berkaca. Sudah begitu lama David tidak memanggil dirinya dengan 'Ayah'. Dirinya tersenyum dan menepuk kepala David pelan, "Mau menemaniku minum?" tanya Maximus.
David mengangguk setuju. "Brandy?" tanya ayahnya.
"No, something stronger," jawab David.
Maximus berjalan menuju rak dinding membuka almari penyimpanan minuman miliknya, menuangkan minuman untuk mereka berdua. Ia menuangkan wine untuk dirinya dan Vodka untuk David. Mereka kemudian duduk di sofa tak jauh dari meja kerja ayahnya.
Maximus memberikan vodka itu pada David kemudian David duduk dihadapannya. "Tenanglah, Dave. Jika mereka menginginkan agar lembaga federal yang bergerak, aku punya beberapa orang yang bersedia membantuku dan bisa leluasa bergerak dari dalam. Akan kupastikan mereka berada di tim yang sama dengan kasus ini. Andrea pasti selamat," ucap Maximus tenang.
David sedikit mengambil napas lega.
Maximus menghela napas panjang lalu ia meminum wine merah itu, "Aku tidak ingin kehilangan Andrea, aku sudah pernah kehilangan dirimu, Dave," ucap Maximus mengarah pada David yang pergi ke Jerman setelah kematian ibunya dan tidak ingin pulang.
Ada satu hal yang dari dulu ingin sekali ia tanyakan pada ayahnya itu, "Apa ayah mencintai ibuku, Elizabeth?" tanya David.
Maximus menatap David, "I do love her, with all of my heart," jawabnya pelan.
David mengangguk, "Aku mengerti."
"Tidak, tidak. Kau tidak mengerti, Dave," jawab ayahnya.
"Apa yang tidak kumengerti, dad?"
"Karena ketika aku mengatakannya sudah begitu terlambat."
David melihat ayahnya menitikan air mata kemudian Maximus bangkit dengan segera dan menghapus buliran putih itu. Lalu memasukkan tangannya kedalam saku celana dan menatap keluar dari jendela.
"Kau tahu bukan bahwa pernikahan kami karena perjodohan. Aku berpikir jika aku tidak akan pernah memiliki rasa itu dengannya. Tapi itu terjadi begitu saja," Maximus menghela napas panjang.
"Karena kau masih mencintai Natalie?" tanya David.
"Begitulah," jawab Maximus.
"Kenapa ayah tidak menolak perjodohan itu? Apa karena ayah akan dibuang dan tidak mendapat warisan?" tanya David.
"Jauh dari itu, Dave. Kau tahu, sudah sejak awal aku menjadi dokter bedah jantung," jawab Maximus. "Perusahaan kakekmu lah yang sedang kesulitan dan keluarga Carducci menawarkan bantuan."
David mengingat ibunya pernah bercerita bahwa keluarga mereka pernah bertemu untuk makan malam dan saat itulah ibunya jatuh cinta kepada ayahnya.
'Kau tahu, Dave, daddymu itu sangat sopan, pendiam dan murah senyum tapi aku tidak bisa membaca raut wajahnya, apa yang dipikirkannya, tidak seperti pria lain yang pernah aku temui,' Elizabeth tertawa ketika berkata seperti itu padanya. Ibunya juga bilang jika dirinya lahir pada ulang tahun pernikahan merka yang kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadistic Manager
RomanceSadistic Manager (His First Love-The Planned Child) Part 32 is up: Warning: 18+ SINOPSIS HALAMAN 1 Cerita tentang gadis polos bernama Alana Itzel Hofman dan lelaki alpha David Jadyn Reagan yang merupakan manajernya. Sisi manis, tampan dan possesive...