17 - 2 Month Separation (B)

83.8K 3.1K 47
                                    

Sadistic Manager 17 - 2 Month Separation (B)

Nih kan padahal udah aku uploan dari tadi malem, tapi ternyata belum. Harus lewat kompi. Maaf buat semuanya.

Flashback

Di tanah hijau yang dipenuhi dengan nisan itu ia berdiri. Dengan setelan serba hitam dan sebuah payung yang berada di genggamannya, David mengikuti prosesi pemakaman salah satu teman  sekelasnya dengan khidmat. Will, lebih kepada sahabat daripada seorang teman setelah Ethan. Ia menjadi salah satu korban tabrakan bus yang terjadi kemarin siang di jalanan raya Washington DC. Kondisinya semalam semakin kritis dan nyawanya tidak terselamatkan. Sahabatnya itu tercatat sebagai korban ke 7 yang memeninggal dengan usianya yang baru berumur 15 tahun.

Hujan semakin deras mengguyur. Sekebatan tadi ia melihat Ethan berada di kerumunan pelayat dan menghilang dibalik pohon.

Laki-laki itu lebih terpukul lagi karena hari ini juga pemakaman 2 anggota keluarganya. Paman dan bibinya menjadi korban pembunuhan tadi malam.

Satu-persatu para pelayat meninggalkan area pemakaman. David sendiri yang paling belakang. Ia berjalan melewati pembatas antara kuburan satu dengan yang lainnya. Ketika ia mendengar suara tangisan menggugu dari seseorang, ia berbalik mencari. Entahlah bisa saja ia tak memperdulikan suara itu. Ini sebuah kuburan dan hal biasa jika ada tangisan adalah hal yang menyertai kematian mereka.

Suara itu berasal dari gadis yang tak lebih berumur dari 9 tahun. Ia memeluk pusara itu ditengah guyuran hujan deras dan sendirian. David memayungi tubuh gadis itu lalu berjongkok.

"Dady, Momy kalian membelikan gaun ini untuk ulang tahunku dan kalian bilang aku akan cantik." Ia mengelus gaun putih yang sebagian besar terkena lumpur karena cipratan air hujan.

"Kau bisa sakit jika menangis seperti itu terus," ucapnya.

Gadis itu hanya menggeleng.

"Dimana keluargamu yang lain?" tanya David.

"Momy dan dady," Gadis itu menunjuk pusara yang satunya, "Mereka pergi karena aku."

David tanpa sengaja membaca nama mereka, "Kenapa mereka pergi karena kau?"

"Mereka melindungiku dari perampok," jawabnya, tangisannya tambah deras.

David mengulurkan tangannya dan membelai pipi gadis itu. Lalu menyunggingkan senyum dan membersihakan wajahnya dari rumput dan tanah. Gadis kecil itu terlihat sangat pucat.

"Bukankah itu membuktikan bahwa mereka sangat mencintaimu, hmm?" tanya David. David mengelus kepalanya pelan.

"Tapi aku menyebabkan kakakku tidak punya orang tua," ucap gadis kecil.

"Jadi bukankah sekarang kau yang harus melindungi kakakmu? Kau harus kuat dan gadis yang kuat tidak menangis," jawabnya.

Gadis itu cepat-cepat menyeka air matanya.

"Apa boleh seperti itu?" tanyanya.

"Tentu, bukankah mereka meninggalkanmu agar kau bisa bersama kakakmu?" tanya David.

Gadis itu mengangguk dan tersenyum.

David melepas jaketnya kemudian memakaikan itu pada si gadis kecil.

"Dimana rumahmu? Aku akan mengantarmu."

Gadis itu menggeleng. "Bibi dan pamanku pasti masih disini. Aku tadi hanya berlari kembali kesini saat mereka mengajakku pulang," jawabnya.

"Mereka membiarkanmu berada disini,"

"Sshtt.. Ini rahasia, tadi aku pergi tanpa memberitahu mereka. Merka pasti belum jauh dari sini."

Sadistic ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang