Buat sista and bro, Selamat Hari Raya ya (: Maaf up nya lama soalnya agak ragu buat nerbitin chap ini (kalian akan tahu kenapa kok setelah baca, aku ga ada pengalaman dengan yang soal begituan hahahaha)
Ya udahlah pokoknya selamat membaca, kalo ada yang salah di chap ini tolong kasih tahu ya :D
Sincerely, ShuiRen(Sheeva O)Sadistic Manager 30 ~ Growing Pain
There are winds of destiny that blow when we least expect them. Sometimes they gust with the fury of a hurricane,
sometimes they barely fan one’s cheek.
But the winds cannot be denied, bringing as they often do a future that is
impossible to ignore. -Nicholas SparksAlana masih memandangi foto Randolf begitu lama. Air matanya masih mengalir saat memperhatikan anak lelakinya-yang begitu mirip dengan David-berada di inkubator.
"Dia terlihat sedikit biru, selain berat badannya yang kurang, apa dia baik-baik saja?" tanya Alana.
David hanya bisa mengangguk.
"Aku ingin sekali bertemu dengannya," lirih Alana.
David mendekat dan mengelus pelan kening Alana, "Aku tahu, sayang. Tapi keadaan kalian berdua tidak memungkinkan. Bersabarlah dan semangatlah untuk sembuh, oke," ucap David lembut.
Alana kemudian menyerahkan ponsel itu pada Alexa kembali, "Aku akan mencetaknya nanti agar kakak bisa memandangi Randolf disini," ucap Alexa. Ia ikut duduk didekat David.
"Keadaan Andrea bagaimana?" tanya Alana lagi karena ia belum mendapat jawaban lengkap, ia sangat cemas.
"Ada luka di kepala dan tangan, dua jemarinya patah," jawab David.
Ada rasa bersalah dimata Alana, "Aku pasti mendorongnya terlalu keras," ungkapnya, "Dave ..."
David mengusap lagi air mata di pipi Alana, "Mmhmm.."
"Andrea pasti sangat menyalahkan dirinya. Tolong katakan padanya aku memang sedih karena Angelina tapi aku sama sekali tidak menyalahkannya. Aku takut hal ini akan mempengaruhi psikologisnya."
David mengagguk tersenyum, "Tentu saja aku akan membuat ia mengerti akan hal ini. Kau tahu, sayang, aku sangat beruntung mendapat istri seperti dirimu."
"Dan kami juga berutung mendapat kakak ipar sepertimu," lanjut Alexa.
David mengecup sebentar bibir Alana dan memperbaiki selimut Alana, "Beristirahatlah kembali."
###
David menuju ruangan Andrea ketika jam menunjukkan pukul 9 pagi. Ia tadi menunggui Alana bersama Alexa karena Maximus sudah menunggui Andrea. David membuka pintu ruangan itu dan adik bungsunya itu didapati sudah terduduk di tempat tidur dan memainkan jemarinya, gugup.
"Berhentilah memainkan jemarimu, Andrea," lirih David, ia kasihan melihat Andrea dengan keadaan yang seperti itu.
Andrea kaget dengan suara David yang begitu tiba-tiba masuk dalam jangkauan telinganya, padahal dirinya tadi tidak mendengar suara pintu yang dibuka. Andrea beringsut mundur semakin menempelkan tubuhnya pada kepala ranjang. Matanya tidak fokus seakan takut pada kakak lelakinya.
Tahu ada yang tidak beres dengan kelakuan adiknya, David berjalan cepat mendekatinya, "Dre, kau kenapa?" tanyanya.
Andrea tetap tidak mau menatapnya, malah wajahnya tertunduk. Reaksinya sama seperti kemarin. Tubuh adiknya itu bergetar tidak beraturan. David duduk di depannya dan segera meraih wajah Andrea agar ia mau menatap dirinya. Andrea menangis sesenggukan.
"Dre, kau takut padaku?" tanya David.
Andrea mengangguk cepat, "Aku menghilangkan nyawa anakmu. Dulu saat aku melukai Alana, kau mendiamkan dan mengabaikanku selama 2 bulan dan sekarang Angelina, kau mungkin takkan sudi memandang wajahku," seraknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadistic Manager
RomanceSadistic Manager (His First Love-The Planned Child) Part 32 is up: Warning: 18+ SINOPSIS HALAMAN 1 Cerita tentang gadis polos bernama Alana Itzel Hofman dan lelaki alpha David Jadyn Reagan yang merupakan manajernya. Sisi manis, tampan dan possesive...