20. Feelings

81 4 8
                                    

Masih belum cukup dibuat baper? Masih butuh asupan keuwuan? Cuss deh baca. Masih kangen sama Bintang juga, kan? Hayo jujur aja dah🤣 Okay, let's reading gengs! And be happy!🤗

••

Tentang perasaan yang sulit dijelaskan. Benarkah aku bahagia karenamu?
~~~

••

Langit sudah dikuasai kegelapan. Senja telah pergi beberapa jam yang lalu. Para bintang sudah berada di tempatnya, menemani sang rembulan di angkasa sana.

Di atas tempat tidur, Bara sudah terlelap dalam tidurnya. Sementara di sampingnya, Angkasa masih terjaga. Tubuhnya memang sudah terbaring sekitar tiga puluh menit yang lalu, namun matanya tak kunjung terpejam.

Setiap kali berusaha memejamkan matanya, selalu saja ada satu wajah yang muncul dalam pelupuk matanya. Bukan. Bukan Rain. Tapi justru Berlian yang kini tengah memenuhi pikirannya.

Kecupan yang tanpa sengaja ia berikan pada Berlian hari ini justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Saat-saat itu terus membayang-bayangi pikirannya.

'Apa yang udah gue lakuin? Bisa-bisanya gue nyium Senja kaya gitu.' Batinnya. Bukan karena menyesal.

Lihatlah, sebuah senyuman mulai melebar di bibirnya. Merasa bodoh, tak habis fikir bahkan gemas pada diri sendiri. Angkasa merasakannya.

'Gak tau kenapa gue mulai gak bisa ngendaliin perasaan gue setiap kali di deket dia.' Bingung, bahkan ia tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada perasaannya saat ini.

Jika boleh jujur, ia mulai merasakan perasaan yang aneh terhadap Berlian. Perasaan asing yang tidak dapat ia kenali dengan pasti.

'Ck, Angkasa. Lo kenapa sih?' Bertanya pada diri sendiri. Dan tentunya ia tidak mempunyai jawabannya.

••

Bintang yang bertabur satu persatu mulai pergi mengikuti sang rajanya malam. Berganti dengan mentari yang mulai muncul di ufuk timur.

Masih tentang kecupan yang sama. Padahal hari sudah berganti, namun rasanya sentuhan lembut itu masih terasa. Dan nyatanya itu berhasil mempengaruhi pagi Berlian kali ini.

'Ck, itu kan cuma kecupan biasa. Kenapa gue harus terpengaruh kaya gini? Lagian pasti dia gak ada maksud buat ngelakuin itu.' Ya, terkadang pikiran itu terlalu berlebihan seperti ini.

Tok tok* Ketukan pelan di pintu berhasil mengalihkan perhatian Berlian dan Aries yang tengah bersiap-siap. Pintu kamar yang terbuka lebar, membuat keduanya langsung mengetahui siapa pelakunya.

"Gue boleh masuk?" Izin Angkasa yang kini masih berdiri di muka pintu.

"Kalo gak diizinin juga bakal tetep masuk, 'kan?" Aries balik bertanya, atau justru ia tengah mengejek Angkasa.

Angkasa menghela nafas sembari menjatuhkan tatapan malasnya pada Aries. "Gue izin baik-baik, malah dijawab kaya gitu." Keluhnya. Sementara Aries malah bergidig tak ambil peduli.

"Jadi, boleh gak nih gue masuk?" Angkasa kembali bertanya.

"Masuk aja, Angkasa." Berlian yang mengizinkan.

Angkasa tersenyum senang karenanya. Segera ia langkahkan kakinya memasuki kamar Berlian dan Aries. Langkahnya langsung menuju posisi Berlian yang tengah duduk di tepi tempat tidur.

Berlian harus menengadahkan kepalanya saat harus menatap Angkasa yang berdiri tepat di hadapannya. Berlian memasang wajah datar, sementara Angkasa menampilkan senyuman lebar nan manis di bibirnya.

Angkasa BerlianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang