56. Calon

59 3 14
                                    

Hai guys, kita ketemu lagi🤗 Kemaren aku nggak up, jadi sekarang ya up nya. So, let's reading, keep enjoy, and be happy!🤗

°°

Maaf bila aku memilih kembali padanya dan pergi darimu.
~~~

••

"Aurora, pacar lo nyariin tuh di depan." Ujaran itu membuat gadis pemilik iris mata berwarna coklat gelap itu refleks menghentikan pergerakan dalam pekerjaannya. Ia tertegun, tatapan tajamnya langsung melayang pada sang pemilik suara.

"Heh? Pacar? Siapa?" Aurora bertanya pada gadis pemilik rambut bergelombang itu—Sevia, teman sebangku Aurora.

Sevia tersenyum jahil, ia menunjuk arah dengan lidah yang menyentuh pipi bagian dalamnya. Penasaran, Aurora segera merotasikan pandangannya pada arah yang dimaksud Sevia. Dan alangkah terkejutnya ia saat melihat Raja yang tengah tertawa geli di depan sana.

"Ya ampun." Kakinya segera bergerak cepat menuju posisi Raja. Begitu berhadapan, dahinya tampak mengerut, bukan bingung, justru ia was-was karena ucapan Sevia baru saja. "Maaf ya, temen aku suka bicara sembarangan." Ia memohon.

Lagi, Raja tertawa geli melihat ekspresi Aurora. Tangannya bergerak meraih kepala Aurora dan mengelus rambutnya dengan lembut. "Gak papa. 'Kan calon." Katanya.

Astaga. Demi apa? Aurora terkejut, sungguh ia tak menduga Raja akan mengatakan hal itu. Sial! Bisa-bisanya ia tersipu di hadapan Raja. Secepat mungkin ia menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah menahan malu.

Namun ia gagal, Raja dapat menyaksikan perubahan wajahnya dengan jelas, dan itu membuatnya lagi-lagi tertawa gemas. Ia mengacak puncak rambut Aurora, dan gadis itu tampak mengerucutkan bibirnya karena itu. Tentu saja Raja semakin gemas melihatnya.

"Yaudah, pulang, yuk?" Raja mengajak, pun mengalihkan pembicaraan.

"Hm? Emangnya stand kamu udah selesai beres-beres?" Aurora merotasikan bola matanya pada stand di seberang sebelah kanan dari standnya, itu stand kelas Raja, dan semuanya sudah tampak rapi bahkan sudah tidak ada orang disana. Raja tak perlu lagi menjawab, karena ia yakin Aurora sudah tahu jawabannya.

Kembali menatap Raja, "Tapi stand aku masih belum selesai beres-beresnya." Ucap Aurora, dan pandangan Raja langsung terarah ke dalam, melihat beberapa orang disana yang masih sibuk membereskan barang-barang serta hal lainnya.

"Vi?" Raja justru malah memanggil Sevia. Entah apa tujuannya, Aurora pun tak mengerti.

Gadis itu menoleh, "Kenapa?" Tanyanya singkat.

"Aurora izin pulang duluan, ya?" Ucapan Raja ini membuat Aurora tertegun, bahkan tatapan tajamnya langsung melayang pada pemuda itu. "Lukanya perlu diobatin lagi." Lanjut Raja memberi alasan.

Sevia mengangguk mengerti, "Pulang aja. Udah tinggal dikit juga beres-beresnya." Izinnya.

"Good. Thank you." Ucap Raja yang langsung disambut oleh acungan jempol dari Sevia.

"Kalo udah jadian, jangan lupa PJ-nya, ya?" Jahil, mendadak Sevia menceletuk, dan pandangan Aurora langsung melebar sempurna karenanya. Sementara Raja justru malah tertawa keras, membuat wajah Aurora semakin memanas menahan malu.

Menyelesaikan tawanya, Raja kembali menatap Aurora, "Udah diizinin. Yuk, pulang?" Raja kembali mengajak.

"Bentar, aku ngambil tas dulu." Aurora langsung berlalu untuk mengambil tasnya, dan sesegera mungkin untuk kembali. "Yuk?" Ujarnya dengan tas yang sudah bertengger di bahunya.

Angkasa BerlianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang