10. I'm Sorry

68 4 30
                                    

Masih penasaran kenapa Angkasa bisa pingsan tiba-tiba? Jawabannya ada disini. So, let's reading and be enjoy it, gengs!🤗

••

Orang berkata jika cinta bisa membuat orang gila. Dan sekarang aku mengalaminya.
~~~

••

Kondisi Angkasa yang semakin melemah membuat Berlian begitu panik hingga tidak bisa berpikir dengan tenang akan membawa Angkasa kemana.

Niatnya Berlian ingin membawanya ke rumah Angkasa. Namun sial, Berlian tidak tahu dimana rumahnya. Sementara rumah sakit, ia merasa tidak memungkinkan untuk membawa Angkasa kesana. Entah kenapa Berlian merasa tidak ingin ada orang lain yang mengetahui Angkasa berada dalam kondisi seperti ini.

Hingga akhirnya, laju mobil yang dikendarai Berlian menuju rumahnya sendiri. 'Mungkin disini akan lebih baik.' Pikirnya.

Dan beruntung, kondisi rumah saat ini sedang sepi. Mentari dan Alaska sedang pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Rain. Sementara Galaksi masih belum kembali dari kampus. Hal itu membuatnya bisa bernafas lega karena bisa terhindar dari pertanyaan-pertanyaan yang enggan ia jawab.

Berlian menidurkan tubuh Angkasa pada sofa dengan sangat hati-hati. Ia mengambil posisi tepat di samping tubuh Angkasa. Ia raih kedua tangan Angkasa, menggenggamnya dan menggosok-gosok kedua tangan Angkasa demi menghangatkannya.

"Sadar, Angkasa. Pliss, buka mata lo." Berlian menepuk-nepuk pipi Angkasa demi membuatnya tersadar. Namun sayangnya Angkasa masih belum memberikan respon sedikitpun.

Berlian bergegas melakukan sesuatu. Dibukanya sepatu Angkasa kemudian menggosok-gosokan tangannya pada telapak kaki Angkasa.

"Bangun, Angkasa." Berlian terus memohon. Lirihannya terdengar sangat cemas.

Berlian berdecak kesal saat usahanya tidak membuahkan hasil sedikitpun. Ia segera berlari menuju kamar dan kembali dengan membawa minyak angin dan segelas air putih.

Berlian kembali duduk di samping Angkasa. Disodorkannya minyak angin ke arah hidung Angkasa, mencoba membuat Angkasa menghirup aroma hangatnya.

"Buka mata lo, Angkasa. Jangan bikin gue panik kaya gini." Mohon Berlian semakin panik.

Seolah tahu penyebab yang membuat kondisi Angkasa menjadi seperti ini, dalam setiap lirihannya tak pernah sekalipun ia bertanya kenapa semua itu bisa terjadi. Berlian hanya terus meminta Angkasa untuk segera membuka matanya kembali.

Butuh waktu hampir sepuluh menit bagi Berlian untuk berjuang menyadarkan Angkasa. Hingga akhirnya usahanya mulai membuahkan hasil. Angkasa mulai terusik dari pingsannya dan membuka matanya kembali.

'Syukurlah, ya Tuhan.' Akhirnya Berlian bisa menghela nafas lega kembali setelah sempat dilanda ketegangan yang luar biasa.

"Sshh..." Angkasa mendesis dengan suara berat, tanda rasa sakit dan pusingnya masih bertahan.

Berlian membantu Angkasa yang akan beringsut duduk. "Minum dulu," Ujar Berlian sembari menyodorkan air putih pada Angkasa. Tanpa penolakan, Angkasa segera meneguknya dengan bantuan Berlian.

Angkasa terus memegangi kepalanya yang terasa masih sangat pusing. Selama hidup, mungkin Angkasa baru merasakan pusing kepala yang efeknya hingga seperti ini.

"Angkasa, lo gak papa, 'kan?" Tanya Berlian cemas.

Sejenak Angkasa terdiam, berusaha mengendalikan dirinya sendiri. "Gue gak tau, Senja. Kepala gue rasanya pusing banget." Jawabnya sembari terus memijit keningnya, agar pusing di kepalanya cepat pergi.

Angkasa BerlianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang