29. Tak Seutuh Dulu

78 6 27
                                    

Siapkan emosi plus jantung, ya. Jangan sampe air matamu ikut meluncur😂 Okay, happy reading and be enjoy!🤗

——

Terlalu dalam. Hingga tanpa sadar kini cinta itu sudah terbagi.
~~~

••

Duduk di kursi taman, beberapa kali iris mata berwarna coklat terang itu melirik arlojinya demi memastikan waktu. Sudah cukup lama menunggu, namun sepertinya gadis itu harus bersabar sedikit lagi.

"Aku datengnya kecepetan kali, ya." Menyadari, mungkin ini salahnya juga. Entah kenapa sebabnya, mungkinkah karena ia terlalu bersemangat untuk bertemu dengan prianya itu?

Merasa tak berhak menggerutu kesal, ia mencoba tetap setia untuk menunggu. Lagipula pemandangan taman yang indah di pagi menjelang siang ini bisa menjadi teman menunggu yang dapat membuat suasana hatinya tenang.

Berselang beberapa detik, tiba-tiba gerombolan gelembung sabun berdatangan tertuju padanya. "Heh? Siapa yang niup gelembung kaya gini?" Cukup terkejut, refleks ia berdiri.

Menyadari darimana asal sumbernya, segera ia merotasikan tubuhnya demi memastikan. Sesaat tertegun, namun segera ia menghela nafas sembari memasang senyuman manis saat menyadari siapa pelakunya.

"Anak kecil, mainannya gelembung sabun, ya?" Tajam tatapannya, namun sebenernya ia merasa sangat gemas.

Menyadari diledek, pemuda pemilik iris mata berwarna coklat gelap itu memasang senyuman melengkung ke bawah sembari mengangkat bahunya, tanda tak peduli dengan ejekan gadisnya itu.

"Gak papa. Yang penting Pelanginya Gerhana bisa senyum lagi, 'kan?" Sangkalnya membela diri. Membuat senyuman gadisnya itu semakin melebar gemas.

Beberapa saat saling menatap, Bintang segera melangkah demi memangkas jarak dari Pelangi. Fuhh!* Bintang kembali meniup cairan sabunnya hingga keluar gelembung indah dengan bergerombol.

Serasa terseret pada masa lalu, senyuman lebar nan penuh gembira merekah di bibir Pelangi saat melihat gelembung sabun yang beterbangan di sekitarnya. Sesekali ia terkekeh kecil saat memecahkan satu persatu gelembung bak anak kecil yang kegirangan dengan mainannya.

Ya, begitulah Bintang. Entah kekuatan apa yang dimilikinya, hal sederhana pun yang dilakukannya mampu menciptakan senyuman dan menghilangkan segala beban pikiran Pelangi. Dan ya, hal apapun itu, pasti akan dilakukan Bintang demi membuat Pelangi terus bahagia, meski dengan hal sekecil apapun.

"Tuh 'kan, kalo lagi senyum kaya gini jadi makin cantik." Memuji sembari memasang senyuman manis, ucapannya ini berhasil menghentikan pergerakan Pelangi.

Cukup terkejut saat kembali bertatapan dengan Bintang, rupanya Pelangi tampak tersipu malu, membuat Bintang semakin gemas melihatnya.

Karena gemas, fuhh!* Bintang kembali meniup gelembung sabunnya dan kini mengarahkannya tepat pada wajah Pelangi. Alih-alih menikmati wajah cantik Pelangi diterpa gerombolan sabun, namun justru, "Aa!" Pelangi memekik saat tanpa sengaja salah satu gelembung meletus tepat di matanya.

"Heh? Kenapa?" Langsung panik, Bintang segera bergegas mendekati Pelangi. "Kena sabunnya, ya?" Tanyanya cemas.

Pelangi mengangguk untuk membenarkan ucapan Bintang. "Perih." Lirihnya sembari mengucek matanya.

Angkasa BerlianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang