34. Satu Tapi Terbagi

71 4 5
                                    

Siap-siap nyesek di part kali ini, gengs. Let's reading and be happy!🤗

——

Maaf bila aku mengkhianatimu. Bahkan ini diluar kendali perasaan dan pikiranku.
~~~

••

Tak sabar bertemu dengan sang pujaan hati, setelah bergegas turun dari mobil, Angkasa bergerak cepat memasuki Asmara Kasih Hospital. Bahkan dengan berlari, ia menelusuri koridor hingga sampai di ruang inap Teratai nomor 209.

Tak butuh waktu lama, Angkasa segera menarik tuas pintu hingga terbuka. Tak pelak kedatangannya langsung disambut hangat oleh wajah manis nan cantik itu. Senyuman bahagia dan penuh haru pun langsung terukir di wajahnya.

"Kak Asa?" Lembut suaranya, berhasil menghangatkan hati Angkasa dalam sekejap.

Tak kuasa lagi menahan rindu, Angkasa segera melangkah cepat untuk menghampiri. Tanpa bersuara sedikitpun, Angkasa langsung menyambar tubuh gadisnya itu dan memeluknya dengan erat.

Mendapat balasan hangat, hatinya benar-benar luluh karena haru. "Syukurlah, Tuhan." Bergumam penuh syukur, kedua mata Angkasa tertutup rapat demi mengerahkan segala perasaan yang membludak di hatinya secara bersamaan.

Rasanya cukup menyesakkan kala mengingat tubuh dalam pelukannya itu nyaris ditinggalkan nyawanya untuk selamanya. Tapi syukurlah, berkat do'a dan kekuatan cintanya, tubuh itu mampu bertahan dan bahkan kini bisa membalas pelukannya.

Beberapa saat bertahan dalam pelukan, perlahan Angkasa melepaskannya. Duduk berhadapan, tatapan keduanya langsung terikat. Tangan Angkasa bergerak cepat menakup pipi Rain, dan Rain membalasnya dengan genggaman hangat di kedua tangan Angkasa.

Penuh perasaan, Angkasa mengelus pipi Rain dengan lembut. Tak kuasa bersuara, Angkasa hanya mengungkap melalui sorotan matanya. Sehati dan langsung mengerti, Rain membalasnya dengan senyuman lembut nan menenangkan.

Bahasa cinta yang begitu dalam. Ikatan hati yang begitu erat. Sangatlah beruntung jika seseorang mendapatkan kesempatan untuk merasakannya.

Belum puas mengungkap melalui sorotan mata, wajah Angkasa perlahan bergerak mendekati wajah Rain. Menutup matanya dengan rapat, Angkasa mendaratkan kecupan lembut tepat di kening Rain dengan penuh cinta.

Ikut menutup matanya, hatinya terlarut menikmati hangatnya sentuhan cinta Angkasa saat ini. Sungguh kesempatan yang luar biasa. Setelah cukup lama berjuang antara hidup dan mati, akhirnya kini ia dapat merasakan manisnya dari hasil perjuangan kerasnya di dunia koma. Dan semakin bertambah rasa syukurnya setelah ia merasakan kembali kehangatan pria yang begitu mencintainya itu.

Terlihat begitu menenangkan, hati Melati seketika menghangat melihat putra dan putrinya itu kembali bersatu dalam tulusnya kasih sayang. Senyuman lembut terukir, rasanya sulit untuk mengalihkan perhatian dari pemandangan mengharukan itu.

Cukup lama bertahan, akhirnya Angkasa melepaskan kecupannya. Kembali membuka matanya, tesh* air mata ikut meluncur begitu saja dari pelupuk matanya.

Terkejut melihat air mata Angkasa, senyuman yang sempat hadir seketika menyusut. Segera bergerak tangannya menyentuh wajah Angkasa dan menyingkirkan air matanya yang sempat jatuh.

Angkasa BerlianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang