Yu yu yu? Siap buat baca lagi? Oke deh, let's reading and be happy guys🤗
°°
Aku memang sudah berjanji untuk melupakannya. Tapi hanya sebatas menatap, itu bukan dosa, 'kan?
~~~••
"Thank you," Galaksi berucap lembut saat Berlian menyajikan dua potong sandwich di piringnya. Tak bersuara, Berlian hanya menanggapinya dengan senyuman manis serta anggukan lembut.
Mengalihkan perhatiannya pada Alaska, "Papah mau sarapan pake apa? Sandwich atau nasi goreng?" Berlian menawarkan.
"Nasi goreng aja, nak. Biar sekalian kenyang." Alaska menjawab dengan cepat. Dengan cekatan, Berlian langsung menyajikan nasi goreng di piring milik Alaska, lengkap dengan telur mata sapi yang ia buat sendiri.
"Makasih, sayang." Ungkap Alaska manis. Kembali menampilkan senyuman lebar, "Iya, Pah." Berlian menjawab dengan tak kalah manis.
Setelahnya Berlian langsung mengambil posisi duduk di kursi yang biasa ia tempati, berhadapan dengan Galaksi. Baru saja akan menikmati sandwich miliknya, ting!* mendadak bel rumah berbunyi tanda seseorang datang.
Pintu menjadi pusat perhatian, Berlian pun bergegas bangkit untuk memastikan siapa yang mengunjungi rumahnya pagi-pagi seperti ini. "Biar Mamah aja yang buka pintunya, sayang." Mentari yang baru keluar dari dapur langsung berujar, refleks saja langkah Berlian tertahan.
Sampai di dekat Berlian, "Kamu lanjutin aja sarapannya." Ucap Mentari lembut. Mengangguk patuh, Berlian pun mengambil alih teko berisikan susu putih penuh dari tangan Mentari yang sempat dibawanya.
Menuju pintu, tuas pintu langsung ditarik dengan segera. Terbuka sempurna, wajah-wajah yang tengah menebar senyuman manis langsung menyambut pandangan Mentari.
"Assalamualaikum, Mah." Bersamaan, pemuda dan pemudi itu mengucapkan salam, kemudian satu persatu meraih tangan Mentari untuk menyalami.
"Heh? Angkasa? Rain?" Nama sang tamu disebut, ketiga orang yang tengah menikmati sarapan itu langsung tertarik perhatiannya. "Ya ampun, kamu 'kan baru pulang kemaren dari rumah sakit, nak. Kenapa sekarang malah pergi-pergian kaya gini? Harusnya kamu istirahat di rumah." Jelas, Mentari begitu peduli terhadap Rain.
Menampilkan senyuman lembut, "Rain baik-baik aja, Mah. Insya Allah udah sembuh total." Bukan sekedar ucapan dan harapan, nyatanya Rain benar-benar terlihat telah bugar kembali, tanda perawatan di rumah sakit selama dua hari kemarin telah berhasil memulihkan kondisinya.
Menghela nafas sekilas, Mentari mengelus rambut Rain dengan lembut. "Kalian udah sarapan?" Mentari bertanya, Rain dan Angkasa justru malah saling menatap. Sesaat kemudian, keduanya sama-sama menggeleng tanda mereka belum sarapan.
"Yaudah, kalo gitu sarapan bareng, yuk?" Tak berfikir banyak, Mentari langsung menawarkan. "Kebetulan hari ini Berlian yang masak, loh." Lanjutnya, dan yang disebut namanya langsung menunduk, entahlah, mungkin ia sedikit malu.
"Ayo masuk," Sebenarnya ragu, namun akhirnya Rain dan Angkasa menyetujui saat Mentari kembali mengajaknya. Keduanya sama-sama melangkah mengikuti Mentari dari belakang.
"Duduk, nak." Alaska mempersilahkan Angkasa dan Rain, dan langsung dipatuhi dengan anggukan lembut.
Tahu Angkasa akan mengambil posisi tepat di sampingnya, Berlian memilih bergegas bangkit. "Duduk, Rain." Mempersilahkan, Berlian memberikan posisinya pada Rain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa Berlian
Teen Fiction"Gerhana Berlian Season 3" Ketika Angkasa Diam-Diam Merindukan Senja-Nya "Lo harus sadar kalo sekarang gue adalah makhluk yang bukan manusia lagi. Sekuat apapun lo berontak, kita gak akan pernah bisa bersatu selayaknya pasangan normal." 'Gerhana Leo...