3. Takdir Kita

120 5 16
                                    

Penasaran siapa cowo yang mirip sama Gerhana? Beneran Gerhana atau bukan? Kalian akan tau jawabannya sekarang. So, happy reading!🤗

Takdir, tolong jangan mempermainkan perasaanku kali ini. Jauhkan dia dariku.
~~~

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••

Berlian percaya. Jika semua yang terjadi sudah tertulis di Lauhul mahfudz dengan jelas. Takdir setiap orang, bahkan setiap detiknya sudah tersusun rapi disana. Namun ia tak menyangka bahwa skenario-Nya akan membawanya pada takdir seperti ini.

Entah siapa pemuda itu, bahkan Berlian sama sekali tidak berharap bahwa dia adalah nyata. Ia sudah memohon pada Tuhan agar semuanya hanya ilusi. Keinginannya bahwa wajah itu hanya ilusi. Namun Tuhan justru memberikan kenyataan seperti ini.

Wajah yang sama, tapi jiwa yang berbeda. Bahkan dia tidak menduga bahwa semesta bisa memiliki kisah seperti ini.

"Siapapun dia. Gue yakin, dia adalah obat terbaik yang akan lo dapet. Dia yang akan bikin lo lupa kalo hati lo pernah terluka karna kepergian Gerhana."

'Siapapun dia. Gue harap itu bukan lo. Gue gak bisa kalo harus mencintai wajah yang sama tapi dengan hati yang berbeda.'

Berlian menolak ucapan yang sempat diucapkan pemuda dalam mimpinya kala itu. Sudah pasti, jika itu terjadi maka itu akan semakin sulit bagi Berlian.

"Takdir, tolong jangan mempermainkan perasaanku kali ini. Biarkan aku tenang, tanpa wajah itu. Jauhkan dia dariku." Lirih Berlian memohon.

"Lepasin, sakit! Daritadi nyubitin gue mulu." Ujaran serta diiringi tawa seseorang sukses mengalihkan perhatian Berlian.

Berlian tertegun, bola matanya nyaris membulat total saat melihat dua sosok yang memasuki kelasnya sembari bercengkrama. Lagi-lagi pemuda itu, dan seorang gadis yang berada dalam rangkulannya.

"Gue gemes sama pipi lo." Ucapnya gemas sembari terus mencubit pipi gadis dalam rangkulannya itu.

"Tapi sakit. Lepasin gak?" Pintanya sembari melepaskan tangan pemuda yang entah kenapa selalu saja senang melakukan itu padanya.

Pemuda itu tertawa keras, namun hanya sesaat hingga terpaksa harus terhenti saat tanpa sengaja pandangannya terarah pada Berlian yang kini tengah menatapnya dengan tajam. Senyumannya ikut lenyap saat menyadari Berlian yang terkejut akibat kedatangannya, terlebih dengan cara seperti ini.

'Ternyata dia sekelas sama gue?' Batin pemuda itu baru menyadari. Sejenak ia mematung menatap Berlian. Saat Berlian mengalihkan pehatiannya pada gadis di sampingnya, ia baru menyadari bahwa kini ia masih merangkul gadis itu sembari tangan sebelahnya yang masih berada di pipi gadis itu.

Segera ia jauhkan tangannya dari pipi gadis itu dan melepaskan rangkulannya. Entah kenapa, ia tampak tak tenang saat melihat tatapan Berlian yang demikian. Pandangan keduanya kembali terikat satu sama lain.

Angkasa BerlianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang