So, kalian harus bener-bener siapin jantung kalian, serikonya takut jantung kalian copot🤣 Okay, let's reading and be happy🤗
°°
Aku tidak berjanji ini akan berhasil. Aku hanya ingin belajar. Untuk mencintaimu.
~~~••
"Huuft.." Angkasa menghempaskan tubuhnya pada punggung kursi, tak lupa batinnya berucap syukur, sementara tangannya bergerak mengelus perutnya yang tampak sedikit kembung. Ah, jangan sampai sixpacknya langsung hilang karena ini.
Sementara disana, Berlian terkikik geli melihat Angkasa yang tampak kelelahan karena telah menghabiskan banyak makanan yang disajikannya. Ya, mungkin Angkasa memang tidak benar-benar menghabiskan porsi Melati, Rain dan Raja sekaligus. Namun setidaknya hari ini ia makan dua kali lipat lebih banyak dari porsi biasanya.
Berlian bangkit dari duduknya, mulai membereskan piring-piring kotor di atas meja. "Biar gue bantu," Tak ingin tinggal diam, Angkasa pun menawarkan.
"Gak usah," Namun Berlian segera menolaknya. "Lo duduk aja disini. Biar gue yang kerjain ini sendiri." Lanjutnya.
Tanpa ingin menolak, Angkasa hanya menurut saja. Lagipula, rasanya ia pun butuh sedikit waktu untuk meregangkan otot perutnya yang sedang bekerja keras mencerna makanan saat ini. Kembali ia bersandar pada kursi, memperhatikan pergerakan Berlian yang kini tengah melangkah menuju dapur.
Butuh tiga kali bolak-balik dari meja makan ke dapur bagi Berlian untuk membawa seluruh peralatan makan yang mereka gunakan untuk sarapan. Dan yang terakhir kali, Berlian tak langsung kembali lagi, cukup lama ia berada di dapur. Mungkin sekalian ia mencuci piring-piring kotor bekas sarapan baru saja.
Dengan sabar Angkasa menunggu Berlian kembali, dan akhirnya gadis itu kembali muncul dari balik pintu dapur. Di tangannya ada sebuah nampan, Angkasa bisa pastikan ada dua gelas susu yang tersaji disana.
Begitu sampai, tanpa mengatakan apapun Berlian langsung menyajikan segelas susu untuk Angkasa. Setelahnya ia kembali duduk di tempatnya dan meneguk susu miliknya sendiri. Lain dengan kemarin yang tampak malu saat kepergok meminum susu oleh Angkasa, hari ini seolah Berlian justru ingin menunjukkan pada Angkasa jika dirinya sudah terbiasa meminum susu sehabis makan.
Angkasa tersenyum lebar menyaksikan itu, terlebih saat gadis itu terus menatap dirinya dengan lekat selagi meneguk susu.
Berlian menjeda tegukannya, "Minum susunya," Lembut, ia menyuruh. Karena sejak tadi Angkasa memang tak kunjung menyentuh gelasnya dan malah fokus memperhatikan Berlian.
Mengangguk patuh, Angkasa pun meraih gelas miliknya kemudian meneguknya dengan senang hati. Dan kini beralih Berlian yang memperhatikan Angkasa, dan pemuda itu melakukan hal yang sama dengan Berlian saat meneguk susunya.
"I'm sorry." Mendadak Berlian mengungkap maaf. Angkasa pun langsung mengakhiri tegukannya.
Mengerut dahinya, tatapannya perlahan menajam. "Kenapa minta maaf?" Angkasa tidak mengerti.
"Gara-gara gue, acara ulang tahun lo jadi berantakan semalem." Berlian memperjelas ungkapan maafnya, tentu Angkasa merasa tertegun.
Angkasa benar-benar tidak menduga Berlian akan melakukan ini. Semalam Berlian begitu marah hingga tidak bisa mentoleransi penjelasan dari siapapun. Tapi mendadak pagi ini gadis itu seolah langsung sembuh dari emosinya, dan bahkan rela meminta maaf pada Angkasa pasal apa yang ia lakukan semalam.
Namun ya, tentu itu membuat Angkasa semakin merasa lega. Kembali terukir senyuman manis di bibirnya. "It's okay, Senja. Itu bukan salah lo." Angkasa memaklumi. Setidaknya ia benar-benar tenang jika Berlian tidak marah lagi padanya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa Berlian
Подростковая литература"Gerhana Berlian Season 3" Ketika Angkasa Diam-Diam Merindukan Senja-Nya "Lo harus sadar kalo sekarang gue adalah makhluk yang bukan manusia lagi. Sekuat apapun lo berontak, kita gak akan pernah bisa bersatu selayaknya pasangan normal." 'Gerhana Leo...