Pagi ya up-nya, kalo malem takut paketnya keburu sekarat🤣 So, let's reading and be happy🤗
°°
Apapun yang kulakukan itu karena aku mencintaimu.
~~~••
"Mau makan apa? Biar gue yang pesenin." Gadis bermata biru terang itu bertanya tepat saat Angkasa mendaratkan tubuhnya pada kursi bernuansa putih itu.
Angkasa sedikit menengadah demi menemukan wajah Berlian yang kini masih berdiri dan belum berniat untuk duduk. Sesaat terdiam, ia malah mengukir senyuman saat menatap Berlian. "Pengen yang manis-manis." Katanya akhirnya.
Sesaat bola mata Berlian merotasi ke atas, tanda ia tengah berfikir. "Hm? Es cappucino sama roti selai coklat?" Merekomendasikan, ia kembali menatap Angkasa. Namun pemuda itu segera menggeleng.
Dahinya mengerut, "Eum.. Terus apa dong?" Tak bisa lagi menebak, Berlian memilih bertanya kembali.
"Senyuman lo." Angkasa menyambut pertanyaan Berlian dengan cepat. Jelas gadis itu tampak tertegun karena ucapannya.
Berlian menatap Angkasa dengan tajam, sementara pemuda itu tampak berusaha menahan senyumannya yang semakin ingin melebar. Berlian bergerak mengambil posisi duduk di hadapannya, oke, dia harus siap untuk diceramahi sekarang.
Dan apa yang ia dapatkan? Tanpa diduga, gadis itu menyangga dagunya dengan kedua tangan yang bertumpu pada meja, tersenyum lebar, begitu manis hingga matanya terpejam. Benar-benar menggemaskan.
"Ah! Meleleh hati gue!" Angkasa menghempaskan tubuhnya pada punggung kursi, tangannya menekan dada seolah ingin menggenggam erat jantungnya agar tidak terlepas.
Merasa nada bicara Angkasa yang dilebih-lebihkan, Berlian kembali membuka matanya. Pemuda itu tampak terkulai lemas pada kursi, namun senyuman lebar serta ekspresinya saat ini menunjukkan dengan jelas jika ia hanya berakting.
Gemas, Berlian mencubit tangan Angkasa yang sedari tadi bertengger pada meja. Cukup keras hingga membuat pemuda itu memekik kesakitan. Namun hanya sesaat hingga berakhir dengan tawa puas.
Berlian menghela nafas dan menggeleng. Benar-benar tak habis pikir dengan tingkah Angkasa yang masih sempat-sempatnya bercanda di situasi kelaparan seperti ini.
Ya, tepat sekali. Mereka sedang kelaparan saat ini. Mereka terpaksa terlambat makan siang, dan baru akan mengisi perutnya saat jarum jam menyentuh angka dua. Sejak pagi mereka disibukkan dengan tugas menumpuk yang diberikan oleh Bu Mega. Bahkan setelah ini mereka harus segera kembali ke kelas untuk melanjutkan tugas-tugas yang tengah menunggu.
Jangan salah, itu bukan tugas untuk satu hari, melainkan tugas yang seharusnya diselesaikan dalam tiga hari. Dan Bu Mega menyuruh mereka untuk mengerjakannya hari ini hingga selesai.
Bukan tanpa alasan, selama dua hari ke depan Bu Mega akan absen dari kelas dengan alasan ada urusan keluarga. Karena tidak ingin tertinggal materi, Bu Mega memilih untuk menyelesaikannya hari ini, agar ketika masuk kembali, materi bisa langsung dilanjut tanpa harus mengejar materi yang belum terbahas.
"Serius, Angkasa. Pengen makan apa?" Berlian kembali bertanya, dan benar-benar tidak berharap jika Angkasa akan kembali bercanda.
Angkasa kembali menegakkan posisi duduknya, "Apa aja, deh. Yang penting bisa bikin kenyang. Prajurit-prajurit di dalem perut gue udah demo pengen diisi, nih." Angkasa mengelus perutnya yang kali ini mulai terdengar berbunyi dengan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa Berlian
Teen Fiction"Gerhana Berlian Season 3" Ketika Angkasa Diam-Diam Merindukan Senja-Nya "Lo harus sadar kalo sekarang gue adalah makhluk yang bukan manusia lagi. Sekuat apapun lo berontak, kita gak akan pernah bisa bersatu selayaknya pasangan normal." 'Gerhana Leo...