25. I Miss You

86 4 40
                                    

That moment. About you, Gerhana. With you, i always smile. But without you, i feel lost.

Rindu terus membawamu kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rindu terus membawamu kembali. Melupakanmu. Mungkin akan menjadi hal yang mustahil.
~~~

••

Waktu bergulir dengan begitu cepat, hingga tak terasa sudah sepekan Angkasa Berlian bersama teman sekelasnya berada di kota Jakarta untuk tugas kampusnya.

Hari terakhir penelitian di sekitar pantai nyaris telah selesai, semburat jingga di lanskap barat pun perlahan muncul dengan indah. Di tepi pantai, tepatnya di dekat bebatuan karang, Angkasa dan Berlian duduk bersampingan.

Dengan kefokusan penuh, tangan Berlian terus berkutat pada tugas terakhirnya yang hampir selesai. Sementara Angkasa, dengan kepiawaiannya mengambil gambar, ia terus menjepret hal yang tertangkap oleh lensa kameranya. Baik itu objek penelitiannya, orang yang menelitinya pun sempat menjadi sasaran kameranya, bahkan sesekali ia menangkap gambar pemandangan yang cukup indah baginya.

"Senja." Lama terdiam, akhirnya Angkasa mengucapkan sesuatu kembali.

"Hmm? Kenapa?" Berlian menyahut, meski tanpa mengalihkan pandangannya dari catatannya.

"Gue suka." Ungkap Angkasa menyambut sahutan Berlian.

"Hah? Apa?!" Tersentak hebat, tatapan tajam Berlian langsung jatuh pada Angkasa hingga nyaris memelototinya.

Pandangan Angkasa ikut teralih karena pekikan Berlian. "Kenapa? Ko' gitu sih reaksinya?" Angkasa balik bertanya saat melihat wajah syok Berlian.

Dahi Berlian semakin mengerut mendengarnya, namun Angkasa justru memasang senyuman lebar. "Pemandangan senjanya indah, 'kan?" Ujar Angkasa sembari mengalihkan perhatiannya menatap mentari senja yang semakin menjingga.

Tertegun, namun akhirnya Berlian mampu menghela napas lega saat menyadari maksud kata suka yang sempat diucapkan Angkasa. Sempat ia merasa takut jika Angkasa benar-benar menyukai dirinya, 'Tapi syukurlah yang dimaksud dia itu cuma pemandangan senja.'

Senyuman manis terukir semakin indah di bibir Angkasa. Pupil mata dari iris berwarna coklat terang miliknya perlahan membesar, menandakan bahwa ia benar-benar menyukai apa yang dilihatnya saat ini.

"Udah lama gue gak nikmatin suasana senja kaya gini lagi, apalagi di pantai." Ungkap Angkasa, membuat tatapan Berlian terhadapnya semakin lekat. "Gue kangen banget ngeliat pesona senja yang indah. Dan sekarang gue seneng bisa kaya gini lagi." Lanjutnya.

"Sebegitunya lo suka sama senja?" Tanya Berlian, sementara Angkasa hanya menganggukan kepalanya, membenarkan.

"Kenapa?" Penasaran, Berlian kembali bertanya. Dan kali ini ia segera mendapatkan perhatian dari Angkasa.

Angkasa BerlianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang